Marcell - Bahasa Kalbu
----⛔----
Di dalam sebuah apartemen di lantai 12 miliknya dan beberapa temannya (as known as patungan), Tahira menyandarkan tubuhnya ke sofa ruang tv ini. Pandangannya menatap ke atas, menatap langit-langit dengan satu gelas Bacardi di tangan kanannya.
"Lah, kenapa lo?"
Enda, salah satu sahabat Tahira sejak SMA yang juga memiliki hak atas apartemen yang mereka tempati, berjalan keluar dari kamarnya, dan langsung menghampiri Tahira yang terlihat jelas sedang tidak baik-baik saja.
Tahira melihat Enda.
"Udah bangun?" tanyanya.
Enda mengangguk. "Udah daritadi, cuma gue tiduran di kamar aja." katanya. "Kapan lo datengnya?"
Tahira menegakkan posisi duduknya di sofa.
"Sejam-an lah," jawabnya.
Enda ber-oh panjang. Sesaat kemudian pandangannya beralih ke botol yang terletak di atas meja kecil sebelah sofa.
"Itu apaan?" tanya Enda.
Tahira melihat ke arah yang Enda maksud, kemudian kembali melihat laki-laki itu.
"Bacardi," jawabnya.
"Ya orang bego juga tau ini Bacardi," Enda mengambil botol di atas meja kecil itu. "Lo kenapa minum?"
Enda melihat Tahira, melihat Tahira yang tersenyum kecil— tersenyum miris tepatnya— mendengar pertanyaan Enda.
"Gue resign."
Enda mengernyitkan dahinya.
"Hah?"
"Gue udah resign."
Laki-laki yang masih berdiri itu kemudian duduk di sebelah Tahira.
"Lo udah gila, Ta?" tanyanya.
Tahira tertawa kecil. "Ga kuat gue, Nda."
"Ya tapi kan kerjaan lo-,"
"Nda," Potong Tahira. "kalo lo cuma mau nasihatin gue, mending lo cabut aja."
Mendengar perkataan Tahira, Enda tersenyum kecil. Laki-laki itu mendekatkan dirinya ke sebelah Tahira yang sudah mulai mengeluarkan air matanya, dan mengelus-elus pundak perempuan di sebelahnya.
"Life is hard, right?" tanyanya pelan. "You know you have my back, Ta."
"Gue ngecewain nyokap gue," Tahira mulai terisak. "Tapi gue ga kuat, gue ga kuat, Nda."
Enda tetap diam, mengelus pundak Tahira lama, kemudian tangannya yang satu lagi mengambil gelas kaca yang dipegang Tahira, dan meminumnya.
"Masih ada botolnya lagi nggak?" tanya Enda.
Tahira menghapus air matanya, dan mengangguk pelan.
Enda tersenyum kecil. Mengelus kecil kepala temannya itu.
"Fuck that shit, Ta." katanya. "Let's just get drunk."
And that's where my story began.
Hello, Folks. I'm Tahira.
Welcome to my journal.----⛔----
YOU ARE READING
That Night Has Opened My Eyes
ChickLitAnd I hope when you see my face, you'd be reminded that for me, it isn't over. It isn't over.