[t]

6.1K 941 24
                                    

"Siapa Liy?" tanya Chanyeol.

Fyi, dia belum pulang, katanya sih mau nginap di sini. Lagian ini juga sudah jam 21.00 malam, jadi dia malas kalau harus nelfon supir rumah.

Padahal kan naik grab saja juga bisa ya? Atau suruh ngantar Pak Yixing.

Suka-suka Chanyeol saja lah 😂

Gue ngangkat bahu gue pertanda nggak tahu siapa orang di seberang sana yang nelfon gue malam-malam seperti ini.

Nggak butuh waktu lama, gue langsung mengangkat telfon itu. Bukan diangkat dalam artian lain, maksudnya gue jawab.

"Halo."

"Iya halo. Siapa ya ini?"

"Apa benar ini dengan Nona Liya? Anaknya dari Ibu Irene dan Bapak Suho?"

"Iya benar, Pak. Ini siapa ya?"

"Kami dari pihak bandara, Non."

Lah pihak bandara? Mau ngapain segala nelfon gue?

Jangan-jangan Papa Suho belum lunasin tiket pesawat yang gue tumpangi tadi?

Tapi, masa iya sih?

Kan duitnya Papa Suho banyak. Ya kali dia belum lunasin uang tiket kita berempat?

"Ada perlu apa ya?" tanya gue ragu-ragu.

"Saya mau memberi kabar kepada nona. Tapi nona harus sabar ya."

Apaan sih ah?

Bikin penasaran ae.

"Ada apa ya mbak?" tanya gue ke orang itu.

Dari suaranya sih kayak cewek makanya gue panggil mbak, masa iya gue panggil mas?

Gak lucu tq.

"Jadi begini non, ibu Irene dengan melakukan perjalanan dari Korea ke Jepang mengalami kecelakaan tadi sore sekitar pukul 5."

"Pihak dari bandara Korea baru saja menghubungi kami. Dan keadaan ibu Irene tidak bisa diselamatkan."

Deg!

Jantung gue gak karuan setelah mendengar perkataan orang diseberang sana.

"Mbak.. mbak gak salah orang kan?" tanya gue sambil mengusap air mata gue yang udah mulai berjatuhan.

"Lo kenapa Li?" tanya Chanyeol yang langsung mengambil alih handphone gue.

"Halo."

"..."

"Mbak gak salah sambung kan?"

"..."

"Iya baiklah, terima kasih atas informasinya," kata Chanyeol mengakhiri panggilan tersebut.

"Itu cuma bohong kan Yeol? Mama gue masih hidup kan?" gue udah mulai terisak.

"Li, lo yang sabar ya. Ini mungkin udah jalan yang dibuat sama Tuhan buat kita semua."

Chanyeol ngambil tubuh gue dan dibawa ke pelukannya. Yang gue lakuin sekarang cuma bisa nangis.

Nangis, nangis dan nangis.

"Liya lo apain Yeol?" tanya Sehun yang gak tau kapan munculnya.

Soalnya kan gue nangis. Jadi gue gak ngurusin orang-orang. Ngurus diri sendiri aja udah susah ini 😢

Ditambah lagi berita tadi 😢😢😢

"Tante Irene Hun," Chanyeol menggantungkan kalimatnya.

Mendegar nama mama ngebuat gue semakin terisak.

Gue masih belum siap ditinggalin sama mama. Apalagi selamanya kayak gini. Jujur gue gak siap sama sekali.

"Mama Irene kenapa Yeol? Dia kan lagi di Jepang," kata Sehun yang suaranya udah naik 1 oktaf.

"Dia udah ninggalin kita semua Hun," kata Chanyeol akhirnya.

Air mata gue semakin mengalir deras. Gue masih belum bisa menerima kenyataan pahit ini. Kenapa mesti mama gue bukan yang lain aja?

Sesayang itukah Tuhan sampai-sampai mengambil mama secepat ini?

Gue gak bisa berfikir jernih untuk saat ini. Gue terlalu rapuh buat semua ini.

Gak lama kemudian gue denger hp Sehun yang bunyi. Mungkin itu telfon dari papa Suho.

"Halo pa."

Bener kan dugaan gue apa?

"..."

Pasti papa Suho lagi ngasih kabar soal mama Irene.

"Iya pa, Sehun udah tau. Papa yang sabar ya. Kita disini juga sedih pa atas kepergian mama Irene."

Gue melirik Sehun sekilas.

Tampak dia berusaha buat nahan air matanya supaya gak jatuh saat ini juga.

"..."

"Dia sekarang lagi ditenangin sama Chanyeol kok pa."

Sehun melihat sekilas ke arah gue lagi kemudian melanjutkan aktivitas menelponya.

"..."

"Iya pa. Sehun pasti bakal jagain Liya sampai papa dateng kok."

"..."

"Hati-hati pa," tutup Sehun.

Setelahnya Sehun duduk disamping gue dan ikut nenangin gue.

"Sabar Li, gak cuma lo yang sedih. Kita disini juga ikut ngerasain sedihnya." Sehun ngusap punggung gue memberi sedikit ketenangan tersendiri buat gue.

Sementara gue masih senderan di pelukan Chanyeol.

***

Selama semaleman gue gak ada tidur sama sekali. Dirumah juga ada orang ngaji semalem buat ngajiin mama.

Jadi semalem itu pak Yixing langsung ngasih tau orang-orang di masjid perihal meninggalnya mama gue. Mama Irene. Terus mereka semua yang ada di masjid berbondong ke rumah buat ngadain pengajian.

Lalu perkiraan sampainya jenazah mama pagi ini pukul 6. Dan ini masih pukul 5.30 jadi masih sisa waktu 30 menit lagi. Pemakaman mama juga bakal dilaksanakan hari ini pukul 10 siang.

Semua keluarga gue seperti oma, opa, tante Wendy, tante Seulgi, om Jaehyun, om Mark juga udah pada dateng dari semalem pukul 10.30

Mereka semua juga nangis seperti halnya gue karena kehilangan orang yang mereka sayang. Dan ini ngebuat gue semakin sedih.

Step Father || KIM JUNMYEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang