Chapter 11 : Bibi Li

4.7K 577 25
                                    


Peringatan : R17,
ada sedikit adegan ranjang. Yeah, cuma dikit. Jadi yang sudah ngarep, tabahkan hatimu ya.

***

"Nhnn..." Ke Yan mencium Jiang Qi untuk membangunkannya. Jiang Qi yang masih linglung mendorong bahu Ke Yan dengan tangannya.

Ke Yan membuka dan mengangkat baju tidur Jiang Qi, dengan lembut membelai tubuh Jiang Qi dan mencubit ringan pinggangnya. Jiang Qi merasakan sedikit sakit tetapi tubuhnya terlalu lemah untuk melawan, sepenuhnya diperlakukan sepenuh hati oleh Ke Yan.

Ke Yan dari mencium bibir Jiang Qi lanjut turun dan mulai mencium dagunya lalu turun ke leher. Dengan lembut menggigit dan menjilat agar rasa sakit hilang meninggalkan tanda-tanda merah satu setelah lainnya. Tanda-tanda merah tersebut terlihat kontras dengan cupang-cupang sebelumnya yang kini berubah menjadi ungu. Ia lanjut menciumi Jiang Qi hingga berakhir di dada kenyal Jiang Qi, meninggalkan jejak cupang baru sepanjang jalan.

"Ngnn... Ke Yan!!" Akhirnya Jiang Qi bangun dari pikirannya yang tadi berkabut dan wajahnya perlahan memerah.

Ke Yan sekali lagi menyosor bibir Jiang Qi dan menciumnya, setelahnya ia berujar, "Anak baik... cepat panggil aku Yan."

"En.....Yan."

(TL : Yan adalah nama lahir Ke Yan. Sedangkan Ke adalah nama keluarganya.)

Tangan Ke Yan menuju celana tidur Jiang Qi, untuk menggenggam...

Jiang Qi memerah dan darah dengan cepat melonjak ke atas, "Ah... mmmm," Jiang Qi mengelurkan erangan manis, kedua tangannya berpegangan pada punggung telanjang Ke Yan.

Ke Yan melepaskan celana Jiang Qi, jarinya perlahan memasuki Jiang Qi...

Akhirnya terbuka lebar, jari-jemari pun ditarik ke luar. Siap untuk memasuki...

"Ai... tunggu, tunggu, tunggu," Jiang Qi coba menghentikan, "Pakai pelindung...."

Ke Yan dengan cepat menjawab, "Tidak perlu!"

Lalu kemudian dengan langsung memasuki tubuh Jiang Qi.

***

Setelahnya... Jiang Qi terkulai lemah di dada Ke Yan untuk berpelukkan, "Capeknya, pinggangku juga sakit."

Ke Yan membantu memijat pinggang Jiang Qi, "Kau tidak perlu begerak, aku juga capek ah."

Jiang Qi berbalik menghadap Ke Yan dan berkata, "Kalau begitu... lain kali biarkan aku berada di atas."

"Jangan coba-coba memikirkan itu... istriku," Ke Yan menampol pinggang Jiang Qi sambil menggodanya.

Dengan ekspresi Jiang Qi mencubit Ke Yan dan dengan muram berkata, " Aku mau mandi."

"Baiklah," Ke Yan mengangkat Jiang Qi dari tempat tidur dan membawanya ke arah kamar mandi.

Ding Dong....

Dua orang laki-laki keluar dari kamar mandi. Saat keduanya tengah berpakaian, tiba-tiba bel di lantai bawah berbunyi. Ke Yan cepat-cepat memakai pakaiannya dan berkata, "Aku akan membuka pintu."

"Tuan Muda...."

Berdiri di luar adalah orang yang ditugaskan untuk memasak di rumah kediamanan Keluarga Ke. Semua orang memanggilnya Bibi Lu. Dengan sifatnya yang periang, ia selalu tersenyum sepanjang hari. Suaminya adalah butler keluarga Ke, karenanya Ke Yan lumayan kenal dengannya.

"Masuk ba."

"Oke."

Keduanya berjalan memasuki ruang tamu dan kebetulan Jiang Qi turun dari lantai atas. Melihat orang yang tidak dikenal, Jiang Qi sedikit terkejut.

Bibi Li juga terkejut melihat Jiang Qi.

Kenapa ada orang lain di rumah Tuan Muda? Terlebih lagi seorang laki-laki? Dan mengenakan baju santai? Teman Tuan Muda kah?

Di pikiran Bibi Li terbesit beberapa pertanyaan tetapi ia tidak membuka mulut untuk menanyakannya.

"Bibi ini?" tanya Jiang Qi.

"Bibi Li, kemari untuk memasak," jawab Ke Yan dan duduk di sofa.

"Halo, apa kabar... Panggil saja saya Bibi Li," sapa Bibi Li.

"Oh, halo. Namaku Jiang Qi."

"Tuan Jiang...."

"Oh, tidak perlu basa basi, panggil saja Jiang Qi."

"Oke, Jiang Qi." Bibi Li memanggilnya sambil tertawa 'he he." Semakin ia melihat Jiang Qi semakin suka ia. Tinggi dan tampan ditambah lagi sangat mudah untuk berteman. Akan lebih baik jika dia perempuan ah... bisa minta Tuan Muda untuk menjadikannya istri.

"Hmm?" Bibi melihat banyak tanda-tanda merah dan beberapa sudah berubah menjadi ungu di leher Jiang Qi.

"Jiang Qi ah.... lehermu begitu.... kau punya semacam alergi? Atau karena digigit nyamuk? Kau butuh obat untuk dioleskan?"

Jiang Qi kehilangan kata-kata, malu sepenuhnya dan mencoba menutupi lehernya.

Ke Yan menyelamatkannya tepat waktu dengan menjawab, "Yeah... dia digigit nyamuk tapi dia sudah mengoleskan obat di atasnya."

"Oh, bagus kalau begitu. Bibi akan mulai memasak sekarang."

Jiang Qi duduk di sebelah Ke Yan dan bertanya: "Hei, kenapa tiba-tiba Bibi Li kemari untuk memasak?"

"Aku takut suatu hari kau akan membakar dapur." Setelah berhenti sejenak dia kembali berkata: "Juga, aku takut suatu hari tanganmu akan terluka lagi." Setelah menyelesaikan kalimatnya Ke Yan tertawa. Mau bagaimana lagi, Ke Yan tidak bisa disalahkan karena mentertawakan Jiang Qi. Orang sepertinya benar-benar langka. Bagaimana bisa mencuci tangan ujung-ujungnya terluka dengan pisau.

Wajah Jiang Qi memerah malu, ia mengangkat tangannya dan mencubit lengan Ke Yan.

"Aku akan membantu Bibi Li menyipakan makanan," selesai berbicara ia melarikan diri ke dapur.

Ke Yan tidak menghentikannya karena dia tahu Jiang Qi akan diusir nantinya.

Bibi Li yang bersiap untuk memasak mendengar suara tawa Ke Yan dan merasa terkejut, wajahnya menunjukan ekspresi tidak percaya. Orang yang tertawa itu Tuan Muda kita yang sedingin es ne?

Bibi Li meragukan pendengarannya

Tepat pada saat itu Jiang Qi masuk ke dapur dan mengganggu jalan pikiran Bibi Li: "Bibi Li, aku akan membantumu memasak ba."

"Baiklah ba." Bibi Li tersenyum dan menjawab.

Tetapi tidak lama kemudian, seperti yang telah Ke Yan perkirakan. Bibi Li memegang spatula menendang Jiang Qi dari dapur sambil bergumam: "Pokoknya tidak boleh membiarkan Jiang Qi ke dapur."

Jiang Qi yang merasa lesu kembali ke sisi Ke Yan. Ke Yan membelai dan mengelus kepala Jiang Qi: "Tidak apa-apa... menonton tv denganku saja ba."

Bibi Li kembali ke rumah kediaman keluarga Ke, berjalan memasuki ruangan yang ditata ala Eropa dan melihat nonanya yang cantik dan anggun berbaring di sofa dengan kepala berada di bantal sambil membaca komik.

Bibi Li melaporkan semua yang ia lihat hari ini padanya.

Perempuan tersebut memiliki ekspresi penasaran di wajahnya: "Oh?" keluar dari bibirnya.

Jiang Qi ah? Penasaran untuk tahu seperti apa dia!


*****

Shuichi : Lagi rajin, jadi ada yang dimiring-miringkan ho ho ho

[DROP] President Wife is A Man (Terjemahan Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang