Prolog

85 10 12
                                    

"Kuatkan hati, sebab perpisahan itu pasti terjadi."

***

"Ha-san, aku duluan ya?"

"Yahh, padahal aku baru mau bilang sesuatu ke kamu Sa,"

Annisa (8th) mengernyit, "Memangnya Ha-san mau bilang apa?"

Tampak Harun menggeleng gugup dengan cengiran di wajahnya yang terkena sinar senja, "Ng... Ngga jadi deh," sesaat tadi ia memalingkan pandang dari Annisa dan kini ia kembali menatap gadis yang lebih muda 5 tahun darinya itu, "Besok aja,"

"Yakin?" Annisa berusaha memastikan, mengingat betapa plin-plan sepupunya yang satu ini. Berbeda dengan Mikoto yang kalau sudah bilang 'A' maka 'A' lah yang akan dilakukan.

"Iya, Sa, yakin!" kini Harun berseru tapi pipinya masih terlihat bersemu, "Ah, tapi kamu janji ya!"

Annisa tergelak pelan lalu mengangguk ringan pada Harun, "Iya, Ha-san, aku janji besok—"

"—ketemu lagi!" sambung Harun dengan mantap dan keyakinan yang teramat sangat terlihat dari raut wajahnya.

Sedangkan Annisa hanya bisa mengangguk dan melempar senyum pada Harun setelah sebelumnya memberi lelaki itu seuntai salam,

"Assalaamu'alaikum,"

Salam yang kemudian dijawab oleh Harun sambil memandangi gadis kecil itu melangkah meninggalkannya, "Wa'alaikumussalaam,"

•••

Maka kemudian, waktu terus berjalan dengan jarum penanda yang senantiasa berputar tanpa kenal lelah,dan akhirnya janji itu hanya menjadi janji.

Mereka, Annisa dan Harun belum pernah bertemu sama sekali, bahkan setelah 10 tahun terlewati.

***

Jadi ini tu prolog yang baru, moga tertarik buat baca kelanjutannya yaa!

Kalo ada kesalahan penggunaan kata, typo atau semacamnya mohon dimaafkeun, ku ini manusia heung... Dosaku melimpahhh

Dann... Makasi udah baca prolog ini, moga suka dan mau baca kelanjutannya yes?

Silahkan vote dan comment kalo memang suka hehehe...

In syaa Allah ketemu di apdetan selanjutnya ya!

Jazakamullah khayran...

   —Humma

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang