3. Vanilla

8 1 1
                                    


Vanilla? bukankah itu rasa yang paling kau suka?

**

Bae Jin Young. Lelaki yang selalu diam dan duduk di ruang keluarga menjadi pemandangan baru gadis yang sudah hampir ia tinggali seumur hidupnya. Hari ini hari Minggu, pukul 10:00. Waktu yang tepat untuk tidur lagi setelah bangun lagi bagi Yunha. 

Namun tidak untuk kali ini. Yunha tidak ingin hanya tidur di kamar dan harus berdua dengan tamu yang dianggapnya aneh. Ia beranjak dari kamar tidurnya dan mandi. Setelah membersihkan diri, ia memakai pakaian selayaknya untuk pergi dan mengulas wajahnya dengan sentuhan make up natural.

Ia mengambil dompet dan keluar dari kamarnya. Bae Jin Young, lelaki itu menatapnya bingung sesaat dan menghentikan aktivitasnya. "Kau mau pergi?" tanyanya. 

Yunha mengangguk. Ia melihat jam tangannya seolah-olah terburu oleh waktu. "Aku sudah terlambat,"

"Mau kuantar?" tawar Bae Jin Young. Crap

Yunha menggeleng cepat. Ia berpikir akan buruk baginya untuk menaiki kendaraan yang sama dengan lelaki itu. Sudah cukup baginya di rumah, ia ingin berjalan sendirian hari ini.

"Aku akan naik bus," jawabnya.

"Tapi kau terburu oleh waktu," terang Jin Young. Yunha menggeleng.

"Tidak, ternyata acaraku akan molor hingga 20 menit kedepan," jelasnya.

Bae Jin Young menatapnya aneh. Ia mengangguk sambil menggaruk bagian belakang kepalanya. Ia jelas tahu gadis di depannya berbohong. Terlihat sangat jelas bagaimana ia menutupinya. Serta kebiasaan yang lelaki itu selalu ingat--menggigit bibir bawahnya.

"Baiklah," ia lalu membalikkan badannya agar membuat gadis itu pergi dengan tenang. Yunha tersenyum lega. Ia mengangkat kakinya dan keluar dari rumahnya menuju halte. Setelah bernafas lega sekali lagi, ia duduk menunggu kedatangan bis.

Namun senyum di wajahnya perlahan pudar saat ia melihat mobil terparkir di depannya dengan  menampilkan wajah seseorang yang jelas sedang ia hindari. 

"Kau pergi kemana? aku akan mengantarmu. Aku mendapat kabar bahwa ada kecelekaan bis sehingga akan membutuhkan waktu lama bagimu untuk sampai di acara itu," jelasnya.

Wajah gadis itu jelas memucat. Sial. Ia tidak akan berpikir bahwa akan ada kejadian tidak terduga seperti ini.

Gadis itu mengangguk pelan dan membuka pintu mobil itu pelan dan masuk. Setelah ia duduk disamping pengemudi, Jin Young menjalankan mobilnya. 

"Kemana?" tanyanya. Yunha menoleh dan menggigit bibir bawahnya lagi. Setelah itu, menundukkan kepalanya.

"Acaranya batal," ucapnya. Lelaki itu menahan tawanya dengan tersenyum geli. 

"Aku baru mendapat kabar dari temanku bahwa acaranya batal," jelasnya lagi. 

Lagi-lagi, lelaki di sampingnya hanya bisa tersenyum. Ia melajukan mobilnya menuju taman bermain. 

"Ya, kau tidak berniat untuk mengajakku bermain di taman ini bukan?" tanya Yunha menuntut. Bae Jin Young-lelaki itu menarik pergelangan tangan Yunha dan membayar tiket untuk bermain.  "Tentu saja tidak," jawabnya dengan senyum kecilnya.

Namun, perkiraan dan kenyataan sangat berbeda. Yunha berpikir lelaki di sampingnya akan mengajaknya bermain rollercoaster, atau kursi putar dan permainan seram lainnya. Tapi nyatanya lelaki itu membawanya ke tempat yang ia suka. Tempat yang selalu ia kunjungi sejak kecil. Jembatan taman.

"Kau bahkan tahu tempat kesukaanku?" tanya gadis itu sambil tersenyum.

"Tentu saja," jawab lelaki itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Silent Route (bjy x oc)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang