Matahari belum sempurna terbit ketika Leo sudah tiga puluh menit jogging berkeliling di sekitar komplek apartemen tempat tinggalnya. Seperti kebiasaan yang selalu dia lakukan di Jakarta dulu, olahraga di minggu pagi sembari mengenal lingkungannya sendiri. Apalagi sekarang dia tinggal di lokasi baru yang selalu dia angankan. Melewati taman kota yang hijau dan asri, pepohonan rindang ditata apik, sungai lebar yang luar biasa bersih dan terawat, udara segar yang menyehatkan paru-paru. Kota ini menyajikan perpaduan konsep metropolitan dengan terawatnya keindahan alam yang bisa berjalan beriringan. Sesuatu yang tidak pernah dia temukan di ibukota negerinya dulu.
Leo melihat beberapa pria dan wanita berambut pirang berpakaian olah raga melakukan jogging pagi seperti dirinya. Sebagian besar menempelkan earphone di telinga mereka. Tadinya dia juga ingin melakukan hal yang sama. Namun, mendengarkan desau angin lembut dan geliat suara dimulainya kehidupan sebuah kota ternyata cukup menyenangkan.
"Bagaimana bisa kamu gampang bergaul dengan orang kalau di mana pun berada selalu menutup diri? Diam, baca buku, dengar musik. Berinteraksi dong, sama lingkungan."
Kalimat yang sering diucapkan Nana. Yang gadis itu tidak tahu, semua lingkungan tempat Leo berada seolah sudah terbiasa dengan dirinya yang introvert. Sehingga ketika dia mencoba berinteraksi, orang-orang yang dikenalnya itu malah menatap aneh.
Napas Leo mulai terengah dan bulir keringat semakin membasahi rambut serta kausnya. Sudah satu jam dan dia memutuskan kembali ke apartemen.
Sampai di pintu masuk apartemen, dia melihat James, tetangga kamarnya baru keluar dari lift.
"Leo!" James melambai. "Kamu sudah selesai? Ah, aku telat bangun. Seharusnya kamu membangunkanku. Kita bisa jogging bersama."
"Kamu yakin ingin dibangunkan paksa setelah kulihat semalam kamu pulang dengan seorang gadis cantik?"
Tawa James pecah. "Hahaha..." Dia mendekat dan berbisik. "Yeah, she is great. Hahaha..."
Leo hanya tertawa dan geleng-geleng kepala.
"Kapan-kapan kamu harus itu ke pub langgananku. Banyak gadis cantik di sana, Leo." James mengedip jahil dan melanjutkan langkahnya keluar apartemen. "See you!"
Leo menekan tombol lantai dua belas di lift yang hanya ada dirinya. Sampai di unit apartemennya, dia menyalakan laptop, lalu bergegas mandi.
Hari liburnya yang pertama setelah seminggu bekerja di kantor barunya. Benar seperti cerita-cerita orang, pola pekerja di sini jauh berbeda dengan di Indonesia. Lebih disiplin, profesional, kerja keras, penuh integritas. Suasana kerja yang sangat pas untuk Leo karena saat di Jakarta dia sering merasa kesal dengan produktivitas karyawan yang lelet serta tidak maksimal.
Selesai mandi dan merasa segar, Leo membuat secangkir kopi, saat didengarnya suara denting laptop tanda sebuah email masuk. Dia beranjak mendekat.
from: contactcutecygna@xxx.com
Kamu resign dari kantormu? ARE YOU CRAZY??!!
Hanya kalimat itu. Kontak pertama dari Nana yang membuat senyum Leo tersungging. Dibiarkannya laptop itu tetap menampilkan halaman email tersebut saat Leo kembali beranjak ke pantry untuk menyesap kopi dan membaca koran pagi.
to be continued... (kalau mood)
YOU ARE READING
Saat Kamu Hilang dari Semestaku
RomanceBagi Leo, hilang adalah obsesinya dalam hidup. Bagi Cygna, kehilangan adalah proses dalam kehidupannya.