Beberapa bulan sejak hanan berpamitan, tak ada lagi kabar. Hujan yang datang beberapa kali dalam sepekan hanya membawa kenangan juga sedikit penyesalan.
Mentari menatap lamat-lamat pada ruangan berbingkai kaca. Seseorang yang terbaring didalamnya benar-benar terlihat rapuh. Kulit pucat, dengan pipi tanpa rona. Suara mesin pendeteksi detak jantung menemani mentari yang saat ini juga tengah rapuh. Hanannya, hanan miliknya, hanan yang ia cintai, terbaring tak berdaya, setelah operasi jantung yang hanan lakukan, sampai sekarangpun ia belum juga siuman.
***
Pada akhirnya rindu ini tak memiliki tempat untuk berlabuh, tak Ada ruang untuk sekedar meluapkan amarah. Apa yang sebenarnya aku inginkan? Ucap mentari dalam hati. Ia hanya menginginkan hanan, lelaki manis yang selalu membuatnya menunggu, lelaki lugu yang meminta maaf hanya karena tak bisa banyak membantu. Ia rindu lelaki itu. Lelaki yang setahun lalu resmi menjadi kakak angkatnya.
Sudah setahun, kapan kau bangun? Kita akan segera memiliki adik. Ayolah, apakah kau tak ingin meminta maaf padaku yang telah menunggumu selama setahun? Hanan! Bangunlah, aku harus memyalahkan siapa? Apakah ibuku yang jatuh cinta pada ayahmu itu salah? Apakah aku harus menyalahkan tuhan? Apakah aku harus menyalahkanmu yang telah muncul dalam hatiku? Atau memang sejak awal cintaku ini telah salah? Ayolah kumohon, jawab aku.
Hening, ucapan lirih mentari seakan pergi bersama angin yang berhembus dari jendela yang sengaja dibuka. Setangkai camelia dalam vas bercorak keunguan diatas laci meja terlihat masih segar. Baru saja mentari membawanya, itu adalah camelianya yang ke 476. Setiap hari selama setahun ini mentari rutin mengunjugi kakaknya. Ya, kakak yang ia cintai dari sebelumnya.
Mentari memilih untuk tetap menunggu, meski takdir tak memperjelas semuanya, ia masih tetap akan menunggu. Ia menunggu mata indah itu kembali terbuka. Lalu ia akan pergi, karena ia tahu tak akan ada kata yang bisa dikatakan, tak akan ada hal yang bisa dilakukan, perasaanya akan tetap sama hanya saja ia sedang menjauhi dosa.
A/n : holla! Ketemu lagi sama author yang gaje, maaf udah lama gak update karena si malas tiba tiba menyerang jiwa dan raga :v cerita pertama akhirnya selesai juga yeayyy,, yuhuuuu! (Lompat lompat kesenengan) maaf ya kalo ending nya terkesan dipaksain soalnya emang lagi nggak ada motivasi, orangnya dah ilang hehehe. Makasih buat yang udah baca, vote sama comment tunggu cerita selanjutnya oke! Terkahir typo dan keluarganya merupakan bagian dari kisah hidup :v
YOU ARE READING
CAMELIA DIBAWAH HUJAN
Teen FictionAntara cinta dan amarah sedikit diantaranya terselip sebuah rindu tak berujung. Ada hati yang syarat akan rasa ingin memiliki, ada akal yang berpegang teguh pada takdir. Siapa yang akan menang? Dan pada siapa akhirnya rindu ini berlabuh?