-5 tahun yang lalu-Berjalan sendirian sambil mendengarkan musik adalah kegemaran Atreya. Karena untuk orang yang cukup tertutup seperti Treya, sendiri pun bukan masalah besar.
Ketika masih menikmati musiknya, tak sengaja pandangan Treya terjatuh pada sesuatu dibelakang sekolah. Ia pun berlari kecil, dan menemukan sesuatu yang membinarkan matanya.
"Wahh lucu ya balonnya, siapa yang bawa balon segini banyak?" kata Treya sambil memperhatikan setiap balon yang di ikat pada ranting pohon kecil di belakang sekolah.
"Aku! Lucu gak?" Suara itu membuatku kaget. Ternyata Sean, teman dekatnya.walaupun sekedar teman, kedekatan mereka membuat Treya memendam rasa yang lebih kepada Sean.
"Buat apa kamu bawa balon segini banyak?" Tanyaku penasaran.
"Buat apa ya?? Hhmmmn.. ada deh! Liat aja nanti." Kata Sean sambil memeletkan lidah kepadanya.
"Rese deh!" Kata Treya pura-pura ngambek.
"Uuu.. ngambek dia! Jangan ngambek dong, Trey! Tuh kan mukanya jadi jelek, hahhahahaha!!!"
"Tuhh kan rese banget! Tahu ah!"
"Yayaya, jangan ngambek! Kamu boleh pilih satu deh dari balon-balon itu, asal jangan balon hati yang warna merah itu ya." Mukanya langsung berseri-seri. Tapi ia bertanya-tanya dalam hati, kenapa balon merah tidak boleh diambil? Dan hanya satu?
"Loh, memang kenapa?" Tanya Treya penasaran.
"Yang itu spesial, Cuma satu. Liat aja nanti!" Kata Sean dengan mantap.
"Yaudah, aku mau yang pink muda itu!" Sambil menujuk salah satu balon yang berbentuk hati.
"Oke! Satu balon pink buat putri ngambek!" Kata Sean terkekeh sambil mengambil balon tersebut.
"Mulai lagi kan!! By the way, thank you!" Kata Treya sambil menerima balon pink lucu ini. Lalu Sean pun mengambil semua balon tersebut dari ranting pohon tersebut.
"Mau kamu kemanain balonnya?" Tanya Treya saat Sean mau beranjak pergi.
"Ada deh! R A H A S I A!" katanya dan berlalu meninggalkan Treya dengan seagudang tanya.
-----------------------------------------------------
Kini Treya berada didalam kelas, sambil mengamati balon lucu dari Sean tadi. Warnanya cerah, bentuknya hati. Sekian lama Treya mengamati hari tiba-tiba anak-anak dikelas berlarian keluar kelas.
"Eh, ke taman sekolah, yuk! Ada yang mau nembak katanya!!!" Kata salah satu temannya. Siapa ya?
Rasa penasarannya yang cukup tinggi, Treya pun menuju taman sekolah sambil membawa balonnya tadi. Saat dia sampai, disana sudah banyak kerumunan siswa-siswa yang penasaran sepertinya. Dan sepertinya, ada yang memegang banyak balon. YA! SEPERTI BALON SEAN TADI! Apa itu Sean, atau orang lain ya? Tanyanya dalam hati. Dia pun mencoba lebih dekat. Tiba-tiba..
"Ehmm.. Trey kita kekantin yukk, aku laper nih!" Tiba-tiba Skylar, Bayu dan Devan sudah berada dibelakangnya.
"Iya, Trey! Kan kamu tahu juga, Skylar kalo laper gak bisa ditahan. Kalo ditahan, dia malah ngamuk kaya Godzilla kesurupan lohh," Canda Devan sambil tertawa. Skylar melotot ke arah Devan yang di balas dengan cengiran Devan saja.
"Nah kalo gitu, ayo kita ke kantin!" Kata Bayu sambil merangkulku dan membawaku ke arah sebaliknya, menuju kantin. Treya merasa, ada sesuatu yang disembunyikan darinya.
"Tapi, aku kepo sama itu!" Katanya sambil menunjuk kebelakang, ke arah taman sekolah.
"Gak ada apa-apa Trey, Ya kan? Udah yuk kantin aja!" Kata Skylar sambil menariknya kembali. Ini aneh! Treya pun mencoba melepaskan tangannya dari Skylar dan berlari ketaman.
"TREYA!!"Teriak kompakan mereka tidak membuatnya berhenti berlari. Dia melihat kelangit, satu persatu balon mulai berterbangan ke langit membuatnya semakin penasaran. Treya langsung menerobos kerumunan yang ada. Dan saat dia sampai ketengah..
"Will you be my girlfriend?" Treya tercengang! Sangat tercengang! ITU SEAN!
Dia melihat Sean di tengah kerumunan memegang balon merah tadi, dan di sana ada.. Ada KANYA! Salah satu sahabat Treya dan Skylar. Dia tahu semua rahasia Treya, termasuk perasaan Treya selama ini kepada Sean.
"Ya, aku mau Sean," Rasanya bagaikan ribuan pisau menusuk jantungnya. Pegangan pada balonnya pun melonggar, dan balonnya lepas ke udara.
Tak sadar air matanya jatuh, namun dengan cepat dia hapus agar tidak terlihat. Rasanya dunianya runtuh. Tak sengaja, Kanya melihat Treya dan membuatnya kaget, gugup tidak berani berkata apapun.
"Tre..ya?" Sean juga otomatis melihat kearah Treya yang mematung disitu.
Treya tidak kuat lagi menahan tangisnya, ia hanya tersenyum dan langsung pergi menerobos kerumunan didepannya dengan air mata yang mengalir deras.
-------
hehe
segitu dulu ya buat sekarang. vote dan comment ya!
semoga besok update 1 part~
-hyippp-
KAMU SEDANG MEMBACA
Storge Love
Teen Fiction"Tawa candamu adalah kebahagian, senyummu adalah kehangatan, mencintaimu adalah tantangan. Tapi aku sadar, untuk bersamamu adalah kebimbangan, pelukmu adalah angan, dicintaimu adalah mimpi" -T- PG (15+)