Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi. Teman sekelas menghelakan nafas lega. Beberapa bersyukur karena Pak Surya, guru matematika itu tidak sempat memberikan tugas kali ini.
"Ardhel, mau bareng gak pulangnya?" kata Nadia.
"Iya. Bareng kita aja. Lagi pula supir yang biasa nganter lo lagi pulang kampungkan?!" Kali ini Icha yang bicara. Aku menggeleng pelan.
"Aku kan bawa mobil sendiri. Tidak mungkin aku meninggalkannya di sekolah kan?!" Jelasku. Aku tahu mereka pasti mengkhawatirkanku. Terlebih dengan kejadian 4 bulan yang lalu.
"Lo yakin bisa ngendarainnya sendiri?" Sekarang terlihat rasa cemas di kedua wajah sahabatku. Aku pun menggeleng untuk yang kedua kalinya. Paling nanti dijalan aku akan di ikuti sama mereka.
----------------------------------
Gue harus bersembunyi dimana lagi. Pusing. Kemana-mana pasti ketemu sama wartawan. Huaaaaaa.
"Ndut, ngapain lo teriak-teriak kayak gitu?? Berisik tahu," omel Morgan. Aduh kena marah lagikan gue. Gara-gara gosip gue pacaran sama artis itu. Jadi ginikan ribet semuanya. Mana gosipnya kagak ada yang bener lagi. Ampun....
"Ampun Ndut, lo kagak hargain gua ya???"
"Maaf, Gan. Gue lagi pusing. Gue mau ke tempat yang sepi. Tapi mana ada di jakarta tempat sepi. Kalo pun ada pasti udah banyak maksiatnya. Mana gue udah ..." Belum selesai gue bicara Morgan tiba-tiba memotongnya.
"Woi kalo ngomong, jangan kayak kereta! Kagak ada jedanya," ucapnya. Seketika gue baru sadar. "Emang lo masih mikirin masalah yang ada di media itu?" Gue pun menganguk.
"Gini aja. Coba kalo lo konsultasi sama guru BK lo?! Ini sih cuman saran aja," katanya sambil pergi dari kasurku. "Dan gak pake teriak-teriak kayak tadi lagi!" Sambil menutup pintu kamarku. Huft. Masalahnya kok ampe runyam gini sih.
Kok gue kayak ngeluapin satu hal ya?? Sambil berpikir aku melihat tumpukan buku Bank Soal di atas kasurku. ASTAGHFIRULLAH. Gue lupa belajar. Besokkan mau UAS.
------------------------------------
Benerkan apa yang aku pikirkan. Pasti Nadia sama Icha membuntutiku. Memang aku tidak tahu kalau mereka mengikutiku. Lagi pula aku sangat hafal dengan semua mobilnya Nadia. Mereka memang tidak berbakat. Hehehe.
Allahuakbar
Allahuakbar
Radio mobilku telah mengumandangkan adzan. Berarti sekarang waktunya aku sholat ashar. Kok di sekitar sini tidak ada masjid atau mushola ya??? Sambil mengendarainya dengan pelan aku sibuk mencari-cari masjid atau mushola disekitar sini.
---------------------------------
UAS hari pertama berjalan dengan lancar. Gue berharap banget kalo nilai gue gak bakal jelek. Paling tidak 8 atau 9. Gue melirik jam tangan yang melingkar di tangan kanan gue.
"Masih jam 1. Berarti waktunya untuk pulang ke rumah dan belajar lagi." Gue pun berjalan menuju motor gue yang di parkir tepat samping pos satpam.
"Eh nak Ilham baru mau pulang?" ucap Pak Sugiat menyapa gue. Gue gak bermaksud buat sombong ya. Tapi jujur, di sekolah ini semua orang pasti mengenal gue. Paling tidak nama dan muka gue.
"Iya nih pak, tadi abis tidur di perpustakaan. Kalo pulang duluan gak bisa tidur dulu, pasti udh disuruh macem-macem sama yang lain." Balas gue dengan senyum.
"Emang nak Ilham gak pusing ya?!"Sekarang terlihat raut muka Pak Sugiat sedikit bingung.
"Emang bingung kenapa?" Gue pun jadi ikutan bingung.
"Itu loh nak Ilham tentang masalah yang lagi di bicarain di inpotaimen-inpotaimen tipi?"
"Hah inportimen?? Infortainment kali pak." Ucap gue sambil tertawa. Satpam satu ini lucu banget. Orangnya kelewat jujur.
"Pokoknya gitu deh. Maklum orang kampung. Hehehe."
"Itu mah kagak penting yang penting mah sekolah pak, belajar. Oh iya Ilham ada perlu sama Pak Amin. Pak Amin sudah pulang belum pak?"
"Kayaknya sih belum. Tuh motornya masih ada di tempatnya." Sambil menunjuk sebuah motor honda yang sudah lama. Namun tetap bersih dan terawat dengan baik.
"Oh kalau gitu Ilham nitip motor Ilham dulu ya. Ilham ada perlu sama Pak Amin. Ilham permisi dahulu ya. Assalamu'alakum."
"Wa'alaikum salam."
Baru aja diperbaiki sedikit. Semoga yang baca senang...
KAMU SEDANG MEMBACA
Idolaku, Imamku *discontinue*
SpiritualKita berbeda. Aku dengan kehidupan biasaku, menjalaninya dengan belajar istiqomah. Selalu menjadi pribadi yang lebih baik. Berubah dan melupakan masa lalu. Duniaku yang berbeda dengan mu. Membuatku takut kembali mengingat hal yang tak ingin di ingat...