Chapter 6 : Keanehan yang Menyebalkan

4 3 1
                                    

Sore ini... aku menyapu halaman asrama dan membereskan beberapa barang yang berantakkan di kamarku. Tenang saja, aku sudah sembuh setelah dua minggu istirahat. Aku tidak tahu kenapa penyembuhanku sangat cepat. Dokter juga heran tentang hal itu.

Anak-anak di asrama sedang berlarian entah dengan tujuan apa mereka menyambar dedaunan yang sudah aku sapu, aku memarahi mereka dengan perasaan sangat kesal. Gimana gak kesal coba?! Udah susah-susah nyapu, eh main sambar aja sampai kotor lagi. Mereka juga tidak membantu, malah ketawa-ketawa gak jelas terus pergi. Heh. Emang harus kerja dua kali saya.

Aku memandang halaman asrama yang sekarang kotor LAGI. Aku kesal sekali dan aku juga sudah capek bingits untuk bersih-bersih lagi. Halaman asrama itu seluas lapangan kompleksku. Masa iya, aku harus nyapu seharian? Aku mulai berimajinasi. Kalau aku lakukan kaya di TV bisa gak ya? Itu lho kaya punya kekuatan...

"Halaman... ayo bersih lagi" kataku sambil memutar tangan dan menunjuknya ke arah para pasukan kotoran di halaman
Aku juga terkejut! Daun-daun di halaman tiba-tiba terbang membuat sebuah pusaran angin yang membawanya masuk ke sebuah tempat sampah. Aku melongo dibuatnya. Sukses sekali membuatku membeku di tempat.

"Kak Hikaru ngapain?" Tanya anak-anak perempuan yang kira-kira masih berumur 8 tahunan
Aku terdiam masih dalam keadaan melongo

Apaan tadi? Batinku

"Kak Hikaru..." salah satu anak perempuan menyenggolku. Aku masih dalam keadaan yang sama.

"Kak Hikaru sarap!!!" Teriak para anak perempuan tadi sambil masuk ke asrama.

"Eh enak saja!" kataku yang tersadar dari lamunan panjang.

Aku bisa menggunakan kekuatan? Ah. Kayaknya tidak. Aku mencoba melakukannya lagi pada dedaunan yang berada di tepi jalan, tapi tak ada respon. Para anak-anak tadi malah menertawakanku dan terus mengejekku. Rasanya ingin kupukul satu-satu. Eeerrrr...

Aku masuk ke asrama dengan kesal. Aku terus mengomel-ngomel sampai membuat penjaga asrama ikut tertawa melihatku. Selesai sudah image dingin ku di depan mereka. Aku menutup pintu kamar cukup keras. Para tetanggaku (kamarnya berdekatan denganku) juga terdengar menyalahkanku sambil sesekali menendang pintu kamar yang hampir roboh itu.

Aku memutuskan untuk mengambil handphone. Sudah lama aku tidak membuka benda itu. Lalu aku pun bermain game dan seru sendiri di kamar. Teriakan para tetanggaku yang sedang baper dengan film yang mereka tonton sampai ke telingaku. Aku bertambah kesal karena mereka selalu saja ribut. Hampir beberapa hari ini sih. Tapi kan siapa yang tahan kalau teriakan para cewek itu mengganggu kegiatan anak lain?

Oh iya, aku lupa mengatakan ini. Di asrama ini menurutku lebih mirip dengan rumah kos. Tapi penghuninya adalah anak-anak. Aku tidak merasa kalau mereka semua nakal. (Hanya beberapa saja). Jadi, aku bisa dibilang punya banyak kenalan karena tinggal disini. Asrama ini ada dua gedung. Satu gedung untuk putra dan satu gedung untuk putri. Di tengah dua gedung, ada ruang makan dan kantor para penjaga. Lalu di depannya ada halaman asrama yang luasnya sudah kuceritakan tadi. Asrama ini sudah mirip dengan sekolah saja....

Aku mulai merasa kedinginan. Udara dingin dari celah jendela masuk begitu saja ke kamarku. Tapi aku tidak punya jaket untuk menitupi kedinginan ini. Memakai selimut juga tidak mempan, selimut disini sangat tipis dan beberapa bagian ada yang robek dan ditambal. Aku sangat miris dengan keadaan ini.
"Kaca... jangan mempunyai celah lagi!" Kataku kesal

Tiba-tiba cahaya putih membuat mataku silau dan setelah kubuka mata, jendela kamarku menjadi tidak bercelah. Tidak ada yang retak dan seperti baru. Hahaha... ini akan menjadi mengerikan. Kenapa? Ya. Aku punya kekuatan gitu? Terus aku ini apa? Manusia? Atau peri? Atau.. apa ya? Jangan-jangan gara-gara aku bertemu orang aneh yang misterius itu? Wah wah. Jahat sekali dia menanamkan kekuatan tak dikenal pada diriku. Tapi, sepertinya tidak. Aku juga tidak tahu. Hanya saja perasaanku mengatakan kekuatan ini memang ada sejak aku lahir. Dulu sewaktu aku kelas 3 SD, aku pernah piket sendirian dan kesal gara-gara teman-teman tak ada yang membantuku. Aku mengamuk dan menimbulkan beberapa meja yang hampir retak. Aku menyuruh meja itu untuk kembali seperti semula seperti peristiwa hari ini. Kesimpulannya, keanehan seperti ini sudah ada sejak lama.

"TIDAK!!!" Teriakku sekeras-kerasnya

"Hei! Apa yang terjadi?" Tanya beberapa anak perempuan menggedor-gedorkan pintu kamarku.

Aku keluar kamar menatap mereka dengan wajah datar seperti dulu. Lalu menuju taman asrama. Waah aku sepertinya kelelahan.

"Hikaru? Kamu kenapa?" Tanya Kazuki yang sedang membersihkan sepedanya di kran taman. Aku diam.

"Kata anak-anak lain... kamu kena sarap. Bener itu?" Tanya Kazuki sambil terkekeh
Aku diam lagi.

"Wah ternyata benar ya" kata Kazuki, detik itu juga kutendang kakinya.

"Kazuki! Kau sama menyebalkannya dengan mereka!" Kataku kesal

"Duh... kamu juga aneh. Kemarin manggil kakak. Sekarang Kazuki. Kamu juga aneh. Gak salah mereka ngatain kamu gitu" kata Kazuki sambil memegang kakinya yang sakit

"Salah siapa bilang begitu padaku!" Kataku sambil cemberut

"Iya iya maap. Kamu memangnya kenapa?" Tanya kak Kazuki

"Aku hanya terkejut" kataku duduk di rerumputan sambil menatap taman

"Kamu tidak sakit kan? Kalau ada apa-apa bilang ya?" Kata kak Kazuki yang duduk di sebelahku.

"Aku baik-baik saja" kataku

Susah sekali memanggil anak ini dengan ditambah 'kak'😒.

"Kak, apa kita ini punya kekuatan super?" Tanyaku akhirnya aku bisa menambahkan kata 'kak' walau agak terpaksa.

"Kaya di film saja. Kalau itu aku juga tidak tahu. Tapi kalau bukan manusia, seperti penyihir mungkin bisa. Seperti di film itu lho, yang kutonton dua hari lalu" kata kak Kazuki

"Eh eh.. apa iya?" Kataku sambil tertawa garing

"Memang kenapa?" Tanya kak Kazuki

"Eng. Kalau aku bukan manusia, apa kak Kazuki akan tetap berteman denganku?" Tanyaku

"Entah kau siapa. Aku sudah mengatkan kalau aku akan menjagamu. Aku tidak akan menarik kata-kataku itu, kan?" Kata kak Kazuki, dia memang sangat memegang teguh prinsipnya.

"Kalau aku melukai kak Kazuki? Kalau aku punya kekuatan dan berbuat itu? Kak Kazuki tak akan berubah?" Tanyaku dengan nada datarku.

"Kamu tidak akan berbuat seperti itu. Kalau iya, itu juga bukan kemauanmu kan?" Kata kak Kazuki

"Bisa saja itu kemauanku" kataku menatapnya dingin

"Jahat sekali dirimu wahai anak muda" kata kak Kazuki dramatis

Keanehan juga terjadi. Aku bisa melihat kelopak bunga sakura yang berjatuhan. A.. apa lagi ini?!
Aku tidak bilang kalau kelopak bunga sakura berjatuhan. Inikan musim gugur. Apa ada yang berbuat ini ya? Wah wah... Aku masih sehat... aku beneran masih sehat kan? Apa ini halusinasi? Kebanyakan nonton film? Apa akibat bertemu orang misterius itu? Kalau aku bertemu dia lagi akan kuomeli kalo perlu kulempar dia sampai negeri antah berantah.

"Keanehan ini terjadi lagi" kataku berlalu pergi

"Jadi... kamu juga melihatnya?" Gumam kak Kazuki

Aku masuk ke kamar dan memutuskan untuk mendengarkan musik. Sesekali para tetanggaku memarahiku dari luar karena aku tidak bisa mengecilkan volume musik yang aku putar. Emang cuma aku yang berisik?

Aku merasa aneh. Tadi aku merasa sangat aneh. Ya, waktu bertemu kak Kazuki tadi. Kelopak bunga sakura itu hanya gugur di dekat kami. Aku bisa melihatnya dengan jelas kalau tidak ada pohon bunga sakura di taman. Kurasa, kak Kazuki tidak merespon. Apakah hanya aku saja yang melihatnya? Apa sebenarnya yang terjadi? Apa ada hubungannya dengan orang misterius itu? Kalau iya, kuamuk orang itu karena membuatku terkejut😡. Huhh.

Kazuki POV
Hikaru terlihat sangat kesal. Aku tahu kenapa dia begitu. Dia hanya terkejut dengan kekuatannya. Orang misterius itu benar. Hikaru adalah... keturunan penyihir.

Keturunan penyihir?

KORE WA YUMEDESU KA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang