Hitam.. Gelap... Sunyi... Hanya terdengar gesekkan udara dengan kertas dari pintu geser itu. Terdengar pelan suara isakkan pelan dibalik pintu geser itu. Anak manis itu menangisi kepergian ibunya. Juga... Nasibnya yang ditelantarkan di rumah kerabat orang tuanya. Walau dirinya masih terbilang muda. Tapi ia anak yang pintar, tahu keadaan Ayahnya masih terguncang karena kepergian matenya, sebelah jiwanya. Sedangkan kakaknya masih tinggal bersama Ayahnya untuk mengurus Ayahnya dan beberapa dokumen untuk pemakaman ibunya.
Hiks.... Hiks.... Hiks....
Tapi kenapa hanya dirinya yang dititipkan di sini. Apakah karena dirinya adalah omega? Dirinya lebih mirip mendiang ibunya... Sehingga menyakiti hati Ayahnya?. Kenapa? Ayahnya juga tidak mau menatap dirinya. Hanya kakaknya yang mau menemani dan menghiburnya. Tapi sudah seminggu kakaknya tidak lagi mengunjunginya.
Hiks... Hiks... Hiks...
Mungkin kata kakak sepupunya benar. Keluarganya telah membuangnya. Omega tidak pernah dilahirkan di keluarga ini. Keluarganya secara diam-diam dan perlahan mengusirnya dari situ. Tapi... Setidaknya sekarang ia ingin dirinya berguna. Anak itu bertekad dirinya tidak akan menjadi omega lemah yang tidak bisa apa-apa. Air mata ini adalah air mata untuk kematian ibunya dan semangat untuk tidak menyerah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Sasuke... Dan kau siapanya?", Ucap orang misterius itu dengan nada dingin. Orang itu berhasil mengejar keduanya. Seketika tubuh Sasuke kembali menegang dalam pelukan Naruto. Naruto menoleh ke arah orang itu dan mengatup mulutnya rapat. Dengan tajam ia menatap. Naruto menguarkan aura alphanya. Instingnya menyuruhnya melindungi omeganya dari orang itu."Hmmm.... Alpha?", Kata orang itu lagi dengan nada meremehkan. Matanya juga menatap tajam kedua orang itu. "Bawa Sasuke padaku. Ada yang harus kami bicarakan.", Ucapnya lagi dengan serius.
"Tidak.", Ucap Naruto ketus. Alisnya menukik tajam. Ia makin mengeratkan pelukannya. Orang itu menaikkan sebelah alisnya, seolah-olah bertanya. "Tadi kau bertanya aku ini siapanya kan? Aku ini MATEnya".
Orang itu menekuk wajahnya tidak suka. Mata kelamnya menatap tajam ke arah Sasuke. Lalu mengarahkan tatapannya ke wajah Naruto mencari kebohongan. Nihil. Orang itu mendesah panjang. "Kau tahu Sasuke... Kali ini kau membuat masalah yang cukup besar.", Ucapnya dengan nada dingin.
"Hei apa maksudmu?! Dan siapa kau?!", Kata Naruto setengah berteriak. Ia cukup kesal dengan dirinya sendiri. Di sini, saat ini ia tidak bisa apa-apa. Hanya sebagai orang luar yang tidak tahu apa-apa. Rasanya dadanya sesak menyadari hal itu. Sasuke menundukkan kepalanya dalam diam.
"Sasuke... Kau mendengarkanku? Apa perlu—"
"JANGAN!! Obito-nii-san... Tidak.. Cukup.. Aku mohon...", potong Sasuke cepat tangannya tadi meremas baju Alphanya perlahan melepaskannya. Sasuke mengangkat kepalanya dengan alis yang menukik tajam dan mata kelamnya berlapis kaca.
"Kalau begitu... Ikut aku sekarang, ia hanya menanyakan keadaanmu, yah mungkin karena libur kemarin kau tidak kembali Sasuke.", Perintah orang itu sambil menatap Naruto tajam. Sasuke masih terdiam di sebelah Naruto.
"Kau mau membawanya ke mana?! Hah?!", teriak Naruto frustasi.
"Terserah ke mana. MEMANGNYA KAU TAHU APA HAH?! JANGAN SOK MENJADI PAHLAWAN! APA YANG KAU BISA? ITU HANYA MENAMBAH MASALAH!!" Balas Obito dengan berteriak.
"KAU KET—"
"Naru. Cukup.", potong Sasuke cepat tanpa menoleh ke arah Naruto, pandangannya kosong, dingin, dan menyayat. Naruto menoleh ke arah Sasuke. Ia menggertakan giginya dan mengepalkan kedua tangannya erat. Dan dengan cepat membuang mukanya ke sembarang arah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Undetected Love
Fiksi PenggemarKetika kesetaraan secondary sex telah terjadi dimana alpha tidak lagi di segani oleh dunia. Baik alpha, beta, dan omega adalah sama. __________________________________________________ Naruto adalah seorang alpha idaman, sebagai salah satu pewaris p...