LIMA

9 1 0
                                    

Bermalamnya sahabatnya Diora,masih berlanjut samapi jam 11.55.
Disaat mereka mulai memejamkan mata,Terdengar rintihan dari seorang perempuan diatas kasur.Dengan cepat mereka berenam langsung mengelilingi kasur Diora.

"yo? Lo kenapa? " tanya Dilan khawatir.

"aakhhh...." jerit Diora tak kuat menahan sakit.

"YO! LO KENAPA YO?!" Panik Rian makin khawatir.

"panggil Dean,bawa kerumah sakit!" seru Demian mengambil tindakan.

"Gausah," ucap Diora.kontan Rio berhenti untuk mencoba mengangkat Diora.

"kaya biasa aja," Diora terdengar amat lemah sekarang,
Dengan cepat Rizal menggeleng.

"enggak,yo! Lo harus dibawa ke rumah sakit! Ini bukan kambuh lo yang biasanya! Muka lo udah hampir gapernah sesakit itu yo! Gue gamau lo kenapa napa!" perintah Rizal kini panik.

"biarin gue manyalurkan rasa sakit ini ke dalam pelukan lo semua." tutur lemah Diora.

Awalnya semua ragu,namun saat wajah Diora makin terlihat kesakitan akhirnya
Revan langsung mengambil tindakan untuk memeluk Diora.Melihat wajah Diora yang kesakitan,akhirnya mereka semua mengalah dan ikut memeluk Diora, berharap agar rasa sakitnya bisa tersalurkan dan pergi tanpa kembali.

Tapi sayang,itu hanya sebuah harapan.

Setelah sepanjang malam Diora tidur dipelukan keenam sahabatnya,akhirnya Diora bangun dengan badan yang sedikit segar.Ternyata pelukan memang obat paling ampuh untuk orang seperti Diora.Diora akhirnya memilih duduk dan bersandar di kepala kasur dan memandangi keenam wajah sahabatnya itu.
'maafin gue' kalimat itu terus saja di lontarkannya didalam hati sambil mengingat berapa kali dia menyusahkan sahabat sahabatnya itu.

Suara pintu terbuka menghentikan monolognya didalam hati.Dean muncul dengan tatapan sendu yang melihat apa yang ada didepannya.

Dean menahan dirinya untuk tidak ke kamar orangtuanya."Lagi?".

"seperti yang lo lihat," ucap Diora pelan.

"udah,lo kebawah aja siapin gue susu," perintah Diora seakan mengerti apa yang ada dipikiran Dean.

Selepas percakapan singkat itu,Diora memutuskan untuk membangunkan makhluk disekitarnya saat ini.

"WOI! BANGUN LO SEMUA!" teriak Diora seakan tubuhnya seperti orang sehat.

"HAH! KENAPA LAGI YO!" ucap Revan kaget.

"gece mandi,kita berangkat." cengirnya dengan wajah yang dipaksakan.

"enggak,lo gak boleh masuk sekolah," ujar Rian melarang.

"aduuh,babi babi gue tersayang... Gue gapapa kali,kan ada kalian" ucap Diora manis.

Mereka semua menghela nafas,"lo selalu bertingkah seakan lo bisa ngatasin semuanya,ini bukan cuman lo yang kena demam diora.." ucap Demian tampak tak tega.

Diora tersenyum,"jangan banyak bacot,gue sekuat ini karna kalian juga,jalanin aja apa yang udah gue usahain selama ini," wajahnya berubah kesal, "cepet mandi,nyet."

Sekolah tampak begitu ramai saat Diora masuk ke dalam gerbang sekolah dengan wajah yang masih terlihat pucat.
" Dio masuk,bang Ben," tegurnya mewakili yang lain menyapa Bang Beno,penjaga sekolah.
"yoi,coy."balas Bang Beno hafal.Sekedar informasi.Umur Bang Beno sebenarnya masih 2 tahun di atas Diora.Tapi keadaan ekonominya tidak mampu untuk membiayainya pergi keperguruan tinggi waktu itu.Dia bisa menjadi penjaga sekolah,ada suatu saat dimana  Beno melakukan hal nekat untuk melindungi aset berharga milik sekolah.Jadilah,sekarang Bang Beno menjadi penjaga sekolah termuda dan terganteng di sekolah ini.

Pelajaran dimulai dengan semangat oleh Diora.Tekadnya untuk selalu mendapat prestasi,masih diharapkan untuk mendapatkan perhatian dari orang tuanya dan menganggap Diora ada.

Sudah beberapa kali dia mendapat peringkat atas di mading hasil ujian sekolah.Tapi tetap saja,nilai Dean yang masih dibawah Diora selalu menjadi pujian dari orang tuanya.

"yo! Gece ngerjainnya,gue butuh penyelamat hidup" ujar Dilan

"yaila lan...lan... Tibang bilang mau nyontek apa susahnya sih?" ucap Diora nampak heran.

"yo! Lo dicariin!" teriak Rio memberi tau.

"ama siapa ?"

"..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DioraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang