Setelah kejadian itu Peak dan Boom terbaring lemah diatas tanah itu, Peak yang tak memakai sehelai kain pun mulai merasakan kedinginan.
Boom yang melihat Istrinya kedinginan pun segera berusaha mendekati Istrinya. Boom terus menahan perih yang mendera tubuhnya, ia berusaha memeluk tubuh Peak dan menghangatkan tubuh itu.
Akhirnya Boom berhasil memeluk Peak sepenuhnya, ia berusaha memeluk kekasih pujaannya itu se erat yang ia bisa.
“Sayang dekaplah aku sekuat tenagamu” ucap Boom kepada Peak.
“Dekaplah aku sampai kau remukkan tulangku, jika itu memang untuk menghangatkanmu. Maka lakukanlah sayang” ucap Boom sekali lagi.
Peak yang sedari tadi memejamkan kedua matanya, tak mampu lagi untuk membuka kedua matanya hingga tak terasa cairan bening mengalir dari kedua matanya.
Peak tak sanggup berkata- kata lagi, bibirnya terasa beku akibat udara dingin itu.
Namun badanya terasa hangat karena terselimuti oleh tubuh Boom.
Setelah beberapa lama Boom memeluk Peak begitupun Peak ia memeluk tubuh Boom dengan eratnya. Kini mereka sudah terlelap dalam tidur mereka. Sejenak mereka ingin menaruh semua pedih, perih yang sedari tadi mereka rasakan.
Sejenak mereka ingin tertidur dan melepaskan semua beban yang mereka rasakan.
Tak terasa matahari telah menunjukkan dirinya tepat ditengah.
Ya skrang sudah siang hari, namun Boom dan Peak masih saja terlelap dalam tidurnya. Maklum saja, mereka sungguh lelah akibat kejadian semalam. Sungguh untuk bangkit dari tidur saja rasanya sangat sukar.
Cahaya matahari yang amat terik, menyilaukan mata Peak yang sedang tertidur itu.
“Emm.... “ renggut Peak karna merasa tidurnya terganggu.Namun tak beberapa lama, Peak mulai mengedip- ngedipkan kedua matanya. Ia berusaha menyesuaikan cahaya disekitar ini. Disaat ia benar- benar sudah bangun, diliatnya sosok yang sedang terbaring disebelahnya.
Sosok itu tengah memeluknya dengan sangat erat, bahkan terasa untuk enggan melepaskan pelukan itu.
“Boom” ucap Peak pelan.
“Emm... “ ucap Boom merenggut.
“Boom bagaimana keadaanmu? “ ucap Peak pelan.“Tidak apa- apa ucap Boom berbohong.
“Emm... Kalau begitu, lepaskan pelukanmu. Aku ingin mengambil pakaianku dan merawat dirimu” ucap Peak lagi.
“Emm... Biarkan sejenak tetap seperti ini” ucap Boom masih memejamkan kedua matanya.
“Tapi... Boom... “ ucap Peak bingung.“Sttt.... “ ucap Boom menyuruh Peak diam.
Akhirnya Peak dan Boom tetap dalam posisi itu untuk beberapa saat. Setelah setengah jam dalam posisi itu, Peak kembali memulai obrolan dengan Boom.
“Boom” ucap Peak lagi.
“Hmm?? “ ucap Boom sambil memejamkan kedua matanya.
“Ayo lepaskan. Aku ingin mengambil bajuku” ucap Peak lagi.Dengan berat hati, Boom melepaskan pelukannya sembari menahan perih yang menyerang. Peak berusaha bangkit dari tidurnya itu.
“Arghttt...... “ rintih Peak karna merasa sakit dibagian belakangnya.
“Peak kamu tidak apa- apa? “ ucap Boom khawatir.
“Iya tidak apa- apa, kamu sendiri bagaimana? “ ucap Peak lagi.
“Aku juga tidak apa- apa” ucap Boom merintih menahan kesakitan.
Dengan menahan perih yang datang menyerang nya, Peak terus melangkahkan pelan kedua kakinya, ia berusaha mengambil ransel yang terletak tak terlalu jauh dari tempatnya awal berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOTHING =END=
RomanceCinta?? Mungkin bagi sebagian orang ini merupakan hal yang Indah. Atau mungkin ada banyak yang tak percaya dengan namanya Cinta? Jika kalian percaya akan Cinta, apakah salah jika kira mencintai orang lain? Apakah Cinta butuh pengorbanan? Hmmm... E...