Satpam
Kumis mu tebal lambang kebijaksanaan
Badan mu tegap tinggi menantang
MATA mu hitam gelap menusuk
Menjaga sekolah semalam suntuk
Memakai seragam kebanggaan
Menyampirkan topi yang kebesaran
Membawa tongkat keadilan
Untuk membekuk kejahatan
Satpam
Oh satpam
Berjalan kesana-kemari menjaga sekolah
Tak kenal waktu engkau bekerja
Tukang ojek menemanimu di kala siang
Dedemit setan bermain dengan mu di kala malam
Menyeruput kopi hitam pahit penuh nikmat
Tersenyum manis menatap jalan depan sekolah
Semua siswa beserta guru menangis menikmati puisi yang dikarang dan dibawakan Otong. Puisi yang mencocol hati pendengarnya itu bercerita tentang seorang penunggu sekolah yang di sebut sebagai satpam. Yang menjaga keamanan dan ketenteraman sekolah agar guru dan siswa bisa nyaman di dalam nya.
Otong tetap berdiri kebingungan di depan kelas melihat teman-teman beserta guru nya yang menangis penuh riang di kelas itu. Tangisan mereka semakin menjadi ketika melihat wajah Otong yang (bisa dibilang) cukup jelek yang bingung tidak karuan menahan gejolak (cinta) rasa ingin tahu nya yang tersimpan di dalam dada nya yang mem busung (lapar).
Otong pun bernafas dalam-dalam dan berteriak dengan lantang hingga seluruh penjuru kelas 3 SD Sukasari itu mendengar suara Otong, "Bu guru, kawan-kawan! Kalian kenapa?!"
"Otong, puisi kamu benar-benar menyentuh hati. Bu guru tak kuasa menahan air mata yang sejak tadi ingin keluar nak. Puisi kamu bagus sekali, bahkan selama ini bu guru tidak pernah memikirkan jasa satpam yang sangat-sangat mulia itu nak." jawab bu guru sambil menangis riang.
Namun di lain sisi beberapa teman Otong menangis sambil bertanya kepada teman lain nya yang juga sedang menangis pula, "Eh kamu ngapain nangis?" "Nggak tahu tuh bu guru nangis yang lain juga pada nangis, ya udah aku ikut nangis aja." Tangisan mereka pun semakin menjadi.
Melihat keadaan yang genting ini, Otong tak tahu apa yang harus ia perbuat untuk menyelesaikan masalah yang pelik ini. Jantung nya berdegup kencang seperti genderang mau perang. Otak nya beku, badan nya berkeringat, kaki nya gemetaran. Lalu setelah beberapa saat ia blank, kelas menjadi sunyi dan semua diam membeku. Tak ada seseorang pun yang bersuara. Suasana diam mencekam menyelubungi kelas ini.
.
.
.
.
Lalu
.
.
.
Otong menangis sejadi-jadi nya!!
Tangisan nya membuat semua penghuni kelas itu menangis lagi. Tangisan pecah tak karuan. Keadaan menjadi berantakan. Semua menangis saling sahut-menyahut tangisan-tangisan yang lain.
Namun, yang tak kalah seru malah berasal dari Otong. Ia menangis paling lantang hingga suaranya terdengar seperti gajah yang sedang melahirkan. Suara nya menggema di seluruh sekolah itu. Hingga pada akhirnya kelas itu menjadi becek akibat air mata yang meraja-lela tumpeh-tumpeh dari mata (kaki) setiap siswa. Dan nahas, seorang siswa dijalankan (bukan dilarikan) ke UGD akibat pendarahan di lutut yang menyebabkan kanker lutut gara-gara terpeleset genangan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coretan Sekolah
Teen FictionSekolah itu ibarat mengendarai sepeda yang terbakar di jalan yang terbakar dan engkau pun terbakar di neraka.