1

332 27 14
                                    

Hari sudah sore dengan mendung yang sudah menghiasi langit sore kota Jakarta. Seorang siswa berwajah oriental namun imut berkacak pinggang didepan pagar sekolahnya.

Agaknya ia mengesalkan sesuatu, ah mungkinkah ia mengesalkan karena seseorang tidak menepati janjinya.

Ya, seseorang yang berjanji akan menjemputnya tepat saat dia pulang sekolah. Tapi ini? Ini sudah lewat 1,5 jam dari waktu pulangnya.

"Ck... papa membuatku kesal saja!" rutuknya didalam hati.

Saat ia akan nekat untuk pulang sendirian, disaat itulah sebuah bmw berhenti tepat didepannya. Sang pengemudi kemudian turun dengan tergesa gesa dan menghampirinya.

"Kamu udah nunggu lama? Maafin papa ya? Tadi papa ada rapat mendadak dikampus dan papa lupa memberitahu kamu."

Dengan wajah yang ditekuk sempurna, gadis kecil yang akan beranjak dewasa itu tak menghiraukan ucapan papanya. Ia justru masuk kedalam mobil dengan cepat.

Sang papa hanya mampu menghela nafas untuk kemudian ikut masuk kedalam mobil dan duduk dibalik kemudi.

"Carellya, kamu dengerin papa kan?"

Papanya terus berbicara panjang lebar meski tak mendapat respon dari anaknya. Merasa kesal sang papa menepikan mobilnya dan memandang putrinya.

"Carellya lihat papa."

Suara lembut sang papa akhirnya mampu membuat Carellya mengesampingkan egonya dan berbalik memandang sang papa.

"Papa minta maaf karena terlambat menjemput kamu.. percayalah, itu sebuah ketidaksengajaan."

"Kamu mengertikan sayang?"

Carellya mengangguk pelan, namun kepalanya masih ia tundukkan seolah takut untuk memandang mata sang papa. Ah lebih tepatnya malu, yah dia malu.

Bukankah dia pernah mengatakan pada sang papa jika dia ingin berubah dari gadis kecil ke remaja? Bukankah ia juga ingin bersifat dewasa?

Lalu apa yang dia lakukan sekarang? Dia bahkan mendiami sang papa hanya karena papanya telat menjemput. Apakah itu suatu bentuk kedewasaan?

"Papa maafin Carell ya.."

Sang papa tersenyum sembari mengelus lembut kedua pipi putrinya. Senyuman manis sang papa yang tergambar hingga kematanya.

Yah, papanya tampan meski usianya sudah menginjak hampir 36 tahun. Cukup tua untuk tetap terlihat tampan bukan? Apalagi untuk memiliki seorang putri berusia 14 tahun.

Ya karena dirinya menikah diusia yang sangat muda membuatnya memiliki anak yang hanya berjarak kurang lebih 20 tahun darinya. Dirinya menikah di usia yang masih sangat muda yaitu 20 tahun.

"Papa maafin, lain kali Charrel jangan gini lagi ya? Jangan diamkan papa lagi okey?"

Charrel tersenyum untuk kemudian mengangguk mantap. Ia kemudian mengngkat kepalanya hingga berakhir menatap sang papa. Ia kemudian memeluk papanya dari samping.

"Charrel sayang papa."

****

Siang ini Charrel memutuskan untuk membuat kejutan dengan menyusul papanya ke kampus tempat sang papa mengajar. Ia sengaja tidak menelfon papa untuk dijemput karena dirinya ingin membuktikan dia sudah besar dan bisa menyusul papanya sendiri.

Charrel juga sudah hafal letak kantor sang papa karena memang papanya menuliskan alamat kantornya dinote yang selalu dibawa Charrel kemanapun ia pergi.

"Ini ongkosnya pak." Charrel memberikan dua lembar duit dua puluh ribuan dan kemudian berjalan santai memasuki gedung kampus sang papa.

Ia menyusuri kampus yang cukup besar itu. Kaki kecilnya melangkah perlahan dan kepalanya menoleh ke kiri dan kanan sembari memperhatikan petunjuk tentang keberadaan sang papa.

My Famous PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang