Sasuke POV
Hari ini hari kedua Sakura bekerja dikantorku. Dan pagi ini, aku datang jauuuhhhhh lebih awal dari biasanya hanya untuk mencari alamat gadis cantik itu. Cantik? Tentu saja aku baru menyadarinya.
Mataku hampir terlepas saking lamanya memelototi data-data karyawan di depanku ini. Aku memutuskan mencarinya sendiri. Dari pada meminta resepsionis, yang pasti akan berakhir menjadi gossip mengerikan apalagi ketika Ino si mulut besar mendengarnya.
Oh ya, kalian pasti bertanya apa yang terjadi kemarin? Setelah kami memasuki toko pakaian dalam itu? Aku bahkan tidak yakin kalian harus mendengarnya atau tidak. Karena, aku saja sudah memotongnya dari bagian dari cerita yang entah apa maksudnya ini.
Oke, aku akan menceritakan secara singkat, padat, dan jelas agar kalian tidak terlalu meresapi penderitaan yang kualami kemarin. Tolong kirimkan bunga duka setelah kalian mendengarkan cerita yang super singkat ini.
Kemarin, jujur saja. Kemaluanku menegang, sakit, keras. Stop stop stop stop, jangan berpikir erotis dulu. Karena itu bukanlah sesuatu seperti mengajak Sakura ke ranjang, atau menungganginya secara erotis, atau memasukkan bagian- cukup! Jangan menjadi liar.
Karena kemaluanku menegang akibat dari ulah liar Sakura.Jadi kemarin, setelah kami sampai di toko pakaian dalam terkenal itu, aku bertingkah sangat baik pada Sakura. Sangat sabar memilihkan pakaian dalam yang bagus untuknya. Kupikir dia kelewat bahagia sampai tidak bisa berkata-kata, jadi aku masih terus mengoceh tentang ukuran dan motif yang cocok dengannya. Tapi kemudian prahara itu terjadi.
Kalian tahu ujung sepatu Sakura? Yang begitu lancip itu? Sebelum aku menyelesaikan ucapakanku saat itu, ujung sepatu itu mendarat dengan sangat keras di selangkanganku dan tepat mengenai juniorku. Sontak saja kami menjadi pusat perhatian.
Hah, tapi tidak apa-apa. Anggap saja itu sebagai sebuah pengalaman untuk tidak pernah mengajak seorang wanita ke toko pakaian dalam ketika kalian belum berstatus apa-apa.
Pencarianku dalam menenukan alamat Sakura masih terus berlanjut. Wah, aku bahkan tidak tahu kalau aku punya pegawai sebanyak ini. Menemukan nama Haruno Sakura di antara lautan data pegawai lainnya ternyata cukup menyusahkan. Lalu ketika aku akhirnya menemukan nama yang bersinar di mataku itu aku pun beranjak. Segera aku meletakkan buku itu dan menyambar kunci mobil.
Untuk apa?
Cuci mobil? Tentu saja menjemput Sakura!
💄👜👠👗
Mobil sport hitamku sudah terparkir manis di depan sebuah gedung apartemen tiga lantai mungil yang sedikit terlihat kumuh. Aku harus membelikan Sakura apartemen mewah setelah ini. Harus. Karena aku tidak bisa membayangkan bagaimana gadis secantik Sakura tinggal di tempat seperti ini.
Bagaimana dia bisa merawat dirinya di tempat seperti ini hingga menjadi secantik itu? Dan bagaimana jika dia tinggal di apartemen mewah? Mungkin dia akan langsung terekrut sebagai Miss Japan tahun ini. Langsung, tanpa seleksi atau semacamnya.Aku segera menegakkan posisi berdiriku yang awalnya menyender pada badan mobil ketika mendapati sosok Sakura keluar dari apartemen mungilnya mengenakan pakaian yang kubelikan kemarin. Lihat 'kan? Sudah kubilang pilihanku tidak pernah jelek. seleraku itu tinggi, tidak selera pasaran yang bisa dibanding-bandingkan dengan orang lain.
Sakura menghentikan langkahnya tepat setelah dia menutup pintu. Dan lihatlah ekspresi terkejutnya itu. Oh Tuhan, tahanlah setan dalam diriku untuk tidak menerkamnya sekarang juga.
"A-apa yang kau lakukan disini?"
Aku menaikkan alisku satu dan menyeringai nakal ketika Sakura refleks melindungi dadanya. Mungkin dia takut aku meneriakkan ukurannya, C. C cup sepertinya ukuran yang ideal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Secretaty [SasuSaku]
أدب الهواةPunya bos tampan dan kaya? Menjadi sekertaris tersayangnya? Mungkin bagi sebagian orang, mereka akan rela melakukan apapun untuk itu. Tapi tidak untuk Sakura, apalagi ketika bos itu adalah Uchiha Sasuke. Ia pikir ia akan gila sekarang . ...