chapter 10

22 0 0
                                    

"Assalamualaikum" salam deddy yang datang. "Loh kok kalian" ujar deddy yang kaget ketika melihat anak anaknya.

"Iya kita lah ded. Jadi siapa lagi?" Heran el.

"Angganya mana?" Tanya deddy yang kemudian celingak celinguk.

"Dia udah pulang" jawab syifa.

"Loh kok pulang sih? Katanya dia mau jaga andra" heran deddy.

"Tadi disuruh el pulang deddy" ujar syifa.

"Kok lo bilang gue sihh" ujar el melotot kepada syifa."gak usah jujur jujur kali dong syif" lanjut el.

"El" panggil deddy "kenapa kamu suruh angga pulang?" Tanya deddy.

"Deddy, dengerin penjelasan el dulu" ujar el mendekat kepada deddynya. "Hari ini angga itu harus sekolah. Jadi el suruh dia pulang untuk berangkat kesekolah" jelas el.

"Bukan cuma angga yang sekolah" ujar deddy terhenti "kalian juga harus kesekolah" lanjut deddy menunjuk mereka bertiga.

"Deddy. Manda juga kena?" Tanya manda.

"Iya lah. Kalian udah pada pake baju sekolah masa gak kesekolah. Tadi pamitnya sama mimom apa?"

"Kesekolah "jawab ketiganya dengan serentak.

"Hah. Kesekolahkan. Ya udah sana kesekolah"

"Tapi deddy" ujar manda yang tidak menyetujui ucapan deddy melirik andra

"Gak usah kawatir man. Andra juga anak deddy, pasti deddy jagain dia" jawab deddy yang mengetahui maksud manda.

"Yaudah sana. Berangkat, nanti telat baru tau rasa" ledek deddy.

"Ya udah kita berangkat deddy" ujar syifa

"Assalamualaikum" salam mereka bertiga.

"Walaikum mussalam" jawab deddy.

*****

   Angga berjalan sendirian dilorong sekolahnya. Menunduk, sambil menangisi keadaan andra.

"Maaf" ucapnya.

"Maafin gue ndra" ucapnya lagi.

"Gue gak bisa ngejagain lo" ujarnya menyalahkan dirinya.

"Gue gak pantas jadi sahabat lo"

"Seharusnya lo gak boleh jadi sahabat gue"

"Karna, karna gue gak bisa ngejagain lo" ujarnya menyekat air mata.

"Sekarang. Gue gak tau, apakah gue masih pantas jadi sahabat lo lagi?"

"Gue malu ndra. Gue malu, karna gue gak bisa ngejagain lo dari mara bahaya"

"Gue takut, kalo lo masih dekat sama gue, nanti lo celaka lagi".

   Angga tidak menyadari bahwa dia dipanggil oleh bastian. Karna dia masih bersedih.

"Angga" teriak bastian sambil memukul kencang bahu angga. Reaksi angga sangat terkejut.

"Lo parah yahh begok. Gue kaget,gak ada lagi otak lo yah" ujar angga yang sepontan dia ucapkan.

"Ya ampun" manyun bastian "kasar banget omongan lo ngga" ujar bastian sedih

"Maaf. Gue reflek" pintah angga.

"Iya." Jawab bastian "emang lo kenapa sih?" Tanyanya.

"Gak papa kok" ujar angga menutupi.

"Gue tau lo bohong ngga, jujur deh sama gue" manyun bastian yang kecewa.

"Bas, lo merajuk?" Tanya datar angga.

"Gue sakit hati ngga, segitu gak percayanya lo sama gue" ujar bastian yang makin merajuk.

"Bas... bukan kaya gitu loh. Gue gak mau aja lo juga khawatir" ucap angga membujuk bastian.

"Udah lah" ujar bastian mengibas tangan angga.

"Oke gue kasih tau" teriak angga.

   Bastian memberhentikan langkahnya. Dia membalikkan badannya.

"Ya udah lo cerita sekarang" ujar bastian yang bahagia.

"Bas, lo gak tau sekarang gue itu lagi sedih banget" ujar angga yang memulai ceritanya.

"Gara gara apa?"

"Karna gue, hidup andra dalam bahaya. Hidupnya antar hidup dan mati, bas" ujarnya.

"Whattt" teriak arnold.

"Gue ngerasa bersalah banget bas. Seharusnya andra gak nyelamatin gue" air mata angga udah perlahan menetes.

"Lo gak usah nangis broo. lo laki, gak boleh cengeng" bujuk bastian

"Gue bukannya nangis, gue sedih bas. Gue takut andra kenapa napa"

"Lo berdoa bro, supaya andra baik baik aja" ujar bastian menyemangatin angga. "Emangnya andra kenapa sih?" Lanjut bastian bertanya.

"Gue takut kalo nantinya andra capek untuk berjuang bas. Gue gak mau kehilangan sahabat gue" teriak angga pada angin

"Lo pikir, andra sahabat lo aja ha?" Bastian balik teriak "gue juga mau andra itu sehat sehat aja, gue juga mau kalo dia selamat dalam kondisinya yang kek gini" ujar bastian memelankan suaranya."lo jawab gue, andra kenapa?"

   Angga tetap terdiam, dia memilih untuk diam.

"Kenapa lo diam? Lo gak bisa ngomong lagi? Angga, asal lo tau, sebelum andra jadi sahabat lo, dia udah jadi sahabat gue dulu. Gue tau dia seperti apa, dia adalah orang yang kuat. Dia tidak mengenal yang namanya menyerah. Gue mau lo gak boleh ngomong hal buruk lagi tentang keadaanya" teriak bastian.

"Gue tau dia juga sahabat lo" angga diam. "Gara gara dia nyelamatin gue, dia ketabrak bas. Sekarang andra keritis dirumah sakit" jelas bastian.

Bastian yang mendengar ucapan angga terdiam. Melongok. Tak berkutip sedikit pun. Dan akhirnya dia menggelengkan kepalanya. "Lo bilang apa ngga? Gak mungin kan, pasti lo becanda. Angga" teriak bastian.

"Untuk apa gue becanda" jawab angga yang juga ikut teriak "masalah ini gue gak mungkin becanda bas" angga terdiam. Melemas terduduk.

"Pasti dia ngelakuin ini karna hal itu" duga bastian "karna itu dia ngelakuin ini" teriak bastian.

"Maksud lo?" Tanya angga heran.

"Lo gak tau kan ngga. Kenapa andra ngelakuin ini semua ke elo?" Tanya bastian sedikit berteriak.

"Gue gak tau. Sekarang lo kasih tau sama gue" pintah angga "cepat bas" teriaknya.

"Dia ngelakuin ini karna dia itu......'"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta KeluargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang