T.A Chapter II - Two Stones

4.7K 743 83
                                    

T.A Chapter II - Two Stones

Pict: Baby Arte 😍

◆◆◆

Empat Bulan Kemudian...

Sentuhan tangan mungil lembut itu membangunkan dirinya. Mengerjabkan matanya, Minerva langsung saja memberikan senyum pada bayi perempuannya yang tengah tengkurap sambil memainkan wajahnya.

“Pagi, sayang.” sapa Minerva yang dibalas dengan gerakan tangan dari Artemis. “Kau tahu. Mam bersyukur sekali kau lebih banyak mewarisi gen Tsujiyama dan Minamiya daripada gen laki-laki itu. Walaupun, golongan darahmu tidak sama dengan Mam.”

“Oke, Baby Arte. Sudah waktunya kita mandi. Hari ini Mam harus kembali bekerja, mengurus banyak pasien yang antri menumpuk.”

Kehidupan rumah besar Tsujiyama itu telah berubah menjadi jauh lebih baik. Tidak ada teriakkan yang pernah Minerva dengar sewaktu kecil dulu dan juga tidak ada kehampaan seperti saat Minerva remaja.

“Pagi Ayah, Pagi Ibu.” sapa Minerva mengambil duduk ditempat biasanya dengan Artemis dipangkuannya.

“Mulai masuk kerja, Min?” tanya Rinka memastikan.

“Seperti itu. Cutiku sudah habis dan banyak pasienku bertanya kapan aku kembali.”

“Ah ya, Bu. Nanti Joanna akan ke sini. Dia ingin menengok Artemis. Tolong nanti siang jangan ajak Artemis berbelanja, ya.”

“Joanna itu, menganggu acara berbelanja Ibu dengan Artemis, Yupiter dan Yuno saja. Padahal kalau berbelanja dengan mereka bertiga, Ibu tidak bisa mempunyai waktu lama. Jadi, harus sesering mungkin. Sedikit tetapi sering.”

“Nanti kalau Joanna ke sini minta saja pertanggungjawaban dengan Dior dan Fendi terbaru.”

◆◆◆

Ketukan black pumps heels miliknya membuat beberapa pasang mata tertuju padanya. Senyum kecil mengembang dari bibir merah miliknya.

“Dokter Tsujiyama benar-benar praktik hari ini?”

“Aku sudah mengabarimu kan, Mia?”

“Saya pikir Dokter hanya bercanda dan Dokter masih ingin bermain-main dengan Baby Arte.”

“Tidak. Aku sudah terlalu lama meninggalkan pasienku. Hari ini aku punya berapa pasien kontrol?”

“Ada sekitar dua puluh lima orang, Dok. Itu pun saya sudah katakan bahwa ada kemungkinan Dokter Tsujiyama membatalkan praktiknya.”

“Jadi, total pasiennya?”

“Dua puluh orang, Dok.”

“Seperti biasa, Mia. Jam sepuluh pagi.”

“Baik, Dok.”

Minerva berjalan lurus ke arah ruangannya, sementara Mia berbelok di koridor sebelah kanan untuk mengambil daftar pasien yang akan kontrol dengan Minerva.

“Jika keadaan semakin memburuk hanya ada satu pilihan, Tuan Takahashi. Mengeluarkan janinnya. Kita tidak akan tahu kapan Nona Akahami terbangun dari komanya. Mengetahui bahwa bayinya masih selamat sejauh ini setelah insiden kecelakaan dan kebakaran itu saja merupakan suatu keajaiban.”

Minerva menghentikan langkahnya. Telinganya yang tajam menangkap suara yang berasal dari dalam ruangan Dokter Shibasaki di sebelahnya yang sedikit terbuka. Terlebih rasa penasaran semakin tinggi begitu nama keluarga Takahashi dan Akahami terdengar oleh telinganya.

“Mengeluarkan janinnya yang masih berusia lima bulan, itu artinya janinnya tidak akan selamat, bukan?”

“Benar. Terlebih kondisi janin itu sudah terlalu lemah.”

The AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang