ACDP - Bab 4

314 125 48
                                    

(Mencoba mengingat tentangnya)

🌹🌹🌹

Dua hari berlalu sejak pertemuan tidak terduga dengannya. Aku kembali menjalani rutinitas seperti biasa. Sekolah di pagi hari, pulang hampir larut sore dan mengerjakan tugas ketika malam.

Dan dalam dua hari pula, dia memang tidak kembali. Ya, sampai saat ini aku tidak pernah melihatnya lagi. Padahal ada yang ingin aku tanyakan pada Leon mengenai keberadaannya sore hari itu di sekolah.

Tapi untuk apa aku bertanya. Tidak ada gunanya juga. Lagian dia juga tidak mengenalku. Oh ayolah Amanda, jangan jadi orang yang sok akrab deh.

Dan oh ya, sejak kejadian aku terlambat dengan Zeno, cowok itu jadi semakin sering main ke kelasku. Ada saja alasan yang diberikan saat Rachel bertanya mengapa dia jadi lebih sering datang ke sini.

Dalam pikirku, mungkin dia bosan makannya dia main ke kelas ini. Atau mungkin dia ingin bertemu dengan Vanessa, tidak ada yang tau kan. Tapi ah, sudahlah tidak penting juga untuk di bahas.

"Cie yang udah gak telat lagi ke sekolah," goda Rachel kepadaku saat dirinya baru memasuki kelas. Aku tidak menyahut, masih tetap fokus membaca  novel yang seminggu lalu baru kubeli.

Rachel mempercepat langkahnya menuju bangku. Setelah menaruh tasnya diatas meja, Rachel langsung memutar tubuhnya kearahku yang duduk tepat di belakangnya.

"Nda, Nda, tau gak?"

"Nda ih mau cerita nih gue dengerin dong."

Karena tidak mendapat respon, Rachel dengan cepat mengambil novel dari tanganku. Spontan aku sedikit berteriak tidak terima kepadanya. "Balikin novel gue, Hel," pintaku pada Rachel.

Dia menggeleng. Sedangkan aku hanya bisa menghela napas pelan melihat tingkah lakunya.

"Kenapa? mau cerita apa? Gue dengerin tapi balikin dulu novelnya," usulku pada Rachel yang kemudian menggaguk setuju.

Setelah novelku kembali, Rachel bertanya, "Nda, lo inget gak orang yang waktu itu gak sengaja lo tabrak pas main ice skating?"

Aku dibuat terdiam oleh pertanyaan Rachel. Sungguh, pertanyan macam apa itu? Tentu aku masih mengingatnya dengan jelas. Bahkan wangi parfumnya juga tidak pernah hilang dari ingatan. Apalagi dua hari lalu aku kembali bertemu dengannya. Jadi, bagaimana bisa aku melupakannya begitu saja.

"Ya, gue ingat. Kenapa?"

"Dia ganteng banget ya, Nda. Seriusan deh dia ganteng banget. Tapi sayang gue gak tau namanya," decak Rachel kesal.

"Ah, coba aja kalo kemarin gue kenalan sama dia pasti gue gak bakal gila kayak gini. Pusing gue, Nda. Gue udah coba cari di instagram siapa tau dia selebgram gitu. Gue juga udah nyari di youtube, bahkan gue cari di google coba, Nda. Tapi gue tetep gak tau siapa dia."

Tuhan, apakah aku harus memberi tahu namanya pada Rachel, meski hanya tahu nama pendeknya saja? Ah tidak, tidak aku tidak bisa. Mungkin terlalu egois, tapi jujur aku sungguh tidak ingin memberitahukan namanya pada orang lain.

Karena tidak  berkomentar apapun, aku hanya diam dan mendengarkan saja ocehan Rachel. Gadis itu kini tengah menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Tapi sepertinya ada yang aneh dari ucapan Rachel tadi. Atau ini hanya pendengaranku saja yang salah.

"Tunggu, tunggu, lo bilang kemarin ketemu orang itu?"

"Hmm," gumamanya pelan, "bukan kemarin sih kayaknya waktu hari selasa deh. Gue ketemu dia di sekolah kita, Nda."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antara Cinta Dan PersahabatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang