1

61 4 2
                                    

"SMP Garuda itu bagus banget ya!" "Aku pengen masuk SMP itu!" "Siapapun yang masuk SMP itu,pasti diterima di SMA favorit!" 


"Pokoknya,SMP Garuda is the best lah!"

Kira-kira begitulah pendapat orang-orang tentang SMP Garuda.Yap,aku adalah salah satu siswi di SMP Garuda.Aku bisa diterima disini karena nilai ujian nasionalku tinggi,yaitu mencapai nilai 29,11.Sekarang aku menduduki kelas 8.

"Mia,sini dong!Bantuin aku ngerjain soal matematika yang nomor 4 itu loh,bikin kepalaku mau pecah!".Aku pun segera menghampiri Cassey yang sedang mengelus-elus kepalanya karena hampir 'pecah'. "Yang ini pakai rumus phytagoras aja,terus tinggal masukin angka ke rumusnya deh..".kataku sambil menunjuk gambar segitiga yang ada di soal nomor 4 itu.


Brak!

"Eh,pak guru udah dateng,buruan gih duduk!btw,makasih ya Mia!"

"Okey."

"Anak-anak,sebelum bapak memulai KBM pagi ini,bapak ingin mengenalkan murid baru kepada kalian.Silahkan masuk nak.."

Aku dan teman-teman sekelas pun langsung diam dan memerhatikan pintu.Tak lama kemudian,tampaklah seorang gadis yang cantik melangkah ke kelas kami.Rambut lurus coklat yang diurai,bibir yang berwarna pink,pipi yang merah merona,dan kulit yang putih bersih itu membuat para siswa melongo melihatnya.

"Mari,perkenalkan dirimu."

"Selamat pagi,nama saya Angelica Michele.Kalian bisa memanggilku Michele.Aku harap kita bisa berteman baik."

Perkenalan itu pun menjadi awal bagi kami untuk menjalin pertemanan dengan Michele.

"Baiklah,sehabis istirahat bapak akan mengatur ulang tempat duduk kalian karena ada murid baru.Sementara ini kamu duduk di bangku belakang dulu ya."

Akhirnya,pelajaran pun berlangsung,tapi tidak serius.Bagaimana bisa serius?Jika semua siswa terfokus pada Michele di belakang sana.

Teeeet!Teeeet!Teeeeeet!

Bel istirahat pun mengakhiri KBM pertama kami.

"Baiklah sampai disini dulu.Ingat ya,nanti ada pengaturan ulang tempat duduk."

"SIAP PAK!!!"


Sekarang,Michele seperti gula yang dikerumuni para semut.Semua siswa maupun siswi kelas kami menghampiri tempat duduknya.

Terkecuali aku,dan Dhea.

Memang sih,biasanya jika ada murid baru,Dhea tidak menghampirinya ataupun bertanya apa-apa kepada murid baru.Menurutnya itu adalah kegiatan yang membosankan.

Tapi tidak denganku,

Aku tidak menghampirinya karena aku merasakan sesuatu yang aneh saat pertama kali melihat Michele masuk ke kelas kami.Sorot matanya seperti seorang..

To be Continue

Our SufferingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang