Dipublikasikan : 24 Juli 2017
Re-Publish : 9 November 2020
Jangan lupa vote dan comment nya yaaa<3
"Woy! Bangun! Lu gak sekolah apa?!" suara bariton itu terdengar menggelegar di pagi hari. Seakan-akan menjadi alarm pagi bagi sosok yang bernama Karina. Gadis berumur 17 tahun itu tersentak begitu kakinya ditendang seseorang yang membangunkannya tadi.
Dengan malas, Karina mengerjabkan matanya berusaha mengumpulkan kesadarannya. Samar-sama ia melihat bayangan Pandia sedang membuka gorden kamarnya, membiarkan sinar matahari masuk menerangi ruangan.
"eungh. Bentar lagi dong , gue masih ngantuk nih." keluh gadis itu karena waktu tidur yang kurang.
"lu gak liat jam?! Ini udah jam 06.00 Lu gak takut terlambat apa?" dumel sang kakak.
Umurnya mungkin sudah dewasa 20 tahun, tapi karena sikapnya yang semena-mena, tak jarang Karina mengungkapkan kata-kata kasar untuk kakak tercintanya itu. Karena bagaimana pun juga, mereka hanya selisih umur 3 tahun.
"kenapa lu gak bangunin gue!" Pekik gadis tersebut kaget kemudian dengan secepat kilat berlari menuju kamar mandi untuk bersiap-siap.
Pandia mendelik, melipat selimut yang digunakan Karina tadi dengan telaten. "Sudah gue bangunin! Tapi lu nya aja yang gak bangun! Cepet lu mandi! Kalau lambat nanti gue tinggal nih! " ancamnya.
"iya, iya, ni gue otw. Sabar boss! "
Setelah mandi, Karina langsung berganti baju dengan seragam baru nya, dan jangan lupa menyemprotkan parfum keseluruh tubuh.
Gadis itu bukan tipe yang terlalu ribet. Baginya asal ia rapi dan wangi, itu lebih dari cukup.
Hari itu adalah hari pertamanya bersekolah di sekolah barunya. Pekerjaan kedua orang tuanya menuntut dia agar pindah ke sekolah lain, salah satu sekolah swasta di Jakarta.
"Mama, papah mana bang?? " tanya Karina memcari kedua sosok yang telah merawatnya selama ini.
"Udah pergi duluan. Uang jajan lo ada di atas meja di ruang tamu. Sini kita sarapan dulu. "
"Oke. "
Akhirnya Karina dan Pandia makan nasi goreng buatan bibi Astri. Bibi Astri adalah salah satu tenaga kerja yang mengabdi pada keluarga Karina sejak Pandia masih kecil. Beliau sangat ulet merawat kedua anak majikannya itu ketika majikannya sedang tidak ada di rumah. Bagi Karina maupun Pandia sendiri, Bibi Astri sudah seperti ibu kedua mereka.
"Kuy. Otw!" Ajak Karina selesai menghabiskan sarapannya.
-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-
Rambutnya hitam rapi, walaupun seragam berwarna navy nya tertutup oleh jaket denim yang ia pakai, namun aura seorang good boy terlihat jelas dari kegiatannya.
Reza terfokus pada agenda hariannya, memeriksa, mengabsen, dan menulis semua hal yang memang menjadi tugasnya di pagi hari. Keributan di kelas seakan-akan tidak mengganggu kegiatan pemuda yang memiliki posisi sebagai ketua Kelas 11 IPA 3 itu.
Satu persatu penghuni kelas mulai berdatangan, menyapa satu sama lain kemudian ikut membuat kegaduhan sebagai pelengkap sarapan pagi.
Stefan, satu-satunya pemuda normal selain Reza hanya tertawa lepas dari tempat duduknya. Sesekali pemuda itu berbicara pada Reza walaupun memang seperti tebakannnya Reza tidak terlalu menanggapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Kelas [RE-PUBLISH]
Roman pour Adolescents[(RE-PUBLISH) Cerita sudah diperbaiki. Dengan penambahan peran, perbaikan alur cerita dan penggunaan kata, serta Konflik yang lebih compleks) Reza dan Karina tidak sekedar teman sekelas yang hanya duduk sebangku. Pada nyatanya kedua sosok tersebut l...