Kode - 1

125 9 4
                                    

Usaha. Satu kata yang dibutuhkan seorang gadis saat ini. Untuk mendekati kakel yang super ganteng, tapi sayangnya dia kembarannya kulkas. Betapa cool nya sang pujaan hingga satu kata pun enggan dia lontarkan jika tidak begitu penting. Kemampuan dan skillnya dalam bermain basket membuat banyak wanita jatuh hati padanya. Tak luput wajah tampan yang dimilikinya menyilaukan setiap mata yang melihat ketampanannya.

Mulai dari kelas junior hingga senior, berlomba-lomba mendapatkan perhatiaan sang pujaan. Bisa dibayangkan betapa besar usaha yang dibutuhkan untuk hanya sekedar melihat senyum dan tawanya. Daffa Geraldine Wijaya, sang pujaan para wanita. Dari namanya saja sudah tergambar jelas, berasal dari keluarga konglomerat, memiliki wajah tampan yang diwariskan dari sang ayah yang ketampanannya bisa dibandingkan dengan Brad Pitt, dan kecerdasan yang dimilikinya menjadikan Daffa murid kesayangan para guru disekolahnya. Ditambah lagi Daffa masuk dalam jajaran anak famous disekolahnya.

Nasya Amelia Alndira, gadis yang saat ini sedang berusaha merebut perhatian Daffa. Segala usaha akan dilakukan Nasya demi mendapat senyuman Daffa yang memang mustahil didapatkannya. Tapi mau gimana lagi? Nasya sudah terlanjur memberikan hatinya untuk Daffa. Nasya sudah memusatkan dunianya pada Daffa, tapi dia takut. Dia takut rasa sukanya yang sudah dia berikan dengan tulus akan terbuang sia-sia.

"Hey Sya, sendirian aja lo" sapa Fara, sahabat Nasya membuyarkan lamunannya.

Saat ini mereka sedang duduk-duduk di kelas. "Hai Far, tumben cepet" jawab Nasya.

"seharusnya tuh ya lo bersyukur kalo sahabat lo ini udah berubah gak telat lagi. " oceh Fara, salah satu hobinya Fara tuh ya gini ditanyanya pake dua kata, dijawabnya pake 1000 kata.

"iya iya Far, baper mulu ah lu jadi orang" Nasya menyerah kepada sahabatnya ini, jika diteruskan obrolan mereka ini akan panjang kek gerbong kereta.

"ehm Sya, gimana sama gebetan lo, Kak Daffa?" ucap Fara sambil menyikut Nasya.

"Far, lo ga bayangin geh perjuangan gue, doi gak pekaan dia cuek banget gils. Senyum ke gue aja kagak" eluh Nasya pada sahabatnya dan berujung dengan curhat.

"jan gitu geh Sya. Nasya yang gue kenal pantang menyerah loh, semangat. Im on your side beib" ucap Fara menenangkan Nasya.

"baru kali ini lo ngomong berfaedah" goda Nasya.

"ah nyesel gue nasehatin orang kek lo" bibir Fara maju 5 cm kedepan. Melihat tingkah laku sahabatnya Nasya tertawa terbahak bahak sampai rasanya ingin keselek.

Saat Fara dan Nasya sedang bercurhat ria, suara Nana nyaring terdengar diseluruh penjuru kelas. "weh, kak Daffa weh lewat" otomatis dengan adanya teriakan super dari Nana anak anak remaja yang tadinya bergosip ria di bangku masing-masing langsung berlari kearah jendela untuk melihat sang pujaan tak terkecuali Nasya.

"yaTuhan kak Daffa ganteng banget"

"ihh gemes deh sama kak Daffa"

"udah ganteng, jago basket, pinter, mau lah gue meski dijadiin selirnya juga"

Dan masih banyak versi teriakan alay yang lainnya. Sialnya karna terlalu banyak cewe yang pengen ngeliat kak Daffa, Nasya gak bisa ngeliat meski dia udah lompat-lompat dan segala macem tetep aja gak bisa keliatan. Nasib orang pendek kali ya.

Sibuk lompat-lompat karna mau ngeliat doi, Nasya gak sadar kalo ada orang yang daritadi megangin pundak dia.

"woy" sapa orang itu.

"apasih ka?" merasa dipanggil Nasya menoleh.

"gue mau nagih uang kas" kata Raka, teman sekelas Nasya yang jahilnya gak ketulungan.

PekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang