Kalau diingat-ingat ini mungkin sebuah kenangan masa lalu yang tidak akan pernah kulupakan, hari dimana aku bertemu dengan lelaki bersurai putih bak salju atau mungkin lebih mengarah kewarna perak, kedua manik itu selalu menatap dalam ketika kami sedang berbicara bersama
“kagamine rin? Ah kalau begitu rin-chan, bolehkan kupanggil begitu?”
Aku tidak akan pernah melupakan apa yang dikatakannya sewaktu kami pertama kali bertemu, semua gestur tubuhnya itu selalu kuingat dengan baik dan hampir setiap detik kuingat tentangnya.
“maaf rin-chan, selamat tinggal”
Aku juga tidak akan pernah melupakan bagaimana ia mengatakan ‘selamat tinggal’
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku hanya memengangi pipi kananku yang tadi telah ditampar oleh gumi, aku tahu ia akan melakukan hal seperti ini.
“m-maaf... aku hanya—“ sesal gumi sambil memengangi tangan yang tadi ia gunakan untuk menamparku, namun aku hanya bisa memeluknya sebelum ia menyelesaikan perkataannya itu
“aku tahu.. aku minta maaf karena aku berkata ingin menyusulnya” kataku yang membuat gumi terdiam sejenak, aku tidak pernah bisa mengerti jalan pikiran anak berambut hijau terang ini, terkadang ia bisa menjadi orang yang sangat menyebalkan dan terkadang ia bisa bertindak tanpa berpikir panjang dan terkadang ia bisa bertindak seperti membutuhkan pertolongan.
“a-aku.. hanya ingin.. kau t-tetap tinggal dijepang, meski aku meninggalkanmu untuk pergi ke amerika tapi .. tapi .. aku selalu merasa disisi rin adalah hal yang paling membahagiakan, aku selalu khawatir tentang kau yang memikirkannya .... aku hanya tak ingin kau tinggalkan aku,rin” rintih gumi yang langsung memelukku dengan erat, tangannya begitu gemetar dan suaranya juga bergetar, ia sedang mengkhawatirkan aku..
“aku hanya—“
“tapii... aku sadar mungkin kau sudah bisa mulai melupakan ‘orang itu’ tapiii rin tak bisakan kau cari orang lain? Oh maksudku carilah orang yang sederajat, bukan kau menggoda anak vocaloid juga kali!!” Cibir gumi yang langsung melepaskan pelukannya itu dan .... DAN APA ITU MAKSUDNYA? Oh ayolah bukankah tadi kami sedang dalam keadaan bersedih-sedih? Bahkan ia sempat menamparku dan .. semua isakan dan sesalnya itu diakhiri oleh ... oleh sebuah CIBIRAAAN??!!!!
Aku benar-benar tidak mengerti bagaimana jalan pikiran dari gadis hijau ini, mendadak jadi peramal lah ini lah itu lah, jujur saja keberadaan si hijau ini sungguh membuatku tidak bisa tenang, tidak bisa hidup dengan damai.
“intinya.. kalau kau benar-benar menyukai si hatsune mikuo itu, lakukanlah dengan baik” sarannya yang lalu kembali mengibaskan rambut yang bahkan tidak terkibas itu,
Kau , bukannya kau tadi mencibir bagaimana perasaanku? Kau , dan kini kau malah bilang lakukan dengan baik? Sudah cukup sudah cukup.. aku malas sekali membuka mulutku untuk mengobrol dengan gadis hijau yang tidak tahu dimana rasa malu itu berada
“gumi! Jangan tiba-tiba menghilang—kau siapa?” sahut miku sang gadis twintail yang kalimatnya diakhiri dengan mempertanyakan siapa diriku “kamu tadi sama kak mikuo kan?” lanjutnya dengan nada yang menyelidik
“n-namaku—“ “namanya Kagamine Rin,miku” sela mikuo yang langsung merangkul bahuku..
Hmmm hmmm merangkul bahu katanya.. ahahaha eh? BAHUKU DIRANGKULNYA?!?!
“ah! Rin-san ya.. kau pacarnya kakakku rupanya” asal tebak si twintail tosca itu membuatku memasang wajah super datar dan sangat datar yang lalu diikuti tawa gadis hijau yang berdiri disebelahku “benar miku, dia ini pacar kakakmu, pacarnya tercinta, pffft”
KAMU SEDANG MEMBACA
Love? Hate?Idiot!
Fanfic"Bertukar tempatlah denganku,Rin" Sebuah permintaan konyol adik kembar, membuat nasib Rin diputar 180 derajat. 1 bulan disekolah khusus lelaki!? Bagaimana si jenius rin itu mengatasi para idiot yang disebut lelaki? Akankah rin jatuh pada salah satu...