2. Hari pertama

4.3K 174 39
                                    

"Bangun! Bangun!" Terdengar teriakkan membangunkan dari luar kamar membuat teman sekamar Rahma bangun dan dengan cepat mengambil air wudhu.

Melihat itu, Rahma ikut mengambil air wudhu dan juga mempersiapkan alat sholat serta Al-Qur'an.

"Rah, masih lama gak?" Tanya seorang teman sekamar Rahma bernama Hasna.

Rahma yang masih bergosok gigi menjawab, "iya kalian duluan aja, gue masih agak lama."

Teman-temannya mengangguk dan pergi duluan meninggalkan Rahma yang masih bergosok gigi di kamar mandi.

***

Pukul 06:45 waktu dimana untuk para santri menambah kosa kata bahasa arab serta bahasa inggris. Dimana semua para santri berkumpul di aula dan menghapal kosa kata yang ditulis di papan tulis. Lalu setelah hafal, dua orang dua orang untuk saling bicara bahasa tersebut sampai lancar. Kegiatan itu dilakukan selama 45 menit.

Sekarang sudah waktunya para siswa melaksanakan kegiatan tazwidul mufrodat. Begitupun dengan Rahma. Ia sudah memakai kerudung sepanjang pinggul serta gamis bermotif bunga sederhana yang ia pinjam dari koprasi pesantren.

Semua santri berbondong-bondong memasuki aula sambil membawa satu buku tulis dan pensil. Walau hanya membawa alat sederhana, namun mereka membawa tempat di otaknya untuk menyimpan semua ilmu yang akan mereka dapatkan di dalam aula tersebut.

Oh iya, gedung aula antara santri laki-laki dan perempuan memang tidak dipisah. Namun ada pemisah antara tempat laki-laki dan perempuan. Pemisah itu menggunakan kain hijau yang memotong aula sehingga terpisahlah tempat laki-laki dan perempuan.

Tujuan tidak dipisahnya gedung aula santri laki-laki dan perempuan adalah, ada beberapa kosa kata yang belum santri perempuan tau dan santri laki-laki tau. Begitu pun sebaliknya, ada kosa kata yang santri laki-laki tidak tau dan santri perempuan tau. Agar ilmunya bisa di sharing. Tidak ada penghambat untuk berbagi ilmu.

Sesi menghafal dimulai, semua kosa kata yang sudah ditulis oleh santri harus dihafal dalam waktu 15 menit. Ketika waktu sesingkat itu sudah habis, ada beberapa santri yang akan ditunjuk kedepan untuk mengulangi apa yang sudah mereka hafal.

Apabila yang ditunjuk tidak hafal lebih dari dua kosa kata, maka santri sesamanya akan dikenakan hukuman. Apabila salah satu ikhwan tidak hafal lebih dari dua kosa kata, maka semua ikhwan akan kena hukuman. Walaupun hukuman itu tidak berat-berat, hanya sekedar membersihkan lingkungan sekitar asrama. Itupun dilakukan agar lingkungan tetap bersih dan nyaman. Bagaimanapun kebersihan adalah sebagian dari iman.

Awalnya santri laki-laki dahulu yang ditunjuk oleh guru untuk mengulangi kata yang sudah dihafal. Setelah itu baru santri perempuan.

"Baik, ikhwan sudah beberapa ditunjuk dan sudah hafal semua. Tinggal akhwat ya." Ucap salah satu guru didepan panggung menggunakan mic agar terdengar hingga ujung aula.

Satu akhwat sudah ditunjuk. Dan alhamdulillah ia hafal semua kosa katanya. Akhwat kedua, hafal semua. Ketiga hafal. Keempat hafal juga.

"Akhwat terakhir, itu yang lagi melamun nyender tembok."

Semua orang langsung menengok ke arah Rahma duduk. Iya, Rahmalah yang ditunjuk oleh guru. Sementara yang ditunjuk celingukan seperti anak ilang, santri perempuan yang lain gemeteran takut apabila Rahma tak hafal kosa katanya.

Rahma celingak-celinguk mencari seseorang yang ditunjuk oleh gurunya. "Iya kamu, yang lagi celingukan."

Tersadar dirinya yang ditunjuk, "oh saya?" Sambil menunjuk dirinya sendiri.

Gurunya mengangguk dan mempersilahkan.

Aduh gue belum ngafalin, batin Rahma.

Bukannya berdiri dan menumpahkan semua kosa kata yang sudah dihafal, ini malah pura-pura sibuk dengan buku dan pensilnya.

"Hei! Ayo berdiri dan ulangi kosa katanya." Ucap salah satu guru sementara yang ikut serta dalam acara tersebut.

Daripada bikin masalah, Rahma pun berdiri dengan tenang tanpa ekspresi. Walau dalam hati degdeg serr takut kena marah.

"Silahkan." Ucap guru itu lagi kemudian duduk di kursi yang tersedia.

"Hm.." Rahma hanya bergumam tak karuan mencoba mengucapkan beberapa kata yang ia lihat sekilas tadi di papan tulis sebelum dihapus.

Masih belum bergeming, guru itu mencoba memberi pertanyaan kosa kata.

"Anda apa?" Ucapnya.

Tersadar dari ocehannya Rahma menengok ke arah suara. "Saya manusia pak." Ucapnya tanpa ragu.

Semua santri yang ada di aula tertawa. Bagaimana tidak? Rahma sangat amat tidak fokus sekarang. Sehingga guru menanyakan Dimana barat, dia menunjuk ke arah utara.

Guru itu hanya menggelengkan kepala heran. Ternyata masih saja ada orang sekonyol Rahma. Padahal umurnya kini akan menginjak usia 16 tahun.

Waduu maaf kalo nambah ngawur:(

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Santri AnjayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang