Jika pada akhirnya semua hanya terasa percuma...******
"Cari tempat lain saja!"
"Tapi Tuan, bisakah kau dengarkan dulu instrument yang saya buat? Bagaimana anda bisa menilai jika anda belum mencoba mendengarkannya??" Protes seorang pemuda yang merasa geram atas karyanya yang tak dihargai sedikitpun oleh seorang produser musik yang ia temui.
"Keluarlah Min Yoongi! Masih banyak orang serupa sepertimu yang harus aku panggil. Kau cobalah datang ke tempat yang lain saja! Mungkin ada produser lain yang akan menampung karyamu."
Bagai hati yang tersulut api, pemuda bernama Min Yoongi itu langsung berdiri dari tempat duduknya. Dipungutnya kembali map besar berisikan lembaran lembaran kertas, dan sebuah benda berbentuk kepingan lingkaran tipis itu dari atas meja.
"Sombong sekali kau Tuan!! Memangnya kau fikir produser hebat itu hanya kau?? Lihatlah suatu saat, kau akan menyesal karna telah menolak karyaku mentah mentah!" Tegasnya tak lagi mengingat sopan santun. Pemuda itu lantas beranjak keluar tanpa mempedulikan ekspresi kekesalan yang diperlihatkan oleh pria paruh baya yang berprofesi sebagai produser yang bernaung dalam salah satu agensi besar di Seoul.
Tak patah semangat, Yoongi kembali mencoba menunjukkan karyanya pada orang lain. Meski usaha kerasnya tak juga menuaikan hasil, namun Yoongi tetap gigih mencari produser musik yang akan menghargai hasil karyanya.
"Woah, daebakk!! Permainanmu barusan sangat sempurna Min Yoongi." Seorang pria paruh baya berjalan menghampiri Yoongi yang saat itu sedang bermain piano di salah satu cafe tempat dimana ia bekerja paruh waktu.
"Ne, kamsahamnida sajangnim!" Balas Yoongi lantas membungkuk dalam sebagai rasa terima kasihnya pada orang yang memujinya itu.
"Ikutlah denganku! Kau akan mendapatkan tempat yang layak untuk bakat yang kau miliki ini Yoongi."
"Jinjjaeyo??"
Bak angin segar yang tiba tiba berhembus kencang memasuki rongga dadanya yang telah lama sesak. Yoongi tersenyum lebar mendengar tawaran yang pria itu sampaikan. Benarkah mimpiku akan segera menjadi kenyataan?? Pertanyaan itulah yang terbesit dalam otaknya.
-------------
-----
Disebuah panggung besar, duduk seorang pemuda yang tengah memainkan piano. Kedua matanya terpejam untuk bisa menikmati permainan yang berasal dari jemari tangannya yang telah handal.
Hidupnya telah ia dedikasikan untuk musik. Apa yang akan ia tunjukkan pada para penggemarnya tentu harus yang terbaik. Itupun jika memang ada yang menatapnya sebagai seorang musisi.
Penggemar?? Adakah penggemar yang ia miliki? Adakah yang mengenalnya?? Namun kenyataannya tak sama dengan apa yang ia harapkan. Benih yang ia tanam sejak lama nyatanya hanya mampu membuatnya menjadi salah satu pemain dari musik pengiring yang akan menyempurnakan sosok penyanyi kenamaan di atas panggung. Ya, panggung besar itu bukanlah panggung kebanggaannya.
"Aigoo, aku sampai merinding mendengar suaramu.. Kau berhasil membawakan lagunya dengan begitu sempurna Soyoung,ssie.." puji salah seorang wanita paruh baya yang juga menjadi manager dari penyanyi yang baru saja menyelesaikan penampilannya di atas panggung.
Di dalam backstage, orang orang biasanya berkumpul untuk persiapan maupun usai pertunjukkan.
Yoongi duduk di salah satu bangku. Mendengarkan perbincangan dua wanita itu. Fokus netranya memang pada layar ponsel yang ia pegang. Namun ia tentu tak tuli untuk dapat mendengar dengan jelas suara suara yang ada di sekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
House Of Cards [BTS Sad Story]
Fanfic[ cover by: @WindaRiyanti4 ] Bukankah itu "Rumah dari Kartu"?? Kau tau betapa rapuhnya itu? Hanya dengan sekali hembusan, angin dapat merobohkannya. Dan kau akan tetap disana?? --- 7 Kisah berbeda dari 7 orang yang berbeda. --- >>Baca ae.. gak akan...