Tujuh

135 12 0
                                    

Abellia merasa bersalah. Ia tidak bisa memungkiri bahwa dirinya merasa bersalah karena sepertinya ia membuat klien besar mereka, tuan McCourtney yang terhormat marah. Dan dia benci rasa bersalah pada pria itu.

Minggu malam setelah pria itu tiba-tiba menghubunginya yang dibalas Abellia dengan sikap cuek, sampai hari ini pria itu tidak pernah lagi menghubunginya. Bahkan pria itu tidak pernah hadir dalam rapat pembahasan proyek yang di jadwalkan sejak hari selasa, namun sampai hari ini pria itu tidak datang sehingga pertemuan mereka kembali harus dijadwal ulang.

Abellia memutar otaknya untuk mencari cara agar dirinya bisa meminta maaf tanpa harus bicara secara langsung pada pria itu. Dan ia menemukannya.

Berhubung pria itu mendengar percakapannya tentang membuatkan Wildan kue, Abellia pikir dengan mengirimkan pria itu kue ke kantornya bisa mewakili permintaan maafnya.

Ingatannya dengan tidak tahu diri memutar memori bertahun-tahun lalu dan menemukan kue kesukaan pria itu. Hal itu membuatnya sebal harus kembali mengetahui setiap detail pria itu, tapi tak urung dirinya mengambil bahan-bahan untuk membuat cheese cake.

Baiklah, cukup sampai ia mengetahui kue kesukaan pria itu. Ia tidak ingin bertemu dengan pria itu lagi saat memberikannya dan mempermalukan dirinya sendiri.

Datang ke gedung kantor sementara pria itu, menitipkan kuenya pada front desk, lalu segera pergi. Itulah rencananya, pada awalnya.

Tapi sepertinya dewi fortuna sedang tidak memihak padanya, karena rencananya gagal total.

Setelah sampai di Dirmaga Tower lantai tiga puluh satu, tempat kantor sementara McCourtney, resepsionisnya berkata pria itu dengan brengseknya tidak ada dikantor. Dan wanita dengan cepol tinggi itu menolak titipan kue Abellia karena yang mulia tuan besar Davon McCourtney tidak akan kembali sampai hari sabtu. Yang lebih membuat kepala Abellia panas adalah ketika wanita itu dengan terang-terangan memandang remeh dirinya. Bahkan sepertinya ia benar-benar mengganggap "Abellia Wanders dari Spectrum Architecture" sebagai lelucon.

"Perusahaan arsitektur mengirim sebuah kue? Kepada Pak Davon McCourtney secara personal? Anda yakin itu bukan keinginan anda sendiri? Apa anda takut Pak Devon tidak mengenali anda sehingga anda membawa nama perushaan tempat anda bekerja?" Kata wanita itu dengan sinisnya.

Cukup! Abellia sudah sadar diri untuk tidak mendekati pria itu. Membawa nama Spectrum Architecture bukan untuk dikenang pria itu, ia hanya tidak ingin citra perusahaannya jelek akibat masalah personalnya.

"Apa setelah ini anda akan mengatakan bahwa anda tunangannya?"

Baiklah, wanita itu sepertinya tidak menangkap apapun ketika dirinya yang hanya diam menahan emosinya.

"Jika pria itu tidak ada disini, jadi dimana pria itu berada sekarang? Karena sepertinya kue ini tidak akan bertahan lama jika ada di tanganmu."

"Saya tidak bisa memberi tahu anda, seperti yang sudah saya katakan tadi beliau ada urusan pribadi dan anda..."

"Bisa kamu telepon saja pria itu dan katakan 'Abellia Wanders dari Spectrum Architecture sedang mencarinya'? Hanya telepon pria itu! Jika pria itu tidak memperdulikannya, fine, saya akan pulang!" Kata Abellia menahan agar tidak mendesis.

Perlu berdebat beberapa saat sampai wanita itu akhirnya menyerah dan dengan malas menghubungi atasannya.

Dan wajah resepsionis itu berubah pucat ketika teleponnya akhirnya tersambung setelah tiga kali mencoba dengan orang di seberang sana.

Buru-buru setelah ia kembali meletakkan teleponnya, resepsionis itu mengangguk hormat dan mengumankan kata maaf berkali-kali.

"Maaf saya tidak tahu Nona Wanders. Tuan McCourtney ingin anda sendiri yang mengantarkan kue tersebut ke kediamannya. Beliau juga berpesan agar anda pergi bersama supir beliau kesana."

"Mari saya antar."

Abellia merasa bingung harus merasa apa sekarang. Ia seperti memenangkan perdebatan dengan wanita itu, tapi ia tidak merasa senang sama sekali. Pada akhirnya tanpa sadar ia memilih untuk menemui orang yang paling tidak ingin ditemuinya secara hidup-hidup.

Dalam hati ia merutuki pilihannya sendiri. Harusnya dari tadi ia memilih mendengarkan resepsionis bercepol tinggi itu dan pergi dari sana selagi bisa. Harusnya ia masih bisa menikmati waktu santai sore harinya bukannya malah membahayakan nyawanya dengan bertemu pria itu.

"Tapi saya bawa mobil." Kata Abellia yang ingat bahwa dia kesini mengendarai mobilnya sendiri.

"Pak McCourtney berpesan jika anda bawa kendaraan, anda bisa menitipkannya disini. Supir pribadi beliau sendiri yang akan mengantarkan anda."

"Mengantarkan saya ke apartemennya?"

"Bukan, tapi rumah beliau."

Abellia mengerutkan keningnya, "Rumahnya yang bukan apartemennya? Bisa saya minta alamatnya saja jadi saya bisa pergi kesana sendiri?"

Wanita itu menggeleng, "Maaf Nona Wanders, saya tidak bisa. Mari saya antarkan anda."

Mau bagaimana lagi, pikirnya. Sudah terlanjur pria itu tahu bahwa dirinya datang dan mengantarkan kue, akan lebih memalukan lagi jika dirinya lari dari keadaan ini.

We Were StrangersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang