4 : Butterfly

694 128 35
                                    


Sama seperti kupu-kupu. Jika aku menyentuhmu, aku takut kau akan pergi. Kau begitu rapuh, kau begitu manis. Aku takut, semuanya akan hilang. Aku, kau, atau kita.

***

"Jalan-jalan?"

"Di mana Jin-hyung dan Taehyung?"

"Biar kutelepon."

"Ehm..." Namjoon mengangguk. "Aku ada sebuah tempat, ya hanya seperti lapangan berumput bekas kolam renang. Tapi rumputnya sudah banyak yang mati, jadi gundul. Ada sebuah kasur tengah-tengahnya, kita bisa bersenang-senang di sana. Di kanannya ada hutan, jadi meski panas, tapi sejuk." ia mendiskripsikan tempat yang ia maksud. Setiap kali Namjoon mengajak, meskipun itu 'aneh' tapi mereka pasti tidak menolak.

Mereka belum menjawab, karena Taehyung tiba-tiba saja datang, dengan wajahnya yang ditekuk. Lalu duduk di pojok ruang, di sebelah Yoongi. Mereka semua memang hanya duduk beralaskan dinginnya keramik retak. Sepersekian detik setelahnya, Seokjin datang. Lain halnya dengan Taehyung, wajahnya tenang-tenang saja seperti biasanya.

"Ayo, apa salahnya dicoba?" Jungkook berdiri, sambil menarik Jimin.

"Ke mana?" akibat baru datang, Taehyung tidak tahu menegenai pembicaraan mereka. Begitu pula Seokjin, tapi dia tak banyak tanya dan asal ikut.

"Ayo ikut saja!" Jimin menarik Taehyung yang kelihatannya sedang asik bermalas-ria. Meski sahabatnya itu menggeleng, Jimin tetap kokoh memaksa untuk ikut. Taehyung menyerah pada akhirnya.

Tempatnya tidak jauh, kata Namjoon. Cuaca pun mendukung tujuh pria itu untuk 'bermain-main'. Cuaca yang tadinya panas tiada tara, kini meredup. Tidak panas tidak juga hujan. Bukan juga mendung. Siang ini cerah, namun tidak panas.

Mereka berjalan melewati bawah jembatan layang. Berjalan berbaris, sering Jimin menjahili yang lainnya, lalu terjadilah kejar-kejaran. Menyeimbangkan badan di atas semen yang cukup tinggi. Bermain-main ketika di jalan raya, hingga menimbulkan bunyi klakson tak hentinya terdengar. Mereka pun tertawa, tak absen untuk tersenyum. Hanya dengan bersama, mereka bisa saling berbagi senyum.

"Haha, kau bisa tersenyum asalkan kita bersama..." Jimin menyenggol tubuh Taehyung yang menahan tawanya melihat tingkah teman-temannya yang sebenarnya memalukan. Seokjin yang mendengar itu juga ikut mengejek Taehyung.

Tidak terasa, tempat yang dijelaskan oleh Namjoon tadi sudah ditapaki. Namjoon yang pertama melompat ke tempat luas tersebut, ini benar-benar persis seperti yang diuraikannya.

"Sejuk, kan?" Namjoon tertawa seraya berlari dan merentangkan tangan. Disusul oleh enam sahabatnya di belakang sambil berkejaran. Dalam barisan itu, Seokjin lah yang paling akhir.

Kasur busa itu ditelantarkan begitu saja di tengah lapang. Jungkook yang pertama kali menempatinya, selepas itu Jimin, Hoseok tidur beralaskan kaki Jungkook yang menjuntai ke tanah. Lalu Yoongi duduk bersandarkan kasur tersebut. Lalu Namjoon, Seokjin, dan Taehyung masih berjalan mendekat.

"Hei ada skyboard di sana!" Jungkook menunjuk sebuah benda di ujung tempat. Terletak sebuah skyboard yang masih lumayan bagus. Ia pun berlari menghampirinya.

"Yoongi-hyung! Ke mari aku akan mendorongmu!" antusias Jungkook. Tertarik akan hal itu, Taehyung ingin ikut juga.

"Aku juga mau! Ayo, Hyung!" ia berlari ke arah Jungkook sambil menarik Hoseok, membuntuti Yoongi yang lebih bersemangat. Jimin pun tak akan melewatkan itu.

Sementara masih tersisa dua orang di sekitaran kasur tersebut. Kim Seokjin dan Kim Namjoon. Dua pemuda sama-sama penyandang marga Kim itu hanya diam duduk di atas kasur.

I Need You [BTS FF] [Complited]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang