"Hinata pulang sekolah nanti, seluruh clan Hyuga akan mengadakan rapat penting" ucap Neji tegas pada Hinata
"Rapat apa?" tanya Hinata
"Tentang perjodohanmu!" ucap Neji memperlihatkan mimik wajah yang serius
"Perjodohan? Bukankah itu..."
"Seluruh keputusan ada di tangan ketua (ayahmu) jadi siapapun tidak bisa menyanggahnya!" ucap Neji lugas
"B-begitukah?" Hinata menundukkan kepalanya lesu"Hmh.. Jadi begitu ya?" seseorang dari balik pintu mendengarkan percakapan kakak adik itu ia tersenyum miring lalu mengepalkan tangannya sekuat tenaga
***
"Akhh!!" Naruto uring-uringan di bawah pohon tempat biasa ia memanjakan diri saat bolos dari jam pelajaran, kepalanya sumpek penuh dengan pikiran yang sebenarnya tak perlu ia pikirkan
"Kau ini kenapa sih?" tanya Shikamaru yang juga ikut-ikutan pusing melihat lagat Naruto
"Ah.. Tidak aku tidak ada apa-apa kok, tidak ada masalah" ucap Naruto
"Kau bohong" ucap Sai spontan
"Mimik wajah dan ucapanmu tidak senada" jelas Sai singkat, mendengar itu semua yang berada di bawah pohon itu melihat ke arah Naruto
"Dasar kutu buku" ucap Naruto dengan wajah cemberut"Kutu buku" menurut buku yang pernah di baca oleh Sai adalah sebuah sebutan untuk orang yang memiliki hobby dan gemar membaca buku, tiada hari tanpa memegang buku.
"Ah.. Sudah lah aku pergi dulu" ucap Naruto yang bangkit dari duduknya
"Benarkan kau berbohong" tunjuk Sai padanya
"Hmph.. Aku tidak bohong tau!!" ucap Naruto mengerang pada Sai
"Ah.. Orang seperti Naruto jika berbohong mudah di tebak" ucap Sasuke menyulut pembicaraan
"Apa?! Akhh" Naruto menggaruk rambut jabrik kuning nya yang tidak gatal
"Terserah kalian! Aku tidak bohong!" Naruto berlari meninggalkan tempat itu"Ah.. Udara di sini lebih sejuk" ucap Naruto yang duduk di bawah pohon dimana Hinata pernah diam-diam meletakkan air minum untuknya yang sedang di hukum oleh Guy sensei, Naruto semakin teringat pada Hinata dan kini pikirannya tambah kacau dan semakin uring-uringan, di bayangkannya wajah manis milik Hinata saat terkaget dulu di balik pohon itu
"Akhh!! Aku ini kenapa?!!" ujarnya gusar lalu mengusap-ngusap rambut jabrik kunignya
Hampir satu hari penuh Naruto membolos dari jam pelajaran, ia hanya masuk pada jam pelajaran terakhir yang berdurasi sekitar 90 menit lalu pulang.
"Ini ada undangan untuk kalian, jangan lupa datang ya?" ucap Hinata pada teman-temannya yang membagikan undangan
"Wah.. Ulang tahunmu yang ke 17? Selamat ya?" ucap Temari ramah pada Hinata
"Baiklah Hinata kami pasti datang dan memberikan kado istimewa untukmu, happy sweet seventeen!" ucap Sakura mengepalkan ke dua tangannya
"Arigatou" ucap Hinata"Hinata pahlawan mu lewat!" ucap Sakura sontan membuat Hinata kaget, seluruh mata menjurus pada Naruto yang lewat di depan lapangan sambil membawa air mineral di tangannya
"P-pahlawan?" tanya Hinata
"Coba kau bisa melihat bagaimana waktu itu Naruto dengan gagah menyelamatkanmu dan menggendongmu sampai ke UKS.. Benar-benar keren!" ucap Ino semangat menggoda Hinata. Hinata hanya memalingkan wajahnya tersipu maluHinata sedari tadi menunggu seseorang dari balik pagar sekolah, ia rela untuk tidak pulang bersama Kiba dan Shino apalagi pulang bersama Neji
"Biasanya dia tidak pulang selama ini?" lirih Hinata di dalam hati dan masih setia menunggu seseorang yang spesial ituDeg!
Orang yang di tunggu-tunggu akhirnya muncul di hadapan Hinata
"N-naruto -kun !" panggil Hinata. Naruto segera menoleh ke arah Hinata yang sedari tadi menunggunya
"Hinata? Apa yang kau lakukan di sini, ayo pulang ini sudah sore bahaya jika kau lama-lama di sini" ucap Naruto. Mendengar Naruto yang begitu perhatian terhadapnya Hinata tertegun dan mematung sekian detik
"Anu.. Aku m-mau memberikan undangan ini padamu, kau jangan lupa datang ya?" pinta Hinata membungkukkan badan sembari memberi undangan itu pada Naruto
"Wah.. Kau ulang tahun ya Hinata? Hm.. Aku pasti datang" Naruto mengambil undangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amethyst Dan Biru Shafir
Fanfiction"N-naruto -kun! Aku menyukaimu!" Sepucuk surat mewakili perasaan Hyuga Hinata si gadis bermata Amethyst kepada Uzumaki Naruto si bola mata Biru Shafir Apakah mereka akan bersatu ketika Hinata harus menerima sebuah perjodohan dari ayahnya yang tidak...