Chapter 9

31 8 6
                                    

Author POV

Carol terlihat sangat panik dan mencari kesana-kemari bersama Dadnya. Mereka juga sudah melaporkannya kepada pihak keamanan pantai.

Hari semakin sore, dan suasana pantai pun semakin sepi, satu-persatu wisatawan mulai meninggalkan pantai.

Carol dan Dadnya pun semakin panik. Bagaimana jika Harry nyasar? Dia diculik? Atau tenggelam?

Pikiran-pikiran itu terus terngiang di kepala Carol.

Sampai saat sunset datang, Harry tidak kunjung ditemukan.

Lalu, Carol memutuskan pergi ke ujung pantai untuk menenangkan diri dan berharap ia dapat bertemu dengan Harry.

Saat sampai di dekat karang, bukan pemandangan indah yang ia dapatkan tapi justru pemandangan yang menyakitkan.

Walaupun dari belakang, dia tahu persis jika itu adalah Harry yang dipundaknya sedang bersandar kepala seorang wanita. Dan ada sesosok laki-laki disebelah kanannya.

Karena tidak yakin, Carol memanggilnya.

"Harry!"

Dan mereka bertiga menengok berbarengan.

Harry yang melihat Carol langsung menyingkirkan kepala si wanita.

Carol masih tercengang melihat 3 sosok di depannya. Mereka adalah Zayn, Sofia, dan Harry.

"Maaf menggangu", setelah mengatakan itu Carol langsung pergi dari hadapan mereka.

Samar-samar ia mendengar suara Harry memanggil namanya, tapi bukannya berhenti, Carol justru mempercepat langkahnya.

Tak terasa air mata Carol menetes dan kakinya sudah tidak kuat untuk melanjutkan larinya.

Ia terduduk di trotoar dan menenggelamkan wajahnya sambil terus menangis.

Baru kali ini ia merasa lemah dan menangis gara-gara seorang pria yang tanpa ia sadari telah membuka kunci di pintu hatinya yang sudah ia tutup rapat sejak lama akibat perbuatan seorang pria blonde yang telah melukai hatinya.

Saat sedang merutuki nasibnya tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya.

"Maaf, jangan tidur disini, banyak kendaraan lewat nanti kamu ketabrak"

Suara itu, suara yang telah lama ia rindukan. Suara yang selalu mengucapkan 'i love you' di setiap waktu kebersamaannya. Namun itu dulu.

Pria blonde yang telah lama pergi jauh dari kehidupannya telah kembali. Ya seorang Niall James Horan.

Mengapa ia datang disaat seperti ini?
Kata-kata itu terucap di hati Carol.

Takdir mempertemukan kita lagi..
Ucap Niall setelah melihat wajah seorang wanita yang sangat dirindukannya.

"Carol? Apa yang kau lakukan disini? Ayo bangun" tangannya mencoba untuk membantu Carol berdiri dari duduknya.

"Hai Niall, lama tak bertemu" ucap Carol kikuk setelah dapat berdiri sempurna dan menghapus air matanya.

"Kenapa wajahmu sembab? Apa ada yang menyakitimu?" Dari raut wajahnya, Niall terlihat sangat khawatir dengan keadaan Carol saat ini yang sudah berantakan.

"I'm ok Ni"

"No, you aren't"
"I know you, Carol, more than anyone", Niall menangkup wajah Carol dan menatap matanya intens.

Tatapannya tidak pernah berubah, tatapan yang selalu dapat meluluhkan hatiku.
- carol

Carol yang tak kuasa menahan air mata pun kembali menitihkannya.

Dengan sigap Niall langsung memeluknya. Carol tidak memberontak sama sekali karena memang itu yang ia butuhkan saat ini.

Harry yang melihat kejadian itu dari kejauhan hanya dapat menahan amarahnya. Ia tidak suka gadisnya disentuh oleh pria lain.

Harry tau siapa Niall. Harry sempat melihat beberapa foto kemesraan antara Niall dan Carol di ponsel milik Carol yang tidak sengaja ia buka.

"Sudahlah kak, ikhlaskan saja dia dengan pria itu. Lagipula kita harus segera pulang ke negri kita. Kau dengannya tidak akan pernah bersatu sampai kapanpun, you both are DIFFERENT"
ucap seorang laki-laki sambil menepuk bahu Harry.

"Tapi aku mencintainya, Zayn"

"Aku juga mencintai Sofia, namun apa dayaku jika ia lebih mencintaimu, dan aku sadar Sofia dan aku tidak bisa bersatu"
"Cinta itu harus merelakan, kak"

Harry hanya menghembuskan nafas mendengar curhatan sang adik.

"Kapan kita akan kembali ke negri kita, Zayn?"

"Kapanpun kau siap"

Setelah itu Harry memutuskan untuk menginap bersama Zayn dan Sofia.

Lain halnya dengan Carol, ia diajak untuk menikmati makan malam bersama Niall. Saat sedang menikmati waktu bersama Niall pun ia masih memikirkan Harry.

Bagaimana keadaannya? Apakah ia tau jalan menuju penginapan? Apakah dia sudah makan?

Namun dengan cepat ia menghapuskan pikiran tersebut toh Harry sudah bersama Sofia.

"Carol, ternyata benar katamu ia bukan wanita baik-baik, aku menyesal karena lebih mempercayai ucapannya daripada kamu" ucap Niall sambil menggenggam tangan Carol.

"Sudahlah Ni, yang lalu biarlah berlalu. Kamu kesini sendiri?"

"Aku kesini bersama temanku Luke. Kamu?"

"Bersama Dad dan Harry"

"Harry? who is he? apa dia saudaramu?" ucapnya sambil mengalihkan pandangannya dari makanan yang sedang ia santap ke mata Carol. Terdengar nada cemburu saat mendengar nama Harry.

"Ya dia sepupuku" jawab Carol seadanya. Ia sudah terlihat sangat lelah dengan hari ini, waktu liburan yang seharusnya menyenangkan menjadi menyakitkan.

Niall melihat Carol sangat lelah.

"Kamu terlihat lelah, mau kuantar ke penginapan?"

Carol hanya mengangguk sambil menahan kantuk yang terus mennyerangnya.

Pada saat di taxi, Carol sudah tidak kuasa menahan kantuknya dan ia tertidur di bahu Niall.

"Aku sangat merindukanmu, aku ingin kamu kembali menjadi milikku" sembari mengecup dahi Carol.

Heyya everybody... setelah sekian lama sampe-sampe ini cerita berdebu *lebay lu thor* akhirnya gue kembali.. woho.. maaf ya slow banget updatenya, tugas author tuh udah numpuk setinggi hak sepatu Kendall *bletak*. Terus juga kadang suka gak ada ide gitu.

And.... DON'T FORGET TO VOTE AND COMMENT!!!

love, chloxoox












DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang