1. Kembali

33 5 8
                                    

Pada tahun ajaran baru dimana sekolah SMA Nusantara sedang melakukan MOS atau Masa Orientasi Siswa, para siswa/i baru disana tidak ada yang berani membawa kendaraan pribadi karena peraturan pada saat MOS berlangsung. Tepat 10 menit setelah upacara pembukaan MOS selesai dua orang perempuan terlihat keluar dari dalam mobil mewahnya setelah memarkirkan mobilnya ditempat parkir khusus SMA Nusantara. Tatapan memuja dari para lelaki dan iri dari perempuan yang mengenakan seragam yang sama dengan merekapun dihiraukannya, mereka berdua tetap berjalan dengan anggun hingga seorang wakil ketua OSIS yang terkenal garang menghalangi jalan mereka.

"Bahagia bener ya kalian udah dateng telat, engga bawa apapun, bawa kendaraan pribadi, engga ikut upacara pembukaan. Ternyata ada juga anak baru yang punya nyali sebesar kalian" kata wakil ketua OSIS yang ber-name tag, Ria.

"Tadi kita bangun kesiangan" jawab salah satu dari kedua perempuan itu terlihat kalem.

"Jadi putri tidur gabisa bagun pagi? Engga sekalian mati aja?!" kata Ria menaikan intonasi suaranya.

"Eh si anying pagi-pagi bikin ribut" jawab yang satunya nampak mulai terbawa emosi.

"Anak baru udah belagu lo----" omongan dari Ria terhenti saat tiga mobil lamborghini keluaran terbaru berhenti di dekat tempat mereka berdiri.

Ketiga pengemudinya sontak turun melihat kericuhan kecil didepan mereka. Berbagai tatapan kagum kembali terdengar belum lagi teriakan perempuan yang melihat ketiga makhluk(?) tampan didepan mereka.

"Hulla sister" kata salah satu diantara mereka disertai tangannya yang merangkul bahu salah satu perempuan tadi, kembali terdengar teriakan ricuh dari para perempuan  yang melihatnya.

Mendengar kericuhan akhirnya sang ketua OSIS pun turun tangan untuk membubarkan semuanya,

"Semuanya bubar balik ke kelas masing-masing sesuai daftar yang udah ada di papan mading, cepet-cepet bubarr!!" triak ketua OSIS bernama, Ben.

Akhirnya dengan berat hati semua perempuan yang melihat ketampanan pria tadi bubar dalam sekejab, termasuk ketiga laki-laki dan dua perempuan tadi.

Masih saja terdengar gunjingan seperti,

"Apaan dah kak Ben lagi liat yang bening gini diusir"

"Kapan lagi liat yang seseger ini"

"Ngeselin deh kak Ben"

"Dia ganteng banget sumpah"

dan lainnya.

X IPA 5

Setelah berdebatan panjang akhirnya ketiga laki-laki dan dua perempuan tadi menemukan ruang kelasnya, dengan langkah santai mereka masuk ke ruang kelasnya. Tak lama kemudian seorang wali kelas memasuki kelas tersebut.

"Selamat pagi anak-anak.." sapanya riang yang dibalas gumaman malas oleh anak kelas tersebut.

"Nama saya bu Siti Parminah, kalian bisa panggil saya bu Minah biar kaya artis korea gitu bla bla bla.... Sekarang kita perkenalan saja, dimulai dari pojok kanan belakang" kata bu Minah, menghentikan para murid yang tertawa setelah ia memperkenalkan diri.

Salah satu dari ketiga laki-laki tadi berdiri,

"Hello guys nama gue Azka Ardian Bagaskara, bisa dipanggil Azka, sayang, beb, atau honey" kata siswa yang bernama Azka tersebut diakhiri kedipan mata genit ke gerombolan anak perempuan. Selanjutnya yang terdengar dikelas hanyalah teriakan centil dari siswi dikelas itu.

"Nama gue Kevin Aditya, gue biasa dipanggil Kevin jangan lupa add id line gue @KevinGantengBingit" lanjut siswa bernama Kevin yang duduk disebelah Azka. Kali ini para siswi dengan serentak mengeluarkan smartphone mereka, membuka aplikasi Line dan menambahkan Kevin sebagai teman di Line.

"Aduh aduh anak-anak kalian jangan ricuh sudah hpnya di simpan dulu buat nanti" kata Bu Minah yang mulai jengah pada siswinya, "lanjut ayok bangku sebelahnya Kevin"

"Nama gue Gilang Putra Anggara, kalian bisa panggil gue Gilang" kata siswa bernama Gilang kaku.

Perkenalan dilanjut hingga bangku yang ada didepan Azka yang hanya diisi satu siswi. Banyak murid yang berbisik-bisik,

"Eh dia kan salah satu cewek yang berani sama kak Ria tadi"

"Berani banget gila sama kak Ria sampe gitu"

"Cantik kok lebih cantik dari kak Ria"

 Merasa banyak yang membicarakannya dia hanya memasang ekspresi santai andalannya.

"Hai nama gue Veronica Adela Abraham, nama panggilan gue Vero" kata Vero dengan eskpresi yang sama.

Hingga perkenalan selesai masih ada dua bangku kosong, padahal sudah seharusnya semua bangku yang ada jumlahnya sama dengan jumlah murid di kelas tersebut.

"Kenapa ada dua bangku yang kosong? Ada yang---" ucapan bu Minah terpotong dengan dibukanya pintu secara kasar, terpampang dua siswi dengan santainya membawa sebotol minuman dingin ditangan mereka.

"Kalian kenapa baru datang kemana saja kalian? Berdiri di depan kelas" kata bu Minah tegas, kedua siswi itu hanya melaksanakan perkataannya.

"Saya tadi baru berangkat eh saya gatau dimana ruang kelasnya tau-tau sampe kantin trus ketemu dia" jawab salah satu dari mereka.

"Yasudah perkenalkan diri kalian"

"Nama gue Aysilla Adia Pradipta terserah mau dipanggil apa" jawab siswi yang tadi menjawab perkataan bu Minah.

"Kalo gue Ardini Putri Anggini" kata yang satunya.

"Sekarang kalian duduk ditempat duduk yang kosong" kata bu Minah.

Sejenak mereka bedua melihat dua bangku yang kosong satu disebelah Vero dan satunya disebelah Gilang. Beberapa detik mereka saling tatap, dan kejadian berikutnya mereka lari berlomba untuk mendapatkan bangku sebelah Vero. Berkat kecepatannya Aysilla bisa duduk disebelah Vero, Dini hanya menggerutu sambil duduk disebelah teman kakaknya.

Fyi, Dini adik Azka.

"Songong banget lo" kata Aysilla mendorong kepala Vero.

"Apelu" balas Vero mendorong kepala Aysilla balik.

"Jahat ih ga ngomong lo sekolah disini, tau gitu mending berangkat bareng" kata Aysilla.

"Salah siapa engga nanya" balas Vero sambil menjulurkan lidahnya.

Baru saja Aysilla berniat membalas perkataan Vero, sebelum bagian punggungnya di colek, sontak Aysilla menengok kebelakang dan dilihatnya muka konyol Kevin, sahabat masa kecilnya. Tidak lupa dia menengok Dini yang tersiksa dengan sahabatnya yang lain, Gilang.

"Curut, kok dua sayton itu disini juga si" keluh Aysilla.

"Tau tuh bikin mood ancur banget yekan" jawab Vero.

Obrolan mereka berhenti karena terdengar deheman keras dari bu Minah, supaya para muridnya mendengarkannya. Well MOS kali ini memang dibuka dengan mendengarkan tata tertib dan lain-lain oleh wali kelas masing-masing.

BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang