***
"Mari kita lihat apa yang dia lakukan saat ini," ucap seorang gadis dengan proporsi tubuh yang tinggi dan sempurna layaknya model itu. Dia menyesap secangkir kopi yang dibuatkan oleh anak buahnya selagi menatap laptopnya. Meski hanya dengan beberapa anak buah yang tersisa dari The Bloods Gang, Kathlyn tetap akan mengawasi McCann dan hal ini tidak akan membuatnya menyerah untuk balas dendam. "Pft, dasar bodoh." Kathlyn tertawa sendiri.
Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu ruangannya. Seorang gadis masuk dengan hati-hati lalu berdiri di hadapan Kathlyn tanpa mengatakan sepatah katapun. Dia masih mencoba mengumpulkan keberaniannya.
"Rachel Brown, selamat." Shay menatap Kathlyn kebingungan. "Ah maaf, maksudku untuk keberhasilanmu menjalankan misi mudah ini."
"Mudah?" tanya Rachel pada dirinya sendiri sambil berbisik supaya Kathlyn tidak mendengarnya.
"Mudah kan?" Tapi Kathlyn tetap bisa mendengarnya.
"Ah, iya mudah."
"Haruskah kita membuat sedikit keributan?" tanya Kathlyn sambil tersenyum miring.
"Kamu nggak akan membunuh Justin kan?" tanya Shay hati-hati sambil menunduk dan sedikit menatap bosnya.
"Kita lihat saja nanti. Kalau kamu nggak berniat untuk menghabisi mereka semua sebaiknya keluar saja. Atau kamu juga ingin ikut ku habisi?"
"Sungguh bukan begitu. Tapi Justin..." Shay tidak dapat melanjutkan kata-katanya lagi. Yang ingin dia katakan adalah dia masih mencintai pria itu, maka dari itu dia tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Justin.
"Kamu tenang aja, Justin akan jadi milikmu setelah semua misi ini selesai," ucap Kathlyn dengan lembut seketika setelah ia mengancam Shay. Tentu saja karena dia masih membutuhkan Shay untuk bisa memata-matai Shadow. Dan tentu saja Shay mengiyakannya karena Justin yang terpenting baginya.
***
Sore itu Alice sedang menghadap laptop miliknya. Tampaknya dia sedang menulis sesuatu seperti cerita. Ya, Alice yang tadinya merasa kehidupannya akan lancar-lancar saja setelah menikah dengan Justin dan menegaskan bahwa ia adalah miliknya, ternyata malah berbanding terbalik.
Jason yang sudah dengan sekuat tenaga melindunginya, tetap masih belum bisa melumpuhkan geng Kathlyn yang masih membuatnya resah. Gadis itu mendesah, terlihat lelah. Dia menatap ke depan, menatap lurus ke rumah Shay dari jendelanya. Walau tidak mengganggu, entah kenapa menurutnya gadis itu agak menyebalkan.
Tiba-tiba ponselnya berdering, menandakan ada sms masuk.
From: Justin
Aku akan pulang malam. Jangan menungguku, makan dan tidurlah duluan.❤
Alice hanya menjawabnya dengan singkat. Dia sudah mulai terbiasa dengan hal ini. Sebenarnya Alice agak tidak setuju jika Justin menjadi pekerja kantoran, karena dia selalu pulang malam. Alice sempat kepikiran, apa dia mencari pekerjaan saja ya? Apa yang dilakukannya setiap hari di rumah? Hanya menonton TV, memasak, bersih-bersih. Itu membosankan.
Hari sudah semakin gelap. Akhir-akhir ini Alice selalu makan malam sendiri. Dia hanya akan bertemu Justin saat pagi sebelum bekerja. Sesaat kemudian suatu Alice kepikiran sesuatu. Pasti Justin hanya akan makan malam seadanya atau bahkan tidak makan sama sekali karena lembur. Alice menuju dapur dan memasak sesuatu untuk suaminya.
Dengan senyuman yang mengembang di wajahnya, Alice berpikir bagaimana ekspresi Justin ketika menerima makanan darinya nanti. Apalagi ini hanya seadanya. Dia tidak terlalu pandai memasak tetapi setidaknya sudah berusaha. Membayangkan bagaimana dia akan mengomel jika rasanya tidak enak tapi pasti tetap akan memakannya, lucu sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovers 3 (Justin Bieber Fanfiction)
Fanfiction(Book 3 of Lovers: Justin Bieber Love Story) Walaupun akhirnya Justin dan Alice bisa bersatu, tetapi masalah dan cobaan yang menghadangnya tidak hanya sampai di sini. Kathlyn mengaku bahwa dia mengandung bayi Justin. Dan seorang gadis yang mengingat...