Meet You

7.8K 375 25
                                    

Tahun ini adalah awal dari masa kuliah Namikaze muda kita. Naruto, ya pemuda alpha ini ingin mencoba kehidupan baru di kota Konoha, sedangkan Orangtuanya berada di Suna. Kini alpha itu tengah berdiri di gedung apartemen sederhana yang akan menjadi tempat tinggalnya. Sebenarnya, agak cukup mewah dengan 1 kamar tidur,  1 kamar mandi, ruang makan dan dapur, dan 1 ruang serbaguna. Tapi ia tidak bisa menolak keinginan ibunya untuk tinggal di sini, keputusan final dari kedua orangtuanya atau ia harus tinggal di rumah kedua yang berada di Konoha. Jarak tempat kuliahnya tidak jauh cukup jalan kaki selama 20 menit.

Naruto tersenyum penuh kemenangan. "Yossha! Baiklah!", Ucapnya penuh dengan semangat. Kakinya dengan tegap memasuki gedung itu, lalu melangkah menaiki beberapa anak tangga. Apartemennya terletak di lantai dua. Nomor 12, itu pintu masuk ke dalam apartemennya. Naruto merogoh kantung celananya. Mengambil kunci apartemennya dan memasukkannya ke lubang pintu, lalu memutar kunci dan gagang  pintu itu.

Kotak-kotak kardus besar berada di mana-mana. Ruangan terlihat bersih, bahkan jendela besar yang tepat berhadapan dengan Naruto berdiri di depan pintu masuk masih belum terpasang gorden. Jendela itu juga menghubungkan ruang serbaguna dengan balkon. Senyum kembali terpasang di wajahnya dengan semangat ia mulai merapihkan barang-barangnya.

Tak terasa waktu berjalan dengan cepat. Langit yang tadinya biru muda kini menjadi hitam. Peluh bercucuran dari kepalanya.

"Haaahh... Capeknya...", Keluhnya tapi seketika wajahnya berubah menjadi puas. Kini seluruh ruangan telah ia isi dengan barang-barangnya dan tertata rapih. Naruto melirik jam digital di dinding. Jam 06.25 pm oke sekarang waktunya mandi dan makan. Mungkin makan diluar alternatif yang baik.

Kakinya melangkah masuk ke kamar mandi. Setelah 15 menit ia keluar dengan hanya menutup daerah privasinya dengan selembar handuk. Rambut kuningnya terlihat basah di tambah otot di sekitar tangan, dada, dan perut itu. Banyak perempuan beta dan omega yang rela mengantri demi mendapatkan hati Naruto.
Naruto pergi ke kamarnya tak lama ia keluar dengan kaos hitam dan jaket merah bermotif kotak bergaris hitam dan mengenakan denim biru tua. Tak lupa ia mengambil dompet dan handphone di tasnya serta kunci apartemennya.

Naruto baru keluar dari apartemennya dan hendak mengunci pintu. Tiba-tiba pintu apartemen di sebelahnya nomor 11 terbuka. Sosok yang menarik perhatian Naruto keluar dari pintu itu. Rambut hitam panjang, di mana di bagian belakang melawan gravitasi, mata hitam menenggelamkan Naruto, kulit putih susu yang terasa lembut jika di pegang dan.. Bibir polos itu berwarna agak seperti ceri merah? Hah?. Naruto memandang dengan tatapan melayang kepada sosok yang sedang berdiri di hadapannya.

"Apa yang sedang kau lihat?" Tanya orang itu ia agak risih karena di tatap dengan tatapan orang bodoh seraya melipat kedua tangannya di dadanya.

"Ah?! Ti-tidak ada.. Umm aku Naruto, Namikaze Naruto. Aku tinggal di sebelahmu, sebagai tetangga mohon bantuannya.", Ucapnya kikuk sambil mengulurkan tangan. Orang itu mengdengus.

"Uchiha Sasuke...", balas Sasuke dan menyambut tangan Naruto. Tiba-tiba seperti ada listrik mengalir diantara kedua tangan itu. Dengan cepat mereka melepasnya, keduanya terkejut.

"Ah?! Ma-maaf aku tidak bermaksud.. ", Ucap Naruto panik.

"Tidak kurasa aku yang harusnya meminta maaf, Namikaze-san.", Kata Sasuke pelan. Ia mengusap tangannya yang masih merasa aneh.

Entah mengapa panggilan 'Namikaze-san' sangat menusuk tepat di dada Naruto. "Tidak usah seformal itu, kau bisa memanggilku Naruto.", Ucap Naruto dengan senyum cerahnya.

"Hn.", Jawab Sasuke singkat. Keheningan dan kecanggungan melebur jadi satu diantara mereka. "Kalau tidak ada apa-apa lagi, permisi.", Kata Sasuke cuek dan membalikkan badan berjalan menuju tangga. Naruto masih mematung hingga Sasuke tidak terlihat lagi dari anak tangga.

Undetected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang