Media: david archuleta - a little too not over you
***
Tidak biasanya Gavin seperti ini. Karena Gavin bukan tipe laki-laki yang akan galau seharian sehabis putus dengan pacarnya. Tapi tidak kali ini. Gavin terlihat desperate sehabis putus dengan Natasha.
"Lo kenapa sih? Masih banyak cewek di luar sana yang lebih cakep daripada Natasha." Ucap Aldo yang sedaritadi menemani Gavin di kantin sekolah.
Gavin menghela napasnya. "Tapi enggak ada yang sebaik dan sesabar Natasha, Do."
Aldo tau betul bagaimana hubungan Gavin dan Natasha. Karena Gavin terkadang sering curhat kepadanya.
Menurut Aldo sendiri, Natasha memang gadis yang baik hati, walaupun ia sedikit tomboy.
Natasha-lah yang bisa membuat Gavin rela tertabrak demi dirinya. Dan Natasha juga yang bisa membuat Gavin menghentikan kebiasaan buruknya, yaitu merokok.
Tapi, ada satu hal yang Aldo tidak ketahui, yaitu masalah apa yang membuat keduanya putus.
***
Gavin dan Natasha sudah berpacaran selama satu tahun lebih. Bahkan, teman satu angkatan mereka saja mengetahui perihal pacaran mereka. Mereka putus saja sampai jadi bahan perbincangan satu angkatan. Bahkan seantero sekolah.
"Nat, lo gapapa, kan?" Tanya Adelia. Sahabat karibnya Natasha.
Natasha menoleh. "Kalau maksud lo cuma gara-gara omongan anak-anak? I'm fine, Del. Gue bukan tipe orang yang peduli sama omongan orang lain."
"I know, Nat. Tapi tetep aja, gue sebel denger mereka selalu nanya apa yang bikin lo putus sama Gavin. Dan yang bikin gue makin kesel adalah... saat mereka bilang lo yang mutusin Gavin, karena ketahuan selingkuh." Adelia sangat kesal. Terlihat dari dia bicara yang sedikit menggebu-gebu. "They don't know anything about you, but they judges you like they know anything about you." Tambah Adelia.
Natasha tersenyum. Ia sangat bersyukur memiliki sahabat sepertinya. "Thanks, ya, Del. Emang cuma lo yang bisa bikin gue seneng."
***
"Shit. Kapan gue bisa berhenti mikirin Natasha?" Gavin memaki dirinya sendiri.
"Yeayyy." Karena bell pertanda segala aktifitas sekolah telah selesai, maka seluruh murid bersorak gembira.
Setelah membaca doa, tiba-tiba Gavin berlari keluar kelas. Ia menghampiri kelas 12-IPA-2, kelas Natasha.
Sesampainya di kelas, ternyata kelas sudah kosong. Gavin-pun segera turun ke lantai bawah, untuk mencari Natasha.
Gavin-pun akhirnya menemukan sesosok gadis yang ia cari. Natasha.
"Nat, tunggu." Gavin menarik lengan Natasha.
Natasha-pun terlonjak kaget. "Apaan sih, Vin. Lepasin." Natasha berusaha melepaskan tangannya. Tetapi, cengkraman tangan Gavin lebih kuat darinya.
"Lepas, Gavin. Sakit tangan gue."
"Eh? Sorry." Gavin-pun melepaskan cengkraman tangannya.
"Mau apa lo kesini?" Tanya Natasha. "Kalau enggak penting, mending lo pulang aja. Gue lagi nunggu seseorang. Dan satu lagi, gue enggak mau jadi bahan tontonan."
Saat Gavin menghampiri Natasha, murid yang baru saja akan pulang, tidak jadi pulang. Mereka justru sengaja berdiri atau duduk di kursi yang tersedia di dekat pagar sekolah untuk melihat atau mendengar perbincangan mereka berdua.
Karena tidak ingin jadi bahan tontonan, Gavin-pun menarik paksa Natasha. Membawanya ke parkiran.
"Lepas." Natasha menghempaskan tangan Gavin yang memegangnya sedaritadi.
"Nat, please maafin gue. Gue tau itu semua salah gue." Gavin menghela napasnya. "Jujur, gue enggak bisa lupain lo. Gue juga enggak ngerti kenapa. Tapi yang jelas, gue masih sayang sama lo. I can' get you off my mind, Nat."
"Vin, please, we are over now. Dan gue sendiri udah bisa lupain lo."
"Nat, tolong kasih gue kesempatan lagi. Gue janji enggak akan bikin lo sakit lagi."
"Lo tau, Vin? Lo sendiri yang sering nuduh gue macem-macem. Sampai akhirnya gue capek dengan semua itu. Gue capek dengan lo yang selalu bilang gue cewek murahan, deket sama cowok siapa aja. Gue juga capek denger lo yang selalu bilang gue selingkuh." Natasha menghentikan ucapannya. Seketika, ia teringat akan masa pacarannya dengan Gavin.
"Lo tau nggak gimana perasaan gue saat lo bilang gue ini cewek murahan? Gue sakit, Vin. More than hurt. Karena apa? Karena gue saat itu cewek lo, yang selalu ada buat lo. Tapi, lo malah bilang gue kayak gitu. Dan saat lo bilang gue selingkuh, seharusnya lo sadar siapa yang lo tuduh. Dia saudara lo, Vin. Si Genta," Natasha seperti meluapkan seluruh emosinya.
"Gue deket sama Genta sebelum kita jadian. Gue juga udah anggap Genta kayak saudara sendiri. Tapi lo, lo yang gue percaya malah nuduh gue macem-macem.
Lo tau rasanya di kecewain? Begini rasanya, Vin. Orang yang udah lo percaya setengah mati, malah nuduh macem-macem. Sakit, Vin, sakit." Natasha seperti ingin mengubur orang di hadapannya. Ia seperti sudah lelah berhubungan dengan Gavin."
"Nat..."
"Seharusnya gue yang marah sama lo. Karena lo yang sering gue liat lagi di bar sama cewek entah darimana. Karena lo yang kadang mukul gue kalau lagi emosi. Dan karena ucapan kasar lo mengenai gue. Gue yang harusnya marah, bukan lo, Gavin!"
"Gue tau, Nat. Gue emang manusia terbodoh yang ada di muka bumi ini. Gue selalu bersikap jahat ke lo. Tapi lo sama sekali enggak marah. Tapi tolong, kasih gue kesempatan buat memperbaiki semuanya. I promise."
"Kesempatan kedua memang ada. Tapi, kesempatan kedua cuma diberi ke orang yang pantas mendapatkannya, Vin. Sorry, i can't give it to you."
Natasha tau, kesempatan kedua itu harus diberikan ke macam orang seperti apa. Tapi untuk Gavin, sepertinya tidak mungkin. Karena Natasha tidak ingin mendapatkan sakit hati yang berulang-ulang kali. Cukup sekali saja.
"I regret everything i said, and no way to take it all back. I know." Ucap Gavin sambil menghela napas. "Makasih karena udah mau mengisi sebagian kenangan di hidup gue. Thanks, Nat, and i'm sorry."
Setelah itu, Gavin pergi meninggalkan Natasha. Diiringi dengan rasa penyesalan yang teramat dalam.
Ia menyesal karena selalu berperilaku kasar kepada Natasha. Padahal, Natasha selalu baik kepadanya. Gavin juga menyesal selalu menuduhnya macam-macam.
Ya, he regret everything he said, and there's no way to take it all back.
-the end-
Notes: huahhh, its been a long time i never come to wattpad, bcs hiatus guyss hehehe. And i need to finishing my last exercise a.k.a skripsi hehehe.So, today i bring my new story. Sebenernya sih ini cuma short story, dan gue bakal post beberapa new short story disini.
Semoga kalian suka sama beberapa cerita gue yaaa. Love, Vinda xx
KAMU SEDANG MEMBACA
shorty story
Short StoryBerisi sekumpulan cerita pendek yang saya karang sendiri. Enjoy :)