bagian 3

29 2 0
                                    

Terimakasih atas pertemuan kita hari ini. Terimakasih juga terhadap rinduku yang telah bersabar menunggu waktu. Untuk kedepannya semoga aku lebih bisa berdamai dengan hal-hal seperti sendiri tanpa dirimu.

***

Senja mengawal matahari ke singgasana tempat ia melihat rembulan. Mentari hanya termenung menatap sisa-sisa keindahan langit untuk menyambut kedatangan gulita di tengah padang rumput tempatnya biasa singgah.
        
          "Rupanya matahari itu lebih menarik bagimu daripada aku?" Ucap Hanan dengan sedikit terkekeh akibat ucapannya barusan. Mentari terkejut melihat Hanan sudah terlentang menatap langit di sebelahnya menggunakan sweater biru pemberiaanya waktu itu. "Kurasa akhir-akhir ini sweater pemberianmu sangatlah berguna."  Ucap Hanan mengerti akan apa yang mentari fikirkan. "Rupanya bukan hanya aku  yang merindukan tempat ini ." Ucap Mentari kemudian tanpa menggubris perkataan Hanan sebelumnya.
"Bukankah itu kembaranmu?" Mentari sedikit menoleh mencoba mencari penjelasan atas ucapan Hanan sebelumnya. "Ah, baik mentari ataupun matahari keduanya memang sempurna,indah dan membawa kebahagiaan." Ucap Hanan kemudian. Setelah itu hanya hembusan angin serta suara riuh jangkrik yang menemani mereka sebelum mereka memutuskan untuk kembali ke rumah.

          "Ibuku akan menikah." Ucap Mentari ketika sampai di pekarangan rumahnya. Hanan hanya terdiam lalu tersenyum "tak apa,sekarang masuklah, udara di luar sangat dingin. Titip salam untuk ibunda mu ya." Lalu Hanan pun pergi meninggalkan mentari sendiri.

***

Minggu, 23 januari 2017. Janur kuning dengan gagah menghiasi depan pagar rumah Mentari, Banyak orang berdesakan ingin melihat ijab qobul yang dilakukan calon ayah barunya. Mentari hanya terdiam duduk manis di pojok ruangan tempat beberapa makanan tersajikan. "Rupanya ia memilih untuk tak datang." Batin mentari yang sedari tadi nafasnya terasa sesak karena ia tak kuasa menahan tangis. Ibunya telah menikah lagi.

        Disisi lain, keringat dingin membasahi tuxedo hitam milik Hanan. Dada kirinya terasa lebih sakit dari sebelumnya. "Ah,mentari maaf karena aku terlalu sering membuatmu menunggu. Namun kali ini sepertinya aku harus pergi ke tempat lain."

***

Halooo! Gimana? Makin penasaran dengan Mentari dan Hanan? Tenang karena ini cerita pertama author, maka author tidak akan membuat cerita yang terlalu panjang,mungkin 1 bagian lagi maka selesailah sudah.tahu kenapa? Karena author sayang kalian :v jangan lupa like,comment,and share ke teman kalian yang lain yaa. Seperti biasa untuk typo dan salah kata masih meraja lela,hehe. See you :)

CAMELIA DIBAWAH HUJANWhere stories live. Discover now