Satu

36.1K 943 14
                                    

Risya POV

Hari pertama menjadi seorang nyonya Adrian membuatku sangat takjub, bagaimana tidak hari ini banyak sekali orang orang yang menyalamiku dan memberikan doa untuk kami. Semua adalah tamu Adrian dan keluarganya namun ada tamu dari keluargaku dan rekan bisnis Papahku juga.

Aku Risya Atalia Gunawan, putri tunggal dari keluarga Gunawan dan pria tampan di sampingku adalah Adrian Witcaksana, putra tunggal keluarga Witcaksana. Aku orang Indonesia asli sedangkan Adrian memiliki darah campuran Indonesia Australia, darah Australia mengalir dari keluarga Dadynya sedangkan Mamy nya orang Indonesia asli.

Disinilah Aku berdiri disebuah pesta taman yang cantik, keluarga kami memilih tempat ini karena memang pemandangannya sangat indah. Resort yang terletak di daerah Bandung,Jawa Barat ini adalah milik keluargaku dan nantinya akan diwariskan padaku.

Aku tidak begitu mengenal Adrian, dia adalah pria asing yang baru aku kenal selama 1 bulan. Saat Ibu memberikan fotonya padaku, aku tersenyum menatap wajah tampannya. Adrian yang memiliki wajah Indo memang sangat tampan dan gagah, aku tau mungkin pernikahan ini tidak akan mudah bagi kami yang baru mengenal tapi inilah aku yang selalu berusaha jadi anak yang baik untuk Ibu dan Papah. Aku menerima Adrian sebagai suamiku karena menurut Papah, Adrian adalah pria yang baik dan bertanggung jawab. Untukku semua itu sudah cukup. Pernikahan kami tidak semata mata hanya pernikahan biasa tapi kesepakatan antara Papah dan Dady untuk menyatukan perusahaan kami juga turut menjadi latar belakangnya.

Papah dan Dady memiliki perusahaan yang bergerak dibidang properti sehingga sangat baik untuk kemajuan perusahaan bila mereka menyatukan perusahaan mereka.

"Lelah?" tanyanya padaku saat tamu tidak terlalu banyak

Aku tersenyum, "Tidak terlalu"

Dan dia hanya mengangguk lalu hening, tidak ada percakapan yang keluar dari mulut kami.

Acara resepsi ini berakhir pada pukul 5 sore. Aku sudah menjingjing gaunku yang melebar sampai menyapu lantai menuju kamarku. Aku mendaratkan punggungku pada nyamannya kasur di kamar favoritku.
Kupejamkan mataku merasakan kenyamanan pada punggungku yang terasa lelah seharian berdiri.

Tak lama hendel pintu terbuka dan mengejutkanku yang membuat tubuhku sontak terbangun dari pembaringan.

"Maaf mengejutkanmu" ucapnya yang sadar dengan reaksiku saat dia masuk

"Tidak apa apa" ucapku canggung

Adrian melangkah menuju kasur yang sama denganku,aku sedikit risih karena ini pertama kalinya aku harus berbagi kasur dengan pria lain selain Papah.

"Tidak mandi?" tanyanya menghamburkan lamunanku

"Eh? Hemm... ia aku baru akan mandi" ucapku masih dengan nada canggung

Hening, hanya detak jam yang terdengar.

"Boleh, aku duluan yang mandi?" tanyanya

"Mm... boleh" jawabku singkat

Dia berjalan menghampiri lemari di dekat tempat tidur, dibuka jas nya dan menggantungnya pada gantungan baju. Aku sempat meliriknya, kini Adrian atau biasa dipanggil Ian sedang membuka kancing kemejanya sontak mataku terpejam karena malu dan memalingkan mukaku. Ku dengar Ian masuk ke kamar mandi dan saat itulah aku bisa bernafas lega.

Ian berada di kamar mandi cukup singkat terbukti saat ini hendel pintu kamar mandi sudah terbuka dan terlihatlah tubuh tegap Ian dengan bulir bulir sisa air yang masih mengalir ditubuhnya, rambutnya yang basah meneteskan sisa sisa air membuat pipiku memerah melihat semuanya.

"Apa yang kamu lihat? Cepat mandi kita sudah ditunggu"

Aku terlonjak karena tertangkap basah sedang menatap nya, "Ah, ia baik" jawabku gugup
Aku bergegas menuju kamar mandi tanpa memperhatikan gaunku yang terinjak oleh kakiku sendiri sehingga tubuhku terhuyun dan menabrak tubuhnya yang berada di depanku.

My Wedding (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang