Prolog

642 84 5
                                    

Guys, ini kali pertama saya menulis fanfiction di wattpad. Mohon kerjasamanya, ya.
.
.
.
.

"Hoi, kau yang disana! Bisa ambilkan bolanya tidak?!" sebuah suara teriakan yang keras tiba-tiba saja terdengar di telinga Yoongi, meski dia mengenakan earphone besar yang menutupi kedua telinganya, teriakan itu tetap cukup keras untuk menembus earphone yang dikenakannya.

Ujung matanya melirik pada sebuah bola kaki yang menggelinding, tak jauh darinya. Gerakan bola itu semakin perlahan setiap detiknya, sebelum akhirnya berhenti tak jauh dari tempat Yoongi berdiri saat ini. Ya, dia baru saja akan pulang, ini sudah sore dan bell pulang sudah berdering satu jam yang lalu.

Teringat akan teriakkan seseorang sebelumnya, akhirnya Yoongi menghela napas dan berjalan untuk mengambil bola itu. "Bisa cepat tidak, sih?! Mengambil bola saja kau lama sekali, dasar cupu!" suara itu terdengar lagi, tetapi kali ini cukup menyebalkan hingga Yoongi nyaris saja mengeluarkan umpatannya. Dengan bola sepak di tangannya, pemuda bertubuh mungil itu menatap ke asal suara; di sana berdiri seorang lelaki yang sepertinya menunggunya untuk melemparkan bola itu. Heh. Jangan harap.

Alih-alih melemparkannya pada si lelaki, Yoongi malah melempar bola itu keluar dari lapangan bola; keluar pagar. Wajah dinginnya melirik puas pada lelaki sebelumnya yang kini terlihat marah. Tapi Yoongi tidak perduli. "Lain kali, jika kau ingin meminta bantuan pada orang lain, cobalah untuk menjadi lebih sopan. Dan kau sepertinya punya kaki yang mampu untuk mengambil bola itu sendiri." tukasnya sebelum tanpa memandang lelaki itu lagi, Yoongi sudah kembali berjalan pulang.

Lelaki itu terpaku di tempatnya, cukup lama hingga ia menyadari punggung Yoongi yang nyaris hilang dari pandangannya, sudah berjalan cukup jauh. "Ha?" sebuah suara akhirnya keluar dari celah bibirnya, ia kemudian tertawa keras. Cukup untuk membungkam teman-temannya yang terlihat sama terkejutnya dengan dirinya.

"Jimin, kau tidak apa-apa?" Sebuah suara tiba-tiba saja terdengar. Jimin menoleh, itu temannya, Taehyung.

"Ya, dan kurasa kita tidak bisa melanjutkan permainan hari ini. Aku ingin pulang." Jimin berbalik, mengambil tas dan blazernya yang ia gantungkan secara sembarang di salah satu ranting pohon di pinggir lapangan, dan tanpa berkata apapun, Jimin berjalan menuju vending machine, membeli sebuah minuman ion dan meneguknya.

"Kau tak apa?" sebuah suara tiba-tiba saja terdengar dan Jimin menoleh, itu Taehyung.

"It's okay." Jimin terkekeh pelan sembari meneguk minumannya dengan rakus, "Kurasa anak cupu tadi perlu sedikit perhatianku. Hidupnya terlihat tanpa warna, bukan begitu?" ucapnya setelah menghabiskan minumannya dan melemparnya asal ke tempat sampah. "Tae, aku mau rokok."

"Dasar bedebah." umpat Taehyung dengan kekehan pelan, namja itu nampak mencari sesuatu di dalam kantung blazernya sebelum melemparkan sebuah kotak rokok beserta dengan pematiknya. "Lakukan sesukamu, Jim. Tetapi aku tidak akan ikut campur, okay?"

"Aku juga tidak memintamu untuk ikut campur, bangsat." kekeh Jimin sembari menangkap lemparan Taehyung dan mulai menyelipkan rokok tersebut di celah bibirnya, menyalakannya dan menghembuskan asapnya dengan nikmat. "Kau kenal lelaki kecil itu tadi?" tanya Jimin, kemudian melempar kembali rokok dan pematik itu pada Taehyung yang langsung ditangkapnya dengan sempurna.

"Tidak," jawab Taehyung sembari mengangkat kedua bahunya, "Tetapi jika kau menginginkan informasi darinya, aku bisa mencarikannya untukmu."

"Ah, Taehyung yang manis." Ejek Jimin yang kemudian mendapat sebuah umpatan 'bangsat' dari Taehyung.

"Tetapi bukankah kau tidak tertarik pada laki-laki? Apa pendirianmu itu sudah berubah?"

Jimin tertawa mendengar pertanyaan Taehyung yang terdengar polos baginya. "Siapa bilang aku tertarik padanya? Aku lebih suka payudara dengan dua lubang yang bisa kumasuki semauku, Tae. Aku hanya ingin memberinya sedikit pelajaran, tentang bagaimana seharusnya ia memperlakukan seorang Park Jimin."


.
.
.
.

At the End of the Rope [MinYoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang