Kamu menyerupai sebuah luka dalam yang aku tidak pernah tahu bagaimana cara untuk menyembuhkannya.
Kamu bagaikan duri yang menembus diriku, memberikan luka yang terasa sakit namun membuat diriku merasa sesuatu yang berbeda dari luka itu.
Kamu bagaikan sebuah benda yang aku sembunyikan, namun tidak pernah aku ketahui wujudnya.
Dan kamu... yang selalu membuat hati ini terluka, namun tetap bertahan untuk dirimu yang bahkan tidak pernah mau menghargai bagaimana hati ini berjuang untukmu.
***
MATAHARI menyembul dengan malu dari balik awan mendung yang menggantung di langit. Kenya yang baru saja menyelesaikan ritual paginya segera turun ke lantai satu untuk sarapan pagi. Saat kakinya tepat menginjak anak tangga terakhir, matanya menyusuri sekelilingnya.
Sepi, tidak ada tanda kehidupan di sana. Kenya seperti merasa tinggal sendirian di rumah besar ini. Walaupun Kenya tahu jika ada pembantu, tukang kebun, dan satpam yang tinggal di rumah ini bersamanya, tapi hal itu tak urung untuk membuat Kenya merasa sendiri.
Berjalan menuju ruang makan yang berada di sisi kiri ruangan, Kenya melirik pada meja makan yang terlihat tidak ada seorang pun duduk di sana. Sekelebatan tentang masa lalunya di mana dia dan kedua orangtuanya duduk di sana untuk menjalankan ritual sarapan pagi bersama membuat dadanya terasa sesak.
Tanpa sadar mata indah itu berkaca-kaca, mengingat bagaimana sekarang dirinya yang tidak pernah lagi merasakan hal itu.
Mengatur nafasnya yang terasa sesak, akhirnya Kenya berjalan menuju meja makan. Gadis itu duduk di salah satu kursi, mengambil selembar roti tawar dan menyantapnya dengan kesunyian menyelimuti.
***
Kenya tidak tahu apa yang membuat dirinya terkena sial hari ini, namun yang pasti hal itu sudah membuat pagi Kenya menjadi berantakan. Mengingat baru saja dirinya menjejakkan kakinya di sekolah, kedatangannya sudah di sambut oleh Bima yang sedang sibuk memberantaki mejanya.
Kenya menatap dengan mata melotot ketika melihat mejanya berantakan dengan berbagai macam kertas, buku, juga alat tulis yang berpencar di atas mejanya.
"Dia ngapain sih?" tanya Fani yang sudah berdiri di belakang Kenya. Mendengar pertanyaan itu Kenya sontak berjengkit kaget, karena tidak tahu jika ada Fani yang sudah berdiri di belakangnya.
"Bisa nggak sih, lo nggak usah ngagetin kayak gitu?" tanya Kenya dengan nada sedikit ketus. Gadis itu menoleh pada Fani yang hanya memberikan cengiran bodohnya, kemudian kembali terfokus pada Bima yang masih sibuk ngorek-ngorek sesuatu di tasnya.
Kenya yang masih mangkel karena melihat mejanya berantakan akhirnya berjalan mendekat, gadis itu menaruh tasnya di atas kursi—cukup kencang, hampir seperti membanting—membuat Bima yang sedang fokus pada tasnya kini mendongak, menatap Kenya sekilas sebelum akhirnya kembali fokus pada hal yang dikerjakannya.
"Sori... bisa nggak lo beresin semuanya? Gue mau belajar," ucap Kenya sembari melirik pada mejanya.
Bima kembali mendongak, melihat sekilas pada Kenya, kemudian melirik meja yang terlihat berantakan karena ulahnya. "Iya... bentar," gumam Bima cuek.
Kenya terdiam melihat Bima yang akhirnya mulai merapihkan mejanya. Tidak membutuhkan waktu lama untuk Bima membersihkannya. Dalam sekejap meja mereka sudah kembali terlihat rapih—tanpa ada kertas-kertas, atau barang apapun yang berantakan di sana.
"Makasih..." lirih Kenya sembari melirik Bima yang hanya membalas jawabannya dengan sebuah gerakan kecil pada bahunya.
Kenya kemudian mengeluarkan beberapa buku pelajarannya, gadis itu mulai tenggelam dalam buku-buku pelajaran yang ada di atas mejanya. Kenya sendiri memang sengaja mengulangi pelajaran yang kemarin dia pelajari, karena dirinya mendapat info jika ada tiga mata pelajaraan yang akan mengadakan ulangan dadakan hari ini dan dia wajib mempersiapkan dirinya untuk ulangan tersebut—walau Kenya sendiri sadar, tanpa belajar lagi pun dirinya sudah bisa memastikan jika ia dapat menjawab semua jawaban ulangan nanti. Tapi, sekali lagi, Kenya hanya berjaga-jaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Attention
Teen FictionDia yang tidak pernah memberikan perhatian terhadap apapun di dalam hidupnya, kini berubah menjadi seseorang yang berhati-hati dan memperhatikan apapun yang terjadi dalam hidupnya. Termasuk memperhatikan orang baru yang masuk ke dalam kehidupannya d...