BAB VI : I HAVE A BOY, I HAVE A FRIEND. EH BOYFRIEND

259 20 0
                                    

"Pak Gaviiiiiiiin!" goda Hallen dengan suara manja.

"Hmmm!"

"Ih kok cuman hmmm!"

"Kan udah aku bilang aku sibuk, tidur sana ini udah jam 10!"

"Ih nyebelin!" sahut Hallen kemudian menutup sambungan telponnya.

Salah dia sebenarnya, Gavin sudah bilang kalo lagi sibuk mengerjakan sesuatu, tapi Hallennya tetep aja maksa buat menghubunginya. Akhirnya Gavin hanya jawab pertanyaan Hallen sepenuhnya, kadang malah Gavin tanya lagi apa yang tadi ditanyakan oleh Hallen. Membuat Hallen kesel sendiri. Hallen memanyunkan mulutnya sambil menutup wajahnya dengan bantal.

DRRRRTTTTTTT

Dengan malas Hallen melihat hpnya dan ada satu notif WA dari MyGavin. Hallen membacanya dan kemudian tersenyum sendiri.

Jangan ngambek, tidur sana besok ada kuliah pagi. I love you.

Ternyata pesan singkan dari Gavin semalam masih memberikan efek luar biasa buat Hallen. Buktinya pagi ini dia turun dari kamar dengan tingkah aneh, membuat Arsen, Hallen, Harrold, dan Harrel menatapnya serius. Untung saja Arkan kemarin sore dibawa Carrissa pulang.

"I have a boy, i have a friend, eh boyfriend. I have a boy, i have a friend, eh boyfriend!"

"Are you okay dek?" tanya Harrel dengan tatapan anehnya.

Hallen hanya tersenyum "sok manis" menurut Harrel, sambil mulai mengambil makan di depannya.

"Makan dek jangan berisik!" tegur Harrold dengan muka datarnya.

Hallen melirik Harrold kesal kemudian tersenyum sinis. "mas Harrold sih nggak pernah punya girl sama friend jadinya sinis gitu!" sahut Hallen kemudian langsung diam mengambil makan dan memakannya tanpa dia sadari bunda dan ayahnya saling menatap satu sama lain.

Hallen menyelesaikan makannya dengan lebih cepat daripada biasanya dan langsung pamit untuk berangkat. "Hallen berangkat yah, bun, mas-mas!" pamit Hallen sambil mencium tangan keluarganya satu persatu.

"Jemput Kaye dek?" tanya Arsen dan Hallen mengangguk.

"Yaudah hati-hati sayang, titip salam buat Kaye, bunda rindu dia!"

"Siap bunda!"

Hallen langsung berjan menuju garasi, masuk ke salah satu mobil yang ada di sana, kemudian mengendarai mobilnya menuju rumah Kayela. Rumahnya dan rumah Kayela tidak terlalu jauh, rumah Kayela berada di komplek perkampungan di bawah sementara rumah Hallen berada agak naik ke atas.

Hallen menghentikan mobilnya begitu melihat Kayela berdiri di depan rumah sederhana sambil memasang senyum begitu melihat mobil Hallen. Kayela langsung masuk ke dalam begitu mobil Hallen berhenti kemudian menyapa sahabatnya. "Pagi Hallen!"

"Pagiiiiiiii Kayeee!"

"Lo yang nyetir gih!" goda Hallen membuat Kayela menatapnya sinis.

"Eh mampir rumah sakit dulu ya?"

"Loh ada apa? lo sakit? Ibu? Atau Keya?" tanya Hallen khawatir.

"Bukan, kan kamu tadi nyuruh aku nyetir kan, yang ada ya kita mampir ke rumah sakit dulu!"

"IH DASAR GUE KIRA ADA YANG SAKIT!" teriak Hallen kesel.

"Habis kamu ini. Udah yuk berangkat!" suru Kayela dan Hallen menurut.

"Gimana hubungan kamu sama pak Gavin?" tanya Kayela membuat Hallen tersenyum manis.

"Oh iya gue lupa, telpon Gavin ah!" kata Hallen kemudian mengambil hpnya tepat di lampu merah dan memanggil id dengan nama mygavin, setelah itu memasang headsetnya.

PILIHAN CINTAWhere stories live. Discover now