Chapter 15 : Laki-Laki Berpakaian Hitam?

7.8K 553 41
                                    

Jiang Qi berlari ke hadapan Ke Yan dan mengulurkan tangan meminta kalungnya. Ke Yan memegang tali kalung tersebut dengan ujung jarinya dan menjatuhkannya ke telapak tangan Jiang Qi. Ke Yan memberikan dan Jiang Qi menerimanya. Kalung itu pun kembali pada pemilik aslinya.

"Terima...." Jiang Qi yang ingin mengucapkan terima kasih pada Ke Yan tiba-tiba membeku saat matanya menatap wajah pemuda di depannya. Ia berpikir bahwa orang ini benar-benar tampan. Ini kali pertama Jiang Qi berpikir bahwa laki-laki juga bisa mempunyai wajah yang tampan....

Ke Yan yang melihat Jiang Qi yang tenggelam dalam pikirannya mengerutkan dahi dan berjalan kembali menuju kamar asramanya.

......Bang!

Menatap pintu yang tertutup, Jiang Qi merasa malu akan sikapnya yang barusan. Bisa-bisanya ia terdiam membeku menatap seorang laki-laki dengan penuh kekaguman.

Jiang Qi berjalan kembali menuju lantai lima tetapi di tengah jalan ia ingat bahwa tadi ia tidak mengucapkan terima kasih pada pemuda tersebut. Menggosok batang hidungnya lagi dan lagi, ia berbalik haluan.

........Knock! Knock!

Ia mengetuk pintu kamar Ke Yan. Tidak lama kemudian Ke Yan membuka pintu. Jiang Qi dengan cepat berkata, "Yang barusan, benar-benar terima kasih."

"Tidak perlu." Setelah mengucapkan dua kata tersebut, Ke Yan kembali menutup pintu kamarnya.

Orang ini sangat tampan, tetapi kenapa sikapnya sangat dingin. Bahkan cara ia berbicara juga begitu dingin.

Jiang Qi menyentuh hidungnya dan kembali tenggelam dalam pikirannya.

Kembali ke kamar asramanya ia meletakkan kalungnya ke dalam laci, takut akan hilang dan tidak bisa mendapatkannya kembali. Tidak lama kemudian ia mengambil dompet siap untuk pergi mencari makan, ia benar-benar lupa bahwa ia sudah membuat janji untuk makan bersama dengan Liu Hao....

Tanpa perduli Jiang Qi pergi makan. Tepat pada saat itu Liu Hao dengan tenang membawa pacarnya ke gedung asrama untuk mengajak Jiang Qi makan siang. Keduanya tidak sadar jika ada sesorang yang berjalan tepat di belakang mereka. Orang tersebut tinggi, mengenakan pakaian serba hitam. Kaos hitam, jeans hitam dan sepatu kanvas hitam serta menyeret koper hitam besar. Di wajahnya bertengger kaca mata hitam dan sikapnya terlihat sangat mencurigakan. Mahasiswa yang lewat tidak bisa tidak berpikir bahwa pemuda tersebut sudah membunuh orang dan sekarang menyembunyikan mayatnya. Tentu saja mereka tidak berhenti mengintip koper hitam besar tersebut. Benar di dalam ada mayatnya ba? Mereka yang memiliki pemikiran seperti ini cepat-cepat bubar dari sekitar pemuda mencurigakan yang bepakaian serba hitam.

Pemuda berpakaian hitam itu menatap Liu Hao yang memasuki kamar no 505, ia mengangkat alisnya dan ikut masuk.

Jiang Qi memakan makan siangnya suap demi suap, ia tetap berpikir bahwa ia melupakan sesuatu dan tidak bisa mengingat apa itu, ia kemudian memutuskan untuk melupakannya. Tepat pada saat itu beberapa mahasiswi yang duduk di belakangnya mulai bergosip. Jiang Qi tidak bisa menghentikan dirinya dan mendengarkan gosip mereka.

"Biar kuberi tahu, hari ini aku lihat cowo ganteng, ganteng banget."

"Aku juga melihatnya di gerbang kampus. Aku, dari kecil sampai segede ini, ini kali pertama aku melihat cowo seganteng dia."

Cowo ganteng? Apa pemuda sama yang membantuku menangkap kalung tadi?

"Kalian semua tidak tahu ah, namanya Ke Yan."

"Kau tahu dari mana?" Beberapa mahasiswi bertanya bersamaan.

"Oh.... tentang ini ah...." dia sengaja menghentikan kalimatnya agar teman-temannya menjadi lebih penasaran.

"Aiya... jangan bikin penasaran ba, cepat katakan." Mereka dengan cepat meminta penjelasan

"Iya iya, aku beri tahu ba.... sepupu perempuanku adalah Ketua Mahasiswa. Dia tahu semua informasi tentang anak baru."

"Ah... aku juga ingin lihat."

Selesai makan, Jiang Qi meletakkan sumpitnya. Ke Yan? Antara ia dan pemuda tersebut, mana yang lebih tampan ne? Jiang Qi menggelengkan kepalanya, tidak menyangka bahwa dirinya menjadi tukang gosip.

Kembali ke asrama, Jiang Qi melihat banyak mahasiswa yang berada di depan pintu kamar 505 entah mengobrol tentang apa. Jiang Qi berdesakkan melalui kerumunan dan melihat Liu Hao dan pemuda berpakaian serba hitam sedang berkelahi. Tidak jauh dari mereka adalah seorang gadis yang berusia sama dengan keduanya berdiri malu.... gadis? Seorang gadis masuk ke asrama laki-laki? Wajah Jiang Qi dengan cepat berubah muram.

Jiang Qi menutup pintu untuk memisahkan mereka yang berdiri menonton dan bertanya, "Apa yang terjadi?"

"Apa! Aku baru saja ingin memperkenalkan pacarku padamu, tetapi si brengsek ini tiba-tiba memukulku. Jika bukan karena refleksku cepat, aku pasti akan babak belur." Liu Hao terlihat sangat marah, wajahnya yang putih sekarang berubah merah.

Pemuda berpakaian hitam tidak mengatakan apa pun, dia hanya menatap ke arah si gadis.

Yang ditatap menundukan kepalanya dan akhirnya berkata, "Kakak... Kakak sepupu."

Liu Hao terkejut, "Kau sepupunya? Tapi meski kau sepupunya, kau tidak bisa berkelakuan seperti ini ah..... aku tidak melakukan hal tidak senonoh padanya."

"Humph..." si pemuda dengan dingin mendengus, "Kalau begitu, apa kau tahu kalau dia masih dibawah umur?"

"Apa?" Jiang Qi dan Liu Hao terbelalak, keduanya terkejut. Liu Hao berkata dengan jujur, "Aku tidak tahu."

"Pacaran dibawah umur tidak melanggar hukum ah. Apa lagi atas dasar apa mereka bisa mengontrol persoalanku." Si gadis tidak mau kalah, dan mencoba mempertahankan dirinya.

"Kalau begitu kau temui orang tuamu dan katakan pada mereka ah, mereka yang meminta bantuanku." Pemuda berpakaian hitam menjawab dengan santai. Jiang Qi berpikir sikapnya benar-benar membuat orang kesal.

Gadis tersebut menghentakkan kakinya beberapa kali, memajukan bibir dan kemudian pergi.

Melihat si gadis pergi, pemuda berpakaian hitam menyeringai ke arah Liu Hao dan berkata, "Bro, yang tadi jangan dimasukkan ke hati ah dan jangan marah ba.... tidak perlu menatap tajam begitu. Aku hanya mencoba untuk membenarkan kelakuan adikku."

"Humph, hatiku tidak sekecil itu." Akan tetapi ia tetap merasa sedikit depresi ba.

"Kalau begitu baguslah. Namaku Meng Qing dan aku teman sekamar kalian. Omong-omong, aku lapar... ayo makan bareng ba."

"Aku sudah makan," Jiang Qi merasa kalau perutnya sudah kenyang untuk makan lagi.

Meng Qing menatap Jiang Qi dan Liu Hao, "Tidak masalah, kau hanya perlu makan sekali lagi ba."

"Dia benar, cukup makan sekali lagi ba. Tadi sudah setuju untuk makan bareng, bagaimana bisa kau malah makan sendiri."

Jiang Qi tiba-tiba ingat apa yang sebelumnya ia lupakan, akan tetapi, untuk makan lagi.... Tolong ampuni aku ba....

*****

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[DROP] President Wife is A Man (Terjemahan Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang