Hujan.
Hal yang disukai sebagian orang dan yang tidak disukai sebagian yang lainnya. Hujan menghambat segala aktivitas mereka, kebanyakan orang selalu berpikir begitu. Padahal hujan adalah suatu anugerah yang diberikan Tuhan pada kita. Manusia memang selalu mengeluh.
Kini Nasya seorang diri berada dikelasnya. Bukan karna dia ingin kembali galau tetapi karna dia terhambat oleh derasnya hujan yang turun. Mungkin hanya dia seorang diri, pikirnya.
Untuk mengisi waktu luang, Nasya mengeluarkan Hpnya dan mendengarkan musik lewat hpnya itu.
"heh adek kelas" ucap seorang cewe, Tiara mantan Daffa diiringi kedua temannya -gigi dan mitha-. Cepat atau lambat ini pasti akan terjadi.
"iya kak" jawab Nasya sambil berdiri dan menyimpan kembali hpnya.
"lo yang sering ngedeketin Daffa kan? Lu kira lo siapa, Taylor swift. Berani banget deketin Daffa. Tampang gak seberapa juga" maki Tiara. Nasya dengan susah payah menahan amarah yang bergejolak didadanya.
Sabar Sya sabar, batinnya."kenapa ya kak?" tanya Nasya menahan amarah.
"nyolot banget deh. Gini ya gue kasih tau aja ke lo, jauhin si Daffa" ketus Tiara.
"kakak siapanya kak Daffa? Bukannya udah mantan? Siapapun berhak ngedeketin kak Daffa, kan kak Daffa singel. Aku juga punya hak itu" akhirnya Nasya yang sudah menahan amarahnya mati matian mengeluarkan unek-unek seketika itu tanpa berpikir apa yang akan terjadi kepadanya kemudian.
"wah, kok lu ngotak deh. Pokoknya lo jauhin Daffa, gue ga suka lo deket deket Daffa." ucap Tiara lalu pergi diikuti kedua temannya yang sedari tadi hanya menatap sinis Nasya.
"ih dasar nenek lampir. Liat aja gue pasti dapetin kak Daffa" ucap Nasya. Setelah dirinya dimaki oleh Tiara entah mengapa Nasya berambisi untuk mendapatkan Daffa. Meski itu hal yang tidak mungkin.
~~
Hari semakin sore dan hujan tak kunjung berhenti. Kini seorang gadis tengah menunggu di sebuah halte depan sekolahnya dengan kedua tangannya melipat didada dan sekali kali mengusap tangannya karna cuaca yang semakin dingin.
Hujan selalu membuatnya sedih. Sudah lama dia menunggu di sekolah hanya untuk menghilangkan masa lalunya dan hujan. Perasaannya seketika menjadi khawatir dan tanpa sadar kini bulir air mata membasahi pipi Nasya. Dia berharap agar kejadian itu tak akan pernah terjadi, tapi sudah terlambat. Hujan telah merenggut semua kebahagiannya. Kenangan yang indah itu hilang bersama derasnya hujan.
~~
Alunan lagu band terkenal mengalun indah memenuhi kamar Alif. Sekali kali Alif juga mengikuti lirik yang memang sudah dia hapal karna sedari dulu dia sudah memfavoritkan grup yang dikenal dengan sebutan One Direction.
Hampir semua lagu milik One Direction sudah ia dengarkan, namun hujan tak kunjung berhenti. Dia sangat ingin main basket dilapangan indoor sekolahnya. Sekarang kejenuhan menyerangnya, dan satuhal yang Alif inginkan hanyalah.. Seseorang.
Dengan cepat Alif menyambar kunci mobilnya dan melajukan mobilnya kesekolahnya agar dia bisa bermain basket dan dia berharap agar dia bisa bertemu Nasya, mungkin.
Sekarang Alif sudah sampai didepan sekolah, dia mengamati sekeliling mengapa begitu sepi? Kendaraan tidak ada yang lewat biasanya akan ramai dan hanya ritme hujan yang terdengar. Dia mulai meneliti sekelilingnya dengan dua mata elangnya tampa melewatkan hal sekecil apapun. Kini matanya tertuju pada seorang gadis yang melingkup di halte seperti sedang mencoba menghangatkan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peka
Teen Fiction"please kak peka dong, bisa ga kak senyum ke aku sedetik aja." lirih Nasya dalam hati. JATUH CINTA adalah kesalahan terbesar yang pernah dirasakan Nasya. Menikmati rasa sakit hati, penasaran, suka, dan gugup sudah sering kali dia alami. Terutama sa...