"Kayeeeeeeeee!" teriak Hallen begitu masuk kelas dan langsung memeluk badan sahabatnya.
"HALLEN? astaga kamu udah sehat?" tanya Kayela sambil membalas pelukan Hallen.
Hallen mengangguk lucu membuat rambut kuncir kudanya ikut bergerak-gerak. "Udah dong, kampus sepi pasti dua hari nggak ada gue kan?" tanya Hallen dengan gaya khasnya.
"Banget, nggak ada yang ngrusuh dan di bully!" sahut Kayela sambil memasang wajah sok judesnya.
"Anjir, eh ada berita apaan kok cewek-cewek pada heboh sendiri?"
"Oh iya aku lupa cerita kalo kemarin ada dosen yang sumpah ganteng parah!" kata Kayela dengan ekspresi wajah mupeng.
"Kalo sama mas Harrold?" goda Hallen bikin Kayela cemberut.
"Abang kamu mah nggak ada duanya, tapi percuma aja aku udah move on ke dosen ganteng!"
Hallen menatap aneh sahabatnya sebentar kemudian teriak-teriak heboh sambil kembali memeluk Kayela "Ah finally move on juga sahabat gue yang paling super ini!"
"Ih mulut kamu nih toak banget!" protes Kayela sambil melepaskan pelukan Hallen.
"Gue lagi seneng kali Kay, lo bisa move on dari mas gue!"
"I'm giving up. aku seneng liat abang lo seneng. Kalo dia sama aku, yang seneng akunya dia mah kagak. Sama aja boong, makanya aku nyerah!"
"Gitu dong baru sahabat gue, mas Harrold mah bego nggak pernah ngelihat lo. cewek cantik gini!" goda Hallen sambil menowel-nowel dagu Kayela.
"Aku mah apa atuh Len, jauh banget kalo dibandingin abang kamu. Dia udah ganteng, pinter, kaya, uh perfecto. Sementara aku? Cantik no, pinter no, kaya boro-boro, apalagi aku cuman anak sel hmmppp!" Hallen langsung
"Lo ngomong apa sih?" tanya Hallen dengan ekspresi tidak sukanya setelah melepas bekapannya. "Lo itu cantik tapi nggak pernah sadar, tampilan sederhana lo aja udah bikin cantik, apalagi kalo pake make up. Trus ya, lo juga pinter, coba kalo enggak, nggak bakal bisa dapet beasiswa di sini. Sumpah lo itu orang yang istimewa, udah dijahatin parah tapi masih mau aja berkorban buat orang jahat macam dia. Mata mas Harrold buta kali ya?"
"Astaga kamu nggak bisa lebih panjang kali lebar lagi?" tanya Kayela gemes dengerin sahabatnya yang mulai kumat cerewetnya.
"Ih gue bener kali Kay!"
"Iya-iya yang penting sekarang aku udah move on kan?"
"Iye-iye yang udah moop on!" ledek Hallen kemudian mereka tertawa.
"Hey guys, dosen rapat sampai makan siang. Hukum international tetep ada jam setengah 2!" teriak Tito si ketua kelas yang langsung bikin raut wajah ngantuk anak sekelas spontan melek dan teriak-teriak seneng. Anehnya ada satu orang yang malah jadi bete.
"Muka lo kenapa manyun gitu?" tanya Tito yang sudah duduk di depannya.
"Kampret, gue udah susah-susah bangun pagi malah jam kosong. Tau gitu ngikutin hati nurani gue buat tidur aja!" gerutu Hallen sambil meletakkan kepalanya di atas meja.
"Udah lo ikut kita rapat aja!" ajak Tito. Hallen langsung mengangkat kepalanya dan menatap Kayela yang juga merupakan anggota BEM Universitas.
"Rapat apaan?" tanya Hallen bingung, karena biasanya rapat rutin dilaksanakan cuman 1 minggu sekali kecuali bakalan ada acara. Rapat minggu ini baru saja dua hari yang lalu dialaksanakan. Meskipun Hallen bukan anggota Bem, tapi dia selalu tau berita mengenai agenda Bem Universitas, karena dia akrab dengan pengurus Bem.
YOU ARE READING
PILIHAN CINTA
Teen FictionSEKUEL DARI MY LOVELY DEVIL Cerita tentang Hallen dan Gavin. Jangan lupa Vommentnya :)