BAB 11

32.4K 1.4K 24
                                    

Nissa mengangguk saat Zian menyodorkannya beberapa cincin yang nantikan akan menjadi cincin pernikahannya dengan Zian.

" Bagaimana menurutmu? Cantik, bukan?"

Nissa tersenyum, " Cantik. Kita ambil yang ini saja, ya?"

Zian tersenyum lembut, " Baiklah.." Zian menatap sekilas cincin ditangannya, " Ambil yang ini ya, Mbak.." ucapnya pada pegawai toko. Pegawai toko itu tersenyum lalu segera membungkus pesanan Zian dan Nissa.

" Terimakasih.." ucap Zian sembari mengambil bungkusan, " Ayo! Kita mau kemana lagi hari ini?" tanya Zian pada Nissa yang sedang melangkah disampingnya.

" Bisakah kita sudahi dulu, aku merasa tidak enak badan, Mas.."

Raut wajah Zian berubah cemas, " Ya. Kau terlihat pucat, Nissa.."

Nissa mengangguk lemah. Ia tidak tahu apa yang terjadi dengannya. Tubuhnya akhir – akhir ini gampang lelah, sering mengantuk. Apa tingkat stressnya meningkat?

Keduanya masuk ke dalam mobil dan Zian melajukan mobilnya perlahan menuju kediaman Nissa.

Nissa seakan di hipnotis, ia menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi lalu matanya terpejam.

******

Nissa membuka mata perlahan saat merasakan bahunya di goyang pelan, ia megerang pelan dan membuka mata sepenuhnya, " Mas Zian?"

" Akhirnya kau bangun juga.. Kupikir aku harus membangunkanmu.." ujar Zian.

Nissa menegangkan tubuhnya, namun tiba – tiba perutnya terasa sangat nyeri, sebelah tanganya menyentuh perutnya raut wajahnya berubah seketika.

" Nissa, kamu kenapa? Perutmu sakit?"

" Nissa tidak tahu, Mas.. Tapi rasanya sangat sakit.."

" Kita kerumah sakit ya? Aku akan putar balik.."

Nissa menjawab dengan anggukan.

Kenapa sakit sekali, apa yang terjadi? Sebelah tangan Nissa bahkan mencengkram erat tali tasnya.

" Mas Zian.." lirih Nissa menahan sakit.

Kepala Zian menoleh sekilas kearah Nissa, " Tahan sebentar ya?"

******

Beberapa menit kemudian, Zian dengan sigap menggendong Nissa masuk kedalam ruang IGD. Raut wajah Zian menegang lalu menatap kedua tangannya yang basah akan darah saat ia menggendong Nissa.

" Apa yang terjadi Nissa?" lirih Zian didepan pintu IGD.

Ia mondar – mandir sembari menunggu dokter yang menangani Nissa. Tak lama kemudian seorang perempuan muda keluar.

" Bagaimana dokter? Nissa baik – baik saja, bukan?"

" Kami akan memindahannya keruang rawat, istri Anda harus bedrest karena kondisi kandungannya yang sangat lemah.."

Tubuh Zian lemas seketika mendengar penuturan dokter, Nissa hamil..

Nissa hamil..

******

Mata Nissa terbuka secara perlahan mendapati wajah Malik menatapnya dengan raut wajah khawatir. Malik? Pikir Nissa.

" Malik.." panggil Nissa lirih.

" Kamu sudah sadar? Syukurlah.."

Mata Nissa mengerjap beberapa kali, bukan wajah Malik yang didepannya, melainkan wajah Zian yang menatapnya dengan khawatir.

SWEET PASSION [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang