Datangnya Rintangan

8 2 0
                                    

Banyak rintangan cinta yang kuhadapi bersama Alicia. Contohnya Lizzy kuzovkov. Ya, dia salah satu gadis yang suka pamer, keras kepala dan egois. Aku tidak tau sejak kapan dia mengenaliku. Yang jelas dia adalah adik dari Elizabeth uDelmas atau sisi si anak kepala sekolah. Beginilah cerita awal mula dia datang ke caddic academy.
    Suatu hari yang cerah, aku dan Ulrich sedang mengikuti pelajaran Ny.Roeyen tepatnya pelajaran Sejarah. Ini salah satu pelajaran yang agak membosankan. Tapi entah kenapa, nilaiku di pelajaran ini selalu diatas 70.
    Saat ditengah pelajaran, kepala sekolah delmas tiba-tiba masuk kelasku dan berkata.
    "Hari ini kita mendapat murid baru. Dia adalah adik dari anakku sisi delmas." Katanya. Menjelaskan tentang kedatangan murid baru.
   "Kau tahu siapa yang datang ulrich??" Tanyaku penasaran.
   "Entahlah thom, sisi saja sudah banyak merepotkanku, apa lagi adiknya." Kata ulrich sambil mengeluh.
   "Oke nak, silahkan masuk." Pinta kepala sekolah. Tak lama, masuklah seorang anak perempuan, berkulit putih berambut pirang.
   "Inilah dia anak baru yang ku bilang" tegas kepala sekolah.
   "Dia akan menjadi teman baru kalian dan kuharap kaliam menyukainya" tambah kepala sekolah.
   "Silahkan perkenalkan dirimu" pinta kepala sekolah.
   " baiklah, Hai teman-teman Namaku Lizzey Alexandra Kuzovkov. Aku berasal dari Rusia, tepatnya di kota Moscow, aku pindah ke Perancis karena ayahku dipindah tugaskan ke sini tepatnya di kota Paris. " katanya, berkenalan dengan seluruh murid di kelasku.
   "Dia akan belajar di kelas ini. Lizzy kau boleh duduk sekarang" pinta kepala sekolah. Dia berjalan ke arah bangku di paling depan. Aku dan Ulrich terus memperhatikannya. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya. Waktu terus berlalu, akhirnya pelajaran Ny.Roeyen selesai. Aku dan Ulrich pergi kekantin untuk makan siang. Ditengah perjalanan kamidi hadang sisi dan gengnya.
   "Hai Ulrich sayang, apa kau mau pergi ke kantin?? Biar aku temani ya" Pinta sisi manja. Aku yakin Ulrich menolaknya mentah-mentah.
   "Maaf, sisi. Kau tidak lihat ada Thomas di sampingku. Jadi kau tidak perlu menemaniku untuk ke kantin" Tolak Ulrich. Sudah kuduga. Pasti Ulrich menolakya.
   "Baiklah, Aku akan tetap bersamamu" Kata sisi merayu ulrich. Tapi Ulrich tetap diam saja.
   "Hei bung, jika kau kesepian, kenapa kau tidak berpacaran dengan Salah satu dari 2 pengawalmu??" Tanyaku sedikit meledek.
   "Tidak akan pernah!!!, lagipula akan selalu ada pertunujkan besar untukmu thom!!! Ingat itu!!" Ancam sisi yang tidak terima dengan ledekanku.
   "Oh ya?? Pertunjukan apa?? Sirkus?? Kalau begitu aku ingin beli tiketnya" Tanyaku sambil meledeknya lagi.
   "Rrrgghhh.... CUKUP, KAU KETERLALUAN. Ayo kita pergi!!!" Kata sisi yang marah.
   "Sudah kuduga dia akan begitu." Kata Ulrich berargumen.
   "Dia memang labil sedari dulu." Jawabku singkat.
    Perjalan ke kantin kami lanjutkan. Saat sudah sampai kami mengantri untuk mengambil makanan. Menu hari ini, spagheti dan bola daging. Lumayan untuk mengisi lekosongan perut.
   Aku dan ulrich berjalan menuju meja yang biasa kami sekelompok tempati. Disana sudah banyak teman-teman yang lain yang sudah menunggu kami berdua.
   "Lihat, Thomas dan Ulrich datang." Kata odd sambil mengunyah makanannya.
    Aku duduk di pojokan. Itu tempat kesukaanku. Sedangkan Ulrich di samping Yumi.
   "Kalian kemana saja?? Biasanya paling cepat kalau ke kantin" Tanya jeremy yang penasaran.
   "Ada 'Sedikit' kemacetan di jalan" jawab ulrich singkat.
   "Yah, itu benar. Kemacetannya benar-benar menjengkelkan" tambahku.
   "Sepulang sekolah Kita berkumpul di kamarku. Ada yang ingin aku bicarakan." Kata jeremy
   "Ada apa?? Xana menyerang?? Setahuku dia sudah dibunuh 2 tahun yang lalu" kata william
   "Mungkin antivirus Aelita belum diberi Lisensi resmi. " Jawab odd sambil terkekeh. Mendengar itu akupun terkekeh juga.
   "Enak saja kau, AntiVirusku berlisensi tinggi tahu!!" Jawab Aelita sedikit kesal.
   "Sudahlah jangan ribut." Kata william melerai dengan sedikit senyum di bibirnya.
    Kami larut dalam obrolan dan akhirnya jam istirahat sudah selesai. Saat jam sekolah selesai sekitar pukul 3 sore, aku dan yang lain menuju kamar jeremy.
  Tok...tok...tok
   "Jeremy kau didalam??" Tanyaku.
   "Ya, masuklah. Pintunya tidak di kunci" jawab Jeremy dari dalam kamar.
   Kami masuk kedalam dan aku duduk di pojokan sambil bersender. Entah kanapa aku selalu menyukai pojokan.
   "Jadi ada apa?? Apa yang kau ingin bicarakan??" Tanya yumi yang penasaran.
   "Kalian tahu anak baru bernama Lizzy Alexandra Kuzovkov??" Tanya jeremy.
   "Ya, aku tahu. Dia masuk kelas sejarah tadi." Jawab Ulrich.
   "Entah kenapa aku merasa ada hal yang aneh pada Lizzy." Kata jeremy berargumen
   "Begini saja, bagaimana kalau kita pantau dia terus. Agar tahu apa yang aneh dari dirinya" kata Odd menyarankan.
    "Apa kau gila?? Dia tergabung dalam geng sisi. Jika kita terus membuntuti dia maka sisi selaku kakaknya akan marah dan Nilai kita yang menjadi ancaman" jawab ulrich agak khawatir.
   "Itu benar odd, jangan mengambil resiko yang tinggi" Tambahku.
   "Lalu jeremy, kenapa kau curiga padanya?? Padahal dia tidak berbuat apa apa??" Tanya Aelita meluruskan.
   "Benar juga, tapi suatu saat dia akan bereaksi. Karena seseorang yang tergabung di geng sisi, efeknya akan terjadi sekitar sebulan lebih" Saran odd.
     Hari demi hari berlalu. Lizzy belum menunjukan reaksinya. Tapi aku yakin pasti salah satu diantara kami akan menjadi korbannya.
     Benar saja. Setiap aku mengobrol dengan yang lain, dia pasti lewat dan memperhatikanku seperti orang yang suka padaku. Entahlah, tapi aku benar muak dengannya. Bagaimana tidak. Kemarin dia berjalan dengan menggunakan pakaian yang glamour, dia memamerkan barang hiasannya di depan umum di sekolah. Melihat itu, aku sudah bisa menyimpulkan bahwa dia anak yang suka pamer. Dia juga keras kepala, sama seperti sissi.
   Suatu hari, aku belajar pelajaran Fisika. Aku duduk di belakang sedangkan Ulrich di depan. Sambil menunggu Ny.Sandra datang, untuk mengisi waktu, aku memainkan ponselku. Sperti biasa, aku selalu membuka media sosial.
    Disela ke asyikanku dengan medsos ku, tiba-tiba lizzy datang dan duduk tepat di sebelahku. Ku geser sedikit bangku yang ku duduki agar sedikit menjauh darinya. Kemudian aku bermain ponselku lagi untuk menghiraukannya. Tiba-tiba, ada suara yang meminta berkenalan denganku dan ternyata itu Lizzy
    "Hai, aku Lizzy, Murid baru di sini. Adik dari Elizabeth Delmas" Katanya berkenalan sambil menyodorkan tangannya tanda ingin salaman.
   "Ohh, namaku Thomas, panggil saja thom atau george. Tapi orang sering memanggilku Thom." Kataku sedikit tidak acuh sambil menjabat tangannya.
    Lalu aku kembali memainkan game di ponselku. Entah apa yang dia lakukan sekarang, tapi di terus memperhatikanku sambil tersenyum.
   "Kau ini tampan sekali ya thom. Wanita yang berpacaran denganmu pasti akan beruntung" Puji Lizzy
   "Terima kasih atas pujiannya" jawabku singkat.
   "Sama-sama tampan" katanya memujiku lagi.
    Akhirnya Ny.Sandra datang dan memulai pelajaran. Huuh... akhirnya aku bisa bersantai sambil fokus belajar tentang fisika. Padahal dari dulu aku tidak pernah suka pelajaran ini. Tapi karena kondisi sedang tidak kondusif, maka kupaksakan fokus walaupun tidak mengerti.
    Setelah 2 jam pelajaran, akhirnya pelajaran fisika selesai. Dengan buru-buru, aku tinggalkan kelas tanpa melihat Lizzy yang sedari tadi memperhatikanku. Aku ajak juga Ulrich ke arah taman dimana biasa yang lain berkumpul di sana.
    Benar saja, saat di tengah perjalanan aku dihadang oleh Lizzy.
   "Maaf thom, bisa kita berbicara sebentar?" Kata dia mengajakku.
   "Maaf thom ,aku pergi dulu. Kalian lanjutkan saja ya. Sampai jumpa" kata Ulrich sambil meninggalkanku.
   "Pergi kemana?? Aku sedang buru-buru sekarang" kataku menolak dengan halus.
   "Sudah ikut saja". Dia menarikku ke arah sebuah taman di samping sekolah dan dia menyuruhku duduk.
   "Duduk lah ada yang ingin aku bicarakan" pintanya halus.
   "Baiklah" jawabku canggung.
   "Jadi begini thom, sudah 2 bulan aku di sini. Sedari dulu aku sering memperhatikanmu. Tapi kau tidak menyadarinya. " jelasnya.
   "Oke, langsung To The Point saja. Aku terburu buru sekarang." Kataku.
   "Apa kau mau menjadi kekasihku??" Tanyanya padaku. Seketika aku kaget seraya berkata.
    "Pacar?? Kau?? Mmm... entahlah. Tapi aku masih menikmati masa single ku." Jawabku.
   "Yasudah, kau jawab saja, mau atau tidak??" Jawabku.
   "Maaf, bukan maksudku menyakiti hatimu, tapi aku menolaknya. Aku masih ingin menikmati masa singleku."
Jawabku singkat padat dan jelas. Dia hanya terdiam
   "Baiklah, kau boleh pergi" katanya yang mempersilahkanku pergi.
   "Baiklah, aku pergi. Maaf sebelumnya..." kataku sambil pergi meninggalkannya.
    Akhirnya aku sampai di tempat dimana yang lain berkumpul.
   "Nahh ini dia, akhirnya datang juga. Kemana saja kau ini??" Tanya Odd penasaran.
   "Iya, kami sudah lama menunggumu" tambah William.
   "Kau pergi dengan lizzy?? Mau apa dia denganmu thom??" Tanya Ulrich sedikit berbisik.
    Dengan suara rendah aku menjawab semua pertanyaan itu.
   "Kalian tahu, siapa orang yang diincar lizzy??" Tanyaku parau.
   "S..s..siapa??" Jeremy bertanya lagi padaku.
   "Akulah orangnya!!!". Seketika Semua menjadi riuh dan kaget bukan kepalang.
   "Kenap thom?? Kenapa kau??" Tanya jeremy sedikit panik.
   "Aku tidak percaya itu" kata yumi dengan ekspresi kaget.
   "Sebenarnya, dia ingin memacariku. Tapi dengan tegas kutolak dia" jawabanku membuat keadaan menjadi hening.
    Ulrich menepuk-nepuk pundakku. Seraya berkata,
   "Bagus, untung kau menolaknya. Kau tahu edward anak anak kelas 11C?" Kata Ulrich dan bertanya padaku lagi.
   "Kenapa?? Kenapa dengan Edward??" Tanyaku penasaran.
   "Dulu dia adalah teman baiknya Lizzy. Di Moscow, dia seorang yang suka berganti-ganti pasangan. Dia hanya memanfaatkan harta orang yang dia pacari." Kata ulrich menjelaskan.
   "Kau tahu dari mana cerita ini??" Tanyaku lagi.
   "Aelita sekelas dengan Edward dan dia mencertiakannya pada Aelita. Sebagai pencegahan agar tidak ada yanh mau mendekat dengannya" jawab jeremy.
   "Mungkin sekarang hidupmu akan sedikit tidak tenang" kata william.
   "Kenapa??" Tanyaku singkat.
   "Dia akan terus berusaha mendapatkan apa yang dia mau. Itu berarti, walaupun kau sudah punya kekasih, dia akan merusak hubunganmu dan merebutmu lagi." Jawab William.
    Semaikin jelas keburukan Lizzy dan muli sekarang, aku akan hidup seperti Ulrich yang penuh dengan kejar-kejaran dalam percintaan.
    Itulah awal kenapa Lizzy selalu ingin aku yang menjadi kekasihnya.
   

A little StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang