"Kau kenapa diam Hinata?" tanya Naruto yang ingin mendapat jawaban pasti. Mendengar itu, Hinata mendongak menatap Naruto lembut lalu buliran-buliran air bening membasahi pipinya
"Ah.. Hinata jangan menangis, aku hanya__""Hinata?! Hinata apa kau di dalam?!" Kiba berteriak dari luar lift
***
"Kibaa?!" teriak Hinata dari dalam sambil terisak menahan tangisnya
"Hinata kau menangis?!" teriak Neji yang terkaget
"Dasar Narutooo!" ucap Kiba memanas dari balik lift itu*Dreeet!
Telepon milik Hinata bergetar
"Hinata, kau bisa dengar aku?!" tanya Neji panik
"Yaa" ucap Hinata terisak
"Kenapa kau menangis? Apa yang telah di lakukan oleh Naruto padamu?!" tanya Kiba yang memanas tak karuan
"I-ie, bukan karena N-naruto" ucap Hinata lalu me-loudspeaker panggilannya agar Naruto juga dapat mendengar
"Hei.. Tenang saja aku tidak berbuat macam-macam di sini" ucap Naruto menjelaskan"Hinata kau tunggu dulu ya? Sekarang liftnya sedang di perbaiki" ucap Neji. Semua teman-teman Hinata sudah berada di depan lift semua mencemaskan Hyuga dan Uzumaki itu
"Baik Ni -Saan" jawab HinataHinata menyeka air matanya lalu menarik nafas panjang di tatap nya Naruto yang sedang berusaha memencet tombol open untuk lift tersebut
Naruto menghadap kebelakang mendapati Hinata yang sudah berhenti menangis, lalu di dekatinya Hinata dan di usapnya pipi basah Hinata.
Deg!
Semburat kemerah-merahan keluar dari wajah Hinata
"Tenang saja Hinata aku ada di sini, jangan menangis lagi ya?" Naruto tersenyum mengacungkan jempolnya pada Hinata lalu kembali menghadap ke arah pintu lift dan berteriak-teriak dari dalam menjawab pertanyaan teman-temannya yang panik, dasar bodoh itu kan telepon Hinata masih menyambung kenapa harus teriak-teriak Naruto?? (Hadehh -_-")
Tak lama kemudian Naruto menghentikan aksinya, Hinata hanya terdiam di tempat tak berbicara sedikitpun"Ah.. Di sini sesak sekali, panas!" ucap Naruto melonggarkan kancing jas nya
"K-kau kepanasan N-naruto?" ucap Hinata mulai membuka mulut, lalu di tatapnya keringat Naruto yang mengucur di tepi pelipisnya
"Iya nafasku jadi sesak" ucap Naruto menyeka keringat yang mengalir banyak di pelipisnya
"J-jangan banyak bergerak N-naruto -kun" saran Hinata"Hei Naruto jangan membuka bajumu di depan Hinata!" teriak Kiba terdengar dari telepon yang masih tersambung
"Cemas sekali kau Kiba" teriak Naruto sambil mengibas-ngibas bajunya kegerahan"Berapa lama lagi?!" tanya Shikamaru pada ahli mekanik itu
"Sabar ya? Sekitar 30 menit lagi" jawab mekanik itu
"Apa?! Itu terlalu lama!!" ucap Lee yang tak sabar untuk menolong Hinata dan Naruto"Hah_hah_ Hinata nafasku sesak sekali" ucap Naruto yang mulai bersandar pada dinding lift dan memegang dadanya
"N-naruto -kun bertahanlah" lirih Hinata pelan sambil mengipaskan tangannya pada Naruto
"Ni -saan apa masih lama?!" lirih Hinata mendekatkan handphone ke bibirnya
"Tunggu sebentar lagi selesai" jawab Neji yang masih panik*Gubrak!
Tubuh atletis Naruto seketika ambruk di hadapan Hinata, lalu semuanya gelap gulita dan hening...
"Aa! Naruto -kun!" pekik Hinata yang terkaget
"Ah.. Hinata?! Hinata ada apa?!" tanya Neji semakin panik
"Ni -saan, N-naruto pingsan" jawab Hinata sambil menaruh kepala Naruto di pahanya
"Hinata, apa Naruto tadi mengalami sesak nafas di dalam?!" teriak Sakura, mengagetkan semua orang
"I-iya, tadi ia mengatakan bahwa ia ke panasan dan sesak nafas" ucap Hinata
"Hinata cepat baringkan tubuh Naruto di lantai!" teriak Sakura kencang
"Aku sudah melakukannya" Hinata mengikuti instruksi Sakura
"Buka sedikit kancing bajunya!" perintah Sakura
KAMU SEDANG MEMBACA
Amethyst Dan Biru Shafir
Fanfiction"N-naruto -kun! Aku menyukaimu!" Sepucuk surat mewakili perasaan Hyuga Hinata si gadis bermata Amethyst kepada Uzumaki Naruto si bola mata Biru Shafir Apakah mereka akan bersatu ketika Hinata harus menerima sebuah perjodohan dari ayahnya yang tidak...