Kesatu

532 74 7
                                    

"Terimakasih sudah menjadi debar, 
saat jantung lupa berdetak."

*

Seulgi bersyukur atas profesi yang dimilikinya sejak dua tahun lalu yang ia dapatkan dari seorang Dosen lamanya yang ingin menjadikan Seulgi sebagai Asistennya. Seulgi juga bersyukur, karena jabatannya itu sekarang bukan lagi sebagai asisten dosen sementara, namun sudah tetap, maka dari segi penghasilnnyapun kini Seulgi sudah mampu membeli satu unit mobil sebagai alat transportasi disetiap harinya supaya tidak menggunakan kendaraan umum atau menyusahkan adiknya lagi untuk mengantarkannya ke kampus.

Malam ini Seulgi merasa luar biasa lelah. Sekembalinya dari kampus, ia sama sekali belum memejamkan mata atau sekedar mengistirahatkan badannya atas segala aktivitas yang ia lakukan hari ini. Seperti biasa, apabila harinya begitu sangat melelahkan ia pasti akan mengunjungi sebuah kafe kopi yang letaknya tidak jauh dari kampus tempat dimana ia mengajar. Kebetulan sekali malam ini Seulgi ditemani oleh beberapa teman dekat diantaranya Wendy, Yerin dan Irene, karena biasanya tidak hanya Wendy, Yeri, dan Irene saja, namun ada Krystal, dan Joy juga. Namun karena Krystal, dan Joy memiliki acara dengan orang lain pada akhirnya mereka tidak bisa ikut berkumpul bersama Seulgi dan yang lainnya.

Seperti wanita-wanita pada umumnya yang sedang berkumpul dengan teman-teman sebayanya, mereka pasti tidak akan jauh membicarakan seputar pekerjaan hingga percintaannya masing-masing. Mengenai pekerjaan, Wendy bekerja percis seperti Seulgi yaitu sebagai asisten dosen di satu fakultas bedanya Seulgi di mata kuliah Psikologi Peserta Didik, sedangkan Wendy di mata kuliah Matematika Dasar. Lalu Yerin bekerja disalah satu Restoran Makanan Korea sebagai Cooker, Irene dan Krystal bekerja disalah satu Bank Swasta sebagai Customer Service, serta Joy masih dalam tahap mengambang antara diterima atau tidak diperusahaan asing milik teman dari om nya.

"Eh Gi, tadi gue ketemu mantan terburuk lo anjir, sama istrinya. Dia senyum dan gue pura-pura ga lihat anjir mual," ucap Krystal dengan ekpresi wajahnya yang sama percis menggambarkan apa yang diucapkannya

"Masih idup aja si Eza titisan kodok zuma dari pelosok yang tidak terdefinisi nama daerahnya? Gila, bingung gue bumi masih nerima makhluk kayak dia," sambung Wendy tidak kalah semangat ekspresi biacaranya seperti Krystal

Namun Seulgi tidak berkomentar banyak, ia hanya menjawabnya dengan sebuah senyuman yang selalu ia punya dan selalu ia bawa kemanapun. Seulgi lebih kepada tidak ikut berkomentar karena bukan hak nya lagi untuk berkomentar, sudah selayaknya hal tersebut bukan lagi urusannya maka dari itu setiap ada yang membicarakan tentang Eza, Seulgi lebih memilih untuk tersenyum dan tertawa saja.

Berbeda dari arah lain, seorang pria muda berkaus pendek serta bercelana jeans dengan hiasan topi menutupi kepala bagian atasnya sedang memperhatikan meja yang dikelilingi oleh Seulgi dan teman-temannya. Nampaknya kebisingan dari arah meja Seulgi mampu mengusik konsentrasi pria ini yang sedang asyik bermain games dari ponsel miliknya tepat dibelakang mesin kasir.

"Bang, customer lo berisik bangetsih yang sana," Ucap Chanyeol pada pemilik kafe kopi tersebut seraya menunjuk customer yang dikatanya berisik itu dengan dagunya

"Ya lo kalo mau sepi kekuburan aja sono, mereka itu pelanggan setia gue dek, yakali gue usir," jawab Suho tepat disebelah Chanyeol

"Ya elah gue juga tau mereka customer sejati lo, tapi maksud gue bukan usir juga. Yaudala sama gue aja, gapeka maksud gue lu mah bang," ucap Chanyeol menyerah pada abangnya itu seraya bangkit dari kursi yang menjadi tempat duduknya sedari tadi dan melangkah menuju meja dimana Seulgi dan teman-temannya berkumpul

Chanyeol melakukannya karena ia sudah geram sekali dengan wanita-wanita yang berkumpul di meja paling pojok disana itu, meskipun wanita-wanita disana itu sering sekali datang ketempat kafe milik kakaknya namun tidak mengurungkan niat Chanyeol untuk menasehati wanita-wanita itu. Pasalnya suara mereka sudah sangat mengganggu konsentrasinya bermain games setiap kali mereka datang ke kafe ini.

Hello, HappinessWhere stories live. Discover now