-02

25 3 1
                                    

''Ngga selamanya yang baik akan terus baik, dan jahat selalu jahat. Karna seluruh makhluk dimuka bumi akan mengalami fase perubahan.''

***

Zeus turun dari mobil mewahnya. Ia melangkahkan kakinya memasuki area rumah megah nan mewah yang kini berada dihadapannya. Zeus melempar senyum kecil kepada satpam dirumah tersebut.

Tanpa mengetuk atau permisi, Zeus memasuki rumah itu yang sudah seperti rumahnya sendiri.

Terlihat wanita paruh baya sedang berjalan menghampirinya dari arah dapur, ''Ze, apa kabar? Lama kita ngga ketemu ya? Mmm...'' Wanita paruh baya itu menggantung kata-katanya, ''Kira-kira dua bulan lalu sebelum tante berangkat ke Aussie, itu terakhir kita ketemu, right?'' Tanya nya kemudian.

Sedangkan yang ditanya hanya mengangguk pelan, dan sedikit tersenyum.

Wanita paruh baya itu, Tiara-mama Satria mengusap pelan pucuk kepala Zeus, ''Kamu ngga berubah, tetap saja dingin dan datar. Yasudah, langsung keatas aja ya, Satria dan yang lain sudah disana.'' Tiara tersenyum ramah.

''Mari tan,'' ucapnya berlalu pergi.

***

cklek...

Suara pintu itu mengalihkan pandangan ke-4 cowo yang berada diruangan tersebut. Zeus menaikkan satu alisnya saat melihat kelakuan sahabat sahabatnya itu. Ia kadang suka bingung mengapa sahabat sahabatnya itu tidak ada yang waras sama sekali.

Mereka memang badboy, cowo tertampan se-antero sekolah, anak motor, tapi jika kalian membayangkan mereka adalah sekumpulan cowo cool, ambigu, jaim jaim bego, INGAT! kalian SALAH!!!

Mereka itu gatau malu, slengean, kocak, gapeduli tentang pandangan orang. Motto mereka itu; ''Kalo suka ya nikmatin, kalo ngga ntar kita cium.'' Zeus saja yang terkenal sebagai laki laki terdingin, jika sudah berkumpul bisa mengeluarkan tingkah konyolnya yang membuat mereka sendiri saja menganga lebar tidak percaya.

Contohnya seperti saat ini, Zeus sedikit berdecak saat melihat kelakuan mereka. Andri yang sedang menungging tidak jelas diatas king size bed milik Satria. Sedangkan Satria sendiri sedang berguling guling dilantai bersama Alfa entah memperebutkan apa. Yang terlihat normal satu satunya hanya Hari yang sedang duduk bersila didepan tv sambil memegang stik ps ditangannya.

''Nah ini dia, pangeran kulkas kita dateng!'' Seru Satria, dengan kedua tangan yang direntangkan selebar lebarnya, bak sedang menyambut kemenangan.

Alfa meninju pelan lengan Satria, ''Lo ngga ada kata yang lebih bagus, dibandinding pangeran kulkas?''

''Tau lo, kampungan banget pangeran kulkas,'' Andri menimpali.

Satria berdiri dari duduknya, lalu menarik pelan rambut Alfa dan menendang pelan paha Andri, ''Bacot, lo lo pada. Sekarang gua tanya, kulkas dingin ngga?''

Kedua nya hanya mengangguk pelan, melihat kearah Satria.

''Ya terus, masalah nya dimna, dedemit sawah, hah?''

''Kampret lo ngatain kita dedemit sawah!'' Andri melempar bantal kearah wajah Satria.

Alfa mendelik, ''Kita? Hahaha, lo aja kelesss, gua si ogah.''

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

setitik rinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang