Hari ini.
Dikelas. Dela merasa sangat terawasi.
Gerak-geriknya seperti diawasi oleh seseorang dikelasnya. Tapi ia susah mengetahui siapa orangnya karena ada Hardi yang mengajaknya mengobrol terus.
"Lah masa ya semua orang difilm itu mati semua. Kan gak seru banget, udah gitu Princess Leia mukanya dibuat-buat banget lagi!" seru Hardi yang antusias jika membicarakan tentang film-film.
Sejodoh dengan Dela kata Klara.
"Ya makanya itu kan! Tapi gue masih suka alur ceritanya, apalagi yang buta tuh. Mancay abis!!" Dela tak kalah seru menyampaikan pendapatnya.
"Gue lebih suka sama yang pilotnya, kocak abis!!" seru Hardi.
"Nah iya tuh yang pilotnya. Tapi kasian juga tau dia." Dela berubah menjadi sendu seketika, mengingat tokoh pilot di film Rogue One itu.
"Ah bodo amat kalo dia mah! Intinya gue tau Rogue One itu apa!" Hardi berkata dengan nada tinggi.
"Plis deh, gue juga tau kali di." ucap Dela datar. Ia memutar kedua bola matanya malas. Dan yap!
Matanya menangkap wajah Ananta yang sedang menghadapnya.
Sialan! Ata ngapain sih ngeliat kesini mulu! Batinnya kesal.
Ia bangun dari duduknya, dan segera berjalan menghampiri meja Ananta dengan tampang wajah yang sangar.
*Brak*
Tangannya menggeprak meja Ananta kesal. Cowok itu kaget, dan melihatnya dengan tatapan mengartikan 'lu udah minum obat nyamuk belom?'
"Ngapain lo ngeliatin gue mulu! Jangan jadi penguntit deh! Ato jangan-jangan lu ngincer siomay gue ya?! Jawab cepet!"
Ata menyisir rambutnya dengan santai, dan tertawa hambar. "Gue ngeliatin lo? Yang bener aja kali!"
"Alah ngeles aja lu bisanya! Lil lu liat kan dia ngeliat ke arah gue mulu?" mata Dela berpaling ke Khalil yang duduk disebelah Ata.
Khalil tampak bingung untuk menjawabnya, ia pun hanya mengangguk-ngangguk.
"Tuh kan! Ngeliatin gue kan lu? Gue gak suka ada penguntit dikelas ini, asal lu tau aja!" ucap Dela terkesan dingin. Tapi tidak untuk Ata, cowok itu hanya menaikan alisnya sebelah.
"Dan gue paling gak suka diliatin. Risih tau gak? Gue lagi makan diliatin, lagi ngobrol diliatin. Kalo yang ngeliatin gue Chris Pine mah fine fine aja. Lah ini cowok tengil yang sukanya meras pr mulu!"
"Meras susu kali ah!" sahut Rizal dari belakang, Dela sontak melotot ke Rizal.
"Dan gue ingetin sekali lagi, kalo gue gak bakal ngasih lu contekan pr lagi!"
Nafas Ata memburu setelah terpancing dengan ucapan terakhir Dela. Matanya yang membara itu terlihat jelas di mata Dela.
Ia mendekatkan wajahnya ke telinga Dela. "Asal lu tau, gue gak ngeliatin lu. Gue ngeliatin Gina, sahabat lu." terdengar halus di telinga Dela.
Mata Dela terbelalak setelah mendengar itu, ia benar-benar kepedean. Ternyata dirinya tidak cukup menarik dimata Ata, melainkan Gina yang terkesan biasa-biasa saja dapag memikat Ata si cowok yang super maskulin itu.
"Dan juga gue gak masalah dengan 'PR' gue bisa kok nanya sama yang lain." Ia menekankan kata 'pr' dengan tatapan yang serius.
Tamat sudah cara Dela untuk memperbudak Ata.
Satu-satunya cara agar cowok itu mengobrol dengannya lewat kerajinannya mengerjakan pr. Tapi soal semalam, ia benar-benar dibuat jengkel dengan kelakuan Ata membagikan pr nya seenaknya saja tanpa izin terlebih dahulu.
"Oke terserah lu. Mulai detik ini gue gak bakal ngomong sama lu lagi! Ever!"
**
Next gak nih??
Cerita baru lagi :v capek hayati. Kalo mau next comment yg banyak yaa wkwk.:)))))) votenya juga jangan lupa hehe kalo lupa juga gak papa qoqq
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless
Teen FictionHardela perempuan yang selalu mengharapkan sesuatu tapi tidak selalu berhasil apa-apa. Ananta cowok pemeras pr yang suka membuatnya jengkel akan perasaan yang bimbang itu. Ferdian si anak baru yang tegas, membuat Dela merasa tertantang. @2017 anisas...