"Percayalah, Sejauh apapun jarak. Sejauh apapun hubungannya. Jika memang ditakdirkan bersama, pasti akan didekatkan. Bagaimanpun caraNya.”
*
Telah beberapa hari berlalu sejak bertemunya Chanyeol dengan Seulgi ditempat kerjanya, hingga detik sekarang Chanyeol belum bertemu lagi dengan Seulgi. Empat hari Chanyeol dengan semangatnya selalu hadir diKafe milik abangnya itu hanya untuk sekedar ingin melihat atau bahkan bertemu Seulgi. Namun sayangnya Seulgi tidak datang di jam-jam biasanya ia selalu datang ke kafe milik abangnya Chanyeol tersebut.
Chanyeol mendengus kesal. Pasalnya akhir-akhir ini ia sering sekali disuruh oleh abangnya untuk melayani pelanggan, sedangkan pelanggan yang ia tunggupun tidak tampak hadir. Chanyeol kali ini melirik abangnya itu dari sudut matanya,lalu mengeluh dalam hati.
‘Kalo ga karna mbak Bintang dan uang, gue ogah kesini Tuhan..’
Begitu keluhan Chanyeol didalam hati. Chanyeolpun menarik nafas panjang sambil memejamkan matanya dan bergegas mengikuti perintah abangnya untuk melayani pelanggan yang datang.
Langkah Chanyeol terhenti saat matanya menangkap seorang wanita yang sedang menggunakan baju berwarna pastel dengan rambut yang digerai panjang serta menggunakan sepatu dengan heels yang rendah. Dimatinya wanita tersebut dengan seksama, dan ya benar. Itu adalah Seulgi, wanita yang beberapa hari ini ditunggu kehadirannya oleh Chanyeol.“Saya duduk di pojok sana ya,” ucap Seulgi sembari menunjuk kearah tempat duduk disebelah kanan
Mendengar suara Seulgi dengan melihat tangannya yang menunjuk kearah kursi paling pojok disana, dengan cepat Chanyeol mengambil alih pesanan yang sudah Seulgi Pesan kepada karyawan dikafe tesebut.
“Umin yang ganteng, sekarang lo boleh istirahat semenit ini gue aja yag bikin dan yang nganterin ok, bro?” ucap Chanyeol kepada Umin, karyawan ditoko abangnya itu
“Ah anjir trik modus inima,” jawab umin sembari mundur mempersilahkan Chanyeol untuk mengambil alih pekerjaannya
“Hahahah udah sono lo gantian ngambilin gelas-gelas yang masih ada dimeja tuh,” suruh Chanyeol
“Sialan lu tadi nyuruh gue istirahat, sekarang nyuruh ngambilin gelas gelas kotor,” cibir Umin
“Hahahah gue denger anjir, semenit lo udah abis,” jawab Chanyeol lagi
Chanyeol detik itu seperti mendapatkan sebongkah emas yang datangnya tidak diduga-duga dan dengan segala perasaan yang ada akhirnya ia bertemu dengan seseorang yang akhir-akhir ini ia tunggu. Begitu pesanan Seulgi sudah selesai dibuat, Chanyeolpun segera mengantarkannya kemeja dimana Seulgi duduk.
Dijam-jam yang sudah tergolong kepada jam malam, Chanyeol melirik kanan dan kirinya mencari teman-teman Seulgi. Chanyeol sudah tahu betul orang-orang yang selalu menemani Seulgi datang kekafe abangnya itu, namun kali ini Chanyeol lagi-lagi tidak melihat siapa-siapa selain Seulgi disana. Ia juga tidak melihat wajah Seulgi yang fresh seperti terakhir pertemuannya tidak sengaja ditempat kerjanya kemarin. Yang dilihatya kali ini yaitu Seulgi yang tampak kacau, bulatan hitam yang melingkari area matanya, rambutnya yang bergelombang akibat ikatan karet yang sepertinya terlalu kencang ia ikat pada rambut indahnya itu.
“Waaa pantas diluar mendung, ternyata bintangnya disini,” sapa Chanyeol sembari menurunkan pesanan Seulgi diatas mejanya
Chanyeol bukan tipe orang yang gengsi untuk membuka sebuah percakapan, ia ramah terhadap siapapun. Bahkan dengan orang yang tidak dikenalpun ia bisa mengajaknya mengobrol, iya dia easy going. Maka dari itu bisa diterima menjadi pegawai disebuah Bank dibagian customer service.“Wih kamu lagi, eh ko dua gelas ya? Saya pesannya satu,” jawab Seulgi dengan menengadah kearah Chanyeol
“Iya yang satunya lagi punya saya hehehe, lah jadi ikut-ikutan bilang ‘saya’ nih. Ini kosongkan tempat duduknya?” tanya Chanyeol dengan mata ang melirik kearah kursi tepat didepan Seulgi

YOU ARE READING
Hello, Happiness
Fanfiction"Tuhan menciptakan segalanya secara berpasang-pasangan; Bumi dan Langit, Bulan dan Bintang, begitupun Aku dan kamu."