Dari ujung lorong kelas XI UPW.1, tampak duduk seorang cowok tampan yang sedang memerhatikan kerumunan ditengan lapangan basket.
Entah apa yang sedang dipikirkan olehnya. Jari jari tangannya menyapu wajah tampannya itu.
"Gue gak mungkin minta bantuan lo terus ndra" batin cowok itu sambil menendang angin yang tak tampak itu.
"Gue harus apa?" Lanjutnya sambil beranjak dari duduknya.
Mengacak ngacak rambutnya, mutar mutar ditempat, entah apa yang dia lakukan.
Seorang wanita cantik datang menghampiri dia terengah engah karna berlari.
"Angga" panggil nya yang masih mengatur nafas.
"Andra, lo kenapa sih?" Tanya angga.
"Aku mau bilang, kalo sahabat kamu Arnold itu lagi berdebat sama saudara aku Syifa" jelas andra.
"Berdebat? Maksud lo mereka ribut lagi?" Tanya Angga.
"Iya" jawabnya singkat.
"Dimana mereka sekarang?"
"Itu" tunjuknya kearah kerumuman lapangan basket. "Mereka disana" lanjutnya.
"Kebiasaan" ujarnya yang kemudian pergi.
~~~~~
"Minggir" ujar singkat angga setelah sampai dikerumunan tersebut.
Semua murid yang mendengar suara angga langsung membuka jalan untuk angga.
Sekarang angga berada ditengah tengah Syifa dan Arnold.
"Kapan selesainya? Kapan berhentinya? Kalo belum selesai gue tungguin" ujar angga yang emosi.
Syifa dan Arnold yang mendengar suara angga hanya terdiam. Menunduk. Tampa berkata apapun
Syifa dan Arnold hanya saling bertatap tatapan sinis.
"Gue capek Nold, gue gak tau harus buat apa lagi sama kalian berdua. Apa harus gue kasih tau guru? Kan selama ini guru gak ada yang tau" lanjut angga.
"Kamu gak perlu emosi ngga" ujar andra dari belakang kerumunan.
Semua yang mendengar ucapan andra langsung melihat kearahnya.
"Kamu ngomong baik baik sama sahabat kamu, aku ngomong baik baik sama saudara aku" ujarnya sambil berjalan ketempat syifa.
"Oke, awas kalo lo gak bisa buat saudara lo ini gak rusuh lagi yah" ujar angga dengan nada mengancam
"Lo gak perlu ngancam sodara gue, teman lo aja yang rusuh" bela syifa.
"Ehh, lo diam aja, gak usah ngelak gitu. Jelas jelas lo yang cari masalah duluan" ujar Arnold.
"Udahhh. Gak perlu ribut kalik" teriak angga dengan emosi.
"Masalahnya apa?" Tanya andra singkat.
"Sodara lo gak nepatin janjinya" jawab singkat arnold.
"Janji? Janji apa?"
"Ini orang" ujar arnold sambil menunjuk syifa "sama sodara lo yang pendek itu, udah ingkar janjinya" jelas arnold.
"Lo gak perlu nunjuk nunjuk syifa" ujar andra yang mulai emosi "apa janjinya?" Lanjutnya.
"Mereka nantangin gue ama bastian main basket, tapi, mereka malah kabur" jelasnya
"Syapa yang kabur?" Bentak syifa.
"Lo sama si pendek, el"
"Lo gak perlu ngejekin el" bentak andra.
"Udah, kok malah ikutan berdebat sih Ndra" sela angga.
Sesaat kemudian suasana hening. Dan kepala sekolah datang dengan beberapa guru.
"Ada apa ini?" Tanya kepsek dengan nada yang sangar yang membuat mereka semua mati kutu.
"Gak kenapa napa kok pak" ujar angga.
"Benar gak papa?" Tanya bu sesil guru mata pelajaran B. Inggris.
"Bener buk, pak, emangnya kenapa?" Tanya andra.
"Gak papa, kenapa kalian rame rame disini?" Tanya pak kepsek.
"Kami mau main basket pak" jawab arnold dengan cekatan.
"Ooohhh" jawab guru dengan serentak.
"Yah sudah kita kembali keruangan masing masing" ujar pak kepsek.
Beberapa menit kemudian guru guru dan kepsek tadi pergi.
"Siapa yang ngadu?" Tanya angga.
"Gak ada yang ngadu angga" jawab andra. "Tadi guru kesini karna dia ngelihat keributan. Bukan karna ada yang ngadu" jelas andra.
"Mending sekarang kita bubar" ujar angga "bubar, bubar, bubar" teriaknya.
*Terima kasih buat yang udah mau baca dan juga nge follow aku yahhh.♥
*lanjutkan terus bacanya, jangan sampai ketinggalan bacanya.
*Nantikan cerita cerita lanjutnya.
*comen guys biar nambah semangattt
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Keluarga
RomanceSemenjak Mimom nikah dengan Deddy, aku dan Manda selalu dianggap asing dengan kedua anak deddy, yaitu Syifa dan Elina. Tapi mereka berdua tidak pernah bersikap kasar denganku dan juga Manda. suatu ketika Elina mulai bisa menerima keberadaan k...