Mataku tidak bermasalah, aku mengingatnya dengan benar. Balkon disamping apartemenku adalah balkon apartemen 152, itu jelas sekali. Dan lagi, aku sedang tidak berhalusinasi, aku baru saja berbelanja dan berdiri disini selama beberapa menit.
Jadi, apapun yang kulihat sekarang adalah nyata.
Jendela apartemen itu memang terbuka lebar dengan cahaya lampu yang berpendar begitu terang dari dalam. Korden putih yang menggantung di sisi jendela berkibar dramatis.
Aku tidak tahu kapan tepatnya jantungku memompa dua kali lebih cepat. Dan bagaimana tiba-tiba di udara sedingin ini, aku berkeringat deras.
Ia ada disana.
Elle, perempuan penghuni apartemen 152 yang muncul dari balik pintu balkon yang baru terbuka.
Sosoknya berjalan pelan menuju pinggir balkon. Bagian bawah terusan putih yang digunakannya bergoyang mengikuti hembusan angin. Rambutnya pirang, cukup panjang dan menutupi sebagian wajah.
Dia terlihat begitu cantik....
Aku hampir melambaikan tangan ketika Elle mengedarkan matanya ke bawah jalan. Sebagian diriku berkata narsis kalau ia sedang mencari sosok Clay Mellark (diriku sendiri) yang menempel sticky note bodoh di kardus susunya.
Kemudian, sesuatu yang dilakukan perempuan itu membuat ototku mengejang di tempatku berdiri. Aku hampir menjatuhkan plastik belanjaku, berlari ke depan gedung sambil meneriakinya untuk berhenti memanjati tembok balkon.
Aku menghela nafas keras sekali karena pikiran burukku yang meleset. Setelah berhasil memanjat tembok balkon, Elle terduduk disana dengan tenang. Tangannya ia rentangkan lebar-lebar sambil tersenyum senang melihat salju yang berjatuhan di sekelilingnya.
Hei, kau pasti tahu tentang love at first sight, kan?
Karena sepertinya; aku jatuh cinta untuk senyum yang kulihat pertama kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
the girl next room ✔
Historia Corta❛❛Perempuan yang tinggal di apartemen 152 tidak pernah keluar. Orang-orang bilang dia begitu pemalu. Hingga akhirnya, pada hari kelima di bulan Desember untuk pertama kalinya ia menampakkan diri. Berdiri di balkon apartemennya menikmati salju yang...